Sunday, October 30, 2016

Masjid Al Falah Kepulauan Yapen Papua

Foto bersama Dandim 1709/YAWA sesaat setelah peresmian Masjid Al-Falah

Masjid Al-Falah Merupakan salah satu masjid yang berada di Kabupaten kepulauan Yapen provinsi Papua. Masjid ini berada di dalam Komplek Komando Distrik Militer 1709/YAWA. Merujuk kepada data kementrian Agama, Masjid ini dibangun tahun 1995 dengan luas 456 meter persegi berdiri di atas lahan seluas 817 meter persegi.

Lokasi Masjid Al-Falah
Kompleks Makodim 1709 Yawa
Jln. Maluku, Serui, Yapen Selatan
Kab. Kepulauan Yapen, Papua


Tahun 2016 masjid ini telah selesai dilakukan renovasi dan diresmikan pada tanggal 19 April 2016 oleh Komandan Kodim (Dandim) 1709/Yawa Letkol Inf Tamimi Hendra Kesuma. Dana Renovasi masjid ini seluruhnya berasal dari dana swadaya keluarga besar kodim 1709/Yawa dan dari para donatur. Sedangakan proses renovasinya dilakukan oleh para Prajurit Kodim 1709/Yawa yang bahu-membahu merenovasi bangunan Masjid yang lama sehingga menjadi lebih baik.

Hadir dalam peresmian masjid itu Letkol Inf Sat Ari Wibowo selaku perwira menengah TNI yang akan menjabat Dandim 1709/Yawa menggantikan Letkol Tamimi. Hadir pula para perwira staf, Ketua Persit Kodim 1709/Yawa Dewi Tamimi beserta pengurus persit lainnya, para prajurit TNI serta para tamu undangan dari MUI, Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Yapen, serta warga setempat.

Dalam sambutannya, Letkol Tamimi mengatakan, hendaknya menjadikan masjid itu sebagai sarana pembinaan akhlaq prajurit Kodim 1709/Yawa dan masyarakat Kabupaten Kepulauan Yapen. Dan Menurut dia, Masjid Al Falah itu merupakan sarana bagi prajurit dan warga setempat untuk beribadah kepada Allah SWT.***

--------------

Baca Juga



Saturday, October 29, 2016

Masjid Agung Baiturrahman Wamena

KHAS MASJID YAMP. Masjid Agung Baiturrahman di Wamena ini dibangun oleh Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila sekitar tahun 1969 dengan ciri khas masjid YAMP yakni bangunan masjid tradisional khas Indonesia dengan atap limas bersusun tiga.

Masjid Agung Baiturrahman Wamena awalnya merupakan salah satu masjid yang dibangun oleh Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila (YAMP) di masa pemerintahan Pak Harto sekitar tahun 1969. Pembangunan masjid ini sebagai bagian dari proyek pembangunan masjid di daerah daerah terpencil. Pada saat pembangunannya bahan material baja untuk masjid ini bahkan diterbangkan dengan pesawat Hercules dari Jayapura ke Wamena, ibukota kabupaten Jayawijaya.

Alamat Masjid Agung Baiturrahman Wamena
Jl. Yos Sudarso, Wamena Kota
Wamena, Kabupaten Jayawijaya
Papua Pegunungan 99511


Masjid Agung Baiturrahman wamena letaknya bersebelahan dengan kantor Bupati Jayawijaya. Disekitar masjid telah berdiri TKIT Yapis, SMP Yapis, SMK Yapis, dan Kampus Universitas Yapis. Masjid Agung Baiturrahman ini bukanlah satu satunya masjid di pusat kota Wamena, masih ada dua masjid lainnya yakni Masjid Nurul Hidayah, dan Masjid Al-Ikhlas.

Masjid Nurul Hidayah terletak di komplek pertokoan jalan safri darwin yang disana banyak pedagang dari makasssar. Masjid ini berlantai dua, kebanyakan jamaahnya adalah pedagang sekitar. Masjid Al-Ikhlas Polres terletak tidak jauh dari masjid nurul hidayah, tepatnya di samping Polres Jayawijaya.

Menara Masjid Agung Baiturrahman yang sedang dibangun

Renovasi Masjid Agung Baiturrahman Wamena

Proses renovasi dan perluasan Masjid Agung Baiturrahman ini sempat terhenti di bulan Maret yang lalu setelah keluarnya protes dari pengurus Persatuan Gereja-Gereja Jayawijaya (PGGJ) namun kemudian dapat diselesaikan dengan baik setelah dilakukan mediasi oleh Bupati Jayawijaya, FKUB dan Pihak kepolisian setempat. Proses renovasi dan perluasan masjid dilanjutkan dengan beberapa revisi dari rancangan awal

Aktivitas Remaja Masjid Agung Baiturrahman

Remaja Masjid Agung Baiturrahman Wamena ini cukup aktif melakukan kegiatan sosial terutama selama bulan Ramadhan. Seperti yang dilakukan pada bulan suci Ramadhan tahun 2012 yang lalu remaja masjid ini melakukan bakti sosial berupa pembagian sembako untuk muslim penduduk asli Papua di beberapa lokasi, antara lain di Walesi, Megapura, Hitigima dan Air Garam. Bakti sosial dilaksanakan dengan mengadakan acara buka puasa bersama dan pembagian paket sembako dan lainnya berupa sarung,baju koko,mukena,alat tulis,buku2 bacaan dan tas sekolah .

Seluruh Masjid yang dibangun oleh YAMP di Indonesia memiliki bentuk bangunan yang serupa meski dengan ukuran yang berbeda.

Megapura, merupakan perkampungan Muslim Papua yang terdekat dari Wamena setelah kampung Walesi. Disini ada sekitar 300an lebih penduduk yang Muslim. Di megapura telah lama berdiri Mesjid Al-Hijrah. Menurut ceritanya disinilah pertama kali penduduk asli papua yang memeluk Islam di Wamena karena awalnya para Da’i yang berprofesi sebagai pedagang dari luar Papua pertama kali menetap di Megapura Wamena.

Hitigima, dapat ditempuh dengan perjalanan sekitar 15 menit dari Megapura dengan menggunakan mobil. Di Hitigima ada sekitar 130 penduduk yang memeluk Islam dengan sekitar 38 kepala keluarga dan satu masjid bernama Masjid Nurul Huda. Dari beberapa kampung tersebut, Kampung Air Garam merupakan kampung yang paling sulit untuk di capai. 

Perjalanan dengan kendaraan hanya dapat dilakukan hingga ke Masjid Air Garam sedangkan untuk menjangkau pemukiman penduduk harus dilakukan dengan berjalan kaki melewati medan pegunungan, lembah dan lereng terjal di pegunungan tengah pulau Papua. Sebuah perjuangan yang luar biasa dari para remaja Masjidd Baiturrahma ini untuk membagi kebahagiaan dengan sesama muslim meskipun harus melalui medan yang tak mudah. (update 4 Juli 2023)

--------------

Baca Juga


Sunday, October 23, 2016

Masjid Agung Baiturrahman Biak Numfor Papua

Masjid Agung Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua

Masjid Agung Baiturrahman adalah masjid agung yang berada di kabupaten Biak Numfor provinsi Papua. Masjid yang cukup besar untuk menampung hingga 2000 jemaah. Bangunan masjid ini sempat mengalami kerusakan parah hingga roboh akibat gempa bumi tektonik 17 Februari 1996 dan kemudian dibangun kembali. Sampai tahun 2009 pemerintah daerah Kabupaten Biak Numfor sudah mengucurkan dana hingga Rp. 1 Milyar lebih yang diserahkan ke Panitia pembangunan Masjid tersebut.

Alamat Masjid Agung Baituirrahman  
Jl. A. Yani, Mandala, Biak Kota
Biak Numfor, Papua 98111

Masjid Agung Baiturrahman terletak jalan poros menuju bandara, dan ada di pusat kota Biak, sehingga dengan kondisi ini letak masjid baiturrahman angat strategis, dan mrupakan salah satu ikon kota biak, berdiri di atas lahan seluas 10.000 meter persegi dengan luas bangunan 3000 meter persegi, mulai dibangun tahun 1979.


gmaps masjid agung baiturrahman


Dalam upaya penggalangan dana pembangunan masjid, di tahun 2009 silam pengurus masjid ini menyelenggarakan acara tablikh akbar dengan mengundang uztadz kondang Arifin Ilham, dalam kesempatan tersebut Pemkab Biak diwakili oleh Wakil Bupati Alimuddin Sabe menyerahkan dana bantuan kepada panitia pembangunan masjid ini sebesar Rp. 200 juta yang bersumber dari APBD tahun 2009. Program bantuan sarana keagamaan setiap tahun dianggarkan pemerintah kabupaten sebagai wujud perhatian dalam mendukung penyelesaian bangunan rumah ibadah. Sebelumnya Bupati Biak Numfor Yusuf Melianus Maryen S.Sos,MM, Senin, menyerahkan bantuan dana sebesar Rp10 juta untuk membantu penyelesaian pembangunan Masjid Agung Baiturrahman.

Pawai Tarhib Ramadhan

Menyambut Bulan Suci Ramadhan tahun 1437H Kodim 1708/BN Bersama Masyarakat dan Para Santri Ikuti Kegiatan Pawai Tartib Ramadhan 1437 H. Komandan Kodim 1708/BN letkol Inf Gandung Eko Prabowo S.IP menghadiri Pawai Tarhib Ramadhan 1437 H TA. 2016 yang dilaksanakan di Halaman Masjid Agung Baiturrahman Biak. Pawai Tahrib Ramadhan 1437 H  ini diikuti -+ 700 peserta dari TPA-TPQ, SD, SMA, Perguruan Tinggi, Majelis Taklim, Ormas Islam dan TNI-Polri.

Turut hadir dalam kegiatan Pawai Tarhib Ramadhan 1437 H TA. 2016 Asisten III Setda Kab. Binum Bpk. Abdul Kahar. SE, Kapolres Binum AKBP. Hadi Wahyudi. SIK, Ketua Yayasan Amal Insani Kab. Binum Bpk. Sumardi. SSt, Ketua PHBI Kab. Binum Bpk. Andi Firman Madjadi. SE,Danki Brimob Den C Biak Akp. Soeparmanto. SH. Kegiatan Pawai Tarhib Ramadhan 1437 H TA. 2016,berjalan tertib,aman dan lancar.

Menara masjid Agung Kabupaten Biak Numfor

Sediakan Takjil Gratis

Seperti masjid masjid agung lainnya di tanah air, Masjid Agung Baiturahman Kabupaten Biak Numfor, juga menyediakan aneka takjil makanan dan minuman untuk berbuka puasa secara gratis selama bulan Ramadhan. Setiap tahun selama kegiatan puasa Ramadhan pengurus masjid bersama menyiapkan aneka kue dan minuman untuk berbuka puasa bagi warga Muslim di Biak dan sekitarnya. Menu takjil berbuka puasa merupakan sumbangan dari jamaah masjid untuk disajikan setiap sore menjelang buka puasa.

Sebagai masjid Agung Kabupaten Masjid Agung Baiturrahman ini menjadi pusat aktivitas ke-Islaman di Kabupaten Biak Numfor, seperti peringatan hari hari besar Islam dan pelaksanaaan perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kabupaten Biak Numfor, yang berlangsung 22-25 April 2016 dan dibuka langsung oleh Bupati Thomas Ondy.

Masjid Agung Baiturrahman Biak Numfor ini juga sudah memiliki perpustakaan masjid yang dikelola oleh remaja masjid. Beragam buku ke-Islaman disediakan di perpustakaan masjid ini bagi para jemaah.

-----------------------

Baca Juga


Saturday, October 22, 2016

Masjid Agung An-Nur Agats Asmat

Di atas papan. Sama seperti semua bangunan yang ada di kota Agats, Kabupaten Asmant, Masjid An-Nur inipun dibangun berbentuk rumah panggung dengan lantai papan.

Masjid Agung An-Nur ini merupakan masjid Agung Kabupaten Asmat di provinsi Papua Selatan, lokasinya berada di kota Agats, ibukota kabupaten Asmat. Bangunan masjid nya memang dibangun bertiang atau berbentuk rumah panggung dengan bahan dari kayu. Masjid An-Nur merupakan masjid utama di kota Agats kabupaten Asmat.
 
Masjid Agung An-Nur
Bis Agats, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua 99777
https://goo.gl/maps/bvuVHn2rnR8yqm5t9
 


Beragam aktivitas setingkat kabupaten dilaksanakan di masjid ini seperti acara buka puasa bersama dalam rangkaian kegiatan safari Ramadhan pemda kabupaten Asmat pada bulan suci Ramadhan 1437H yang lalu. Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Asmat Elisa Kambu, S.Sos, Ketua DPD PKS Provinsi Papua/Anggota DPRP Papua, Asisten III Setda Asmat, Ketua PHBI Asmat, Kapolres Asmat, Pabung Asmat Kodim 1707/Merauke, Para Pimpinan SKPD Asmat, Danki Pamrahwan Asmat Yonif 755/Yalet, Para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh perempuan Kabupaten Asmat.

Tentang Kabupaten Asmat

Asmat adalah salah satu Kabupaten di provinsi Papua Selatan (sebelum pemekaran merupakan bagian dari provinsi Papua), sekaligus nama salah satu suku asli disana dengan kebuadayaannya yang sudah terkenal hingga ke mancanegara. Kabupaten Asmat beribukota di Agats, sebuah kota sangat unik karena kota ini dibangun diatas bilah bilah papan. 

Secara geografis wilayah kota Agats merupakan rawa rawa, itu sebabnya semua bangunan di kota ini kemudian dibangun sebagai rumah panggung termasuk bangunan fasilitas umum seperti kantor bupati, gedung sekolah, pasar, tempat ibadah, hingga jalan raya, semuanya dibangun berpanggung dengan lantai papan kayu. Bukan sembarang kayu yang digunakan tapi kayu pilihan yang tahan terhadap segala cuaca, yakni jenis kayu ulin atau kayu besi.

Masjid An-Nur dari sisi yang lain

Kota ini mulai dibangun oleh pemerintah Belanda pada sekitar tahun 1936-an yang awalnya difungsikan sebagai pos pemerintahan. Dulunya warga Asmat menyebut pos pemerintahan ini dengan Akat (yang berarti baik/bagus), namun karena lidah orang Belanda kesulitan menyebut kata ini, maka berubahlah menjadi Agats.

Agats semakin ramai dan kini menjadi ibukota pemerintahan bagi kabupaten Asmat. Udara di Agats masih bersih dan bebas polusi, tak ada mobil disini dan kendaraan darat yang boleh beroperasi hanya sepeda motor dan sepeda termasuk gerobak.
 
Tanah di Agats memang berupa rawa-rawa berlumpur yang tidak cukup kuat dijadikan landasan bangunan. Wilayah Agats berupa rawa-rawa dengan ketinggian air mencapai satu meter. Pilihan kayu besi yang digunakan sebagai fondasi bangunan sangatlah tepat, karena kayu ini semakin ditancapkan ke dalam rawa, semakin lama akan semakin kuat. Oleh karena kuatnya kayu tersebut, maka terciptalah kota ini, kota yang sangat unik dengan arsitektur sederhana nan menakjubkan.
 
Kabarnya, kini pemerintah setempat telah merintis jalan jembatan berkonstruksi beton selebar 3 meter. Sehingga diharapkan di tahun mendatang jalan-jalan utama di kota Agats akan terbuat dari beton menggantikan papan kayu yang selama ini dipakai. (update 4 Juli 2023).


Pemandangan kota Agats dari udara. semua bangunan berdiri di atas lembaran papan. 

-----------------------

Baca Juga



Sunday, October 16, 2016

Masjid Al-Mujahidin Puncak Jaya, Papua Tengah

Masjid Al-Mujahidin Puncak Jaya.

Masjid Al-Mujahidin merupakan satu satunya masjid yang ada di didistrik Mulia Ibukota Kabupaten Puncak Jaya provinsi Papua Tengah. Masjid ini berada di dalam komplek Markas Komando Resor Militer 171/PVT dan menjadi tumpuan ummat Islam yang tinggal di Distrik Mulia kabupaten Puncak Jaya. Pada bulan Mei 2015 yang lalu Masjid Al-Mujahidin ini direnovasi oleh Prajurit Korem 171/PVT dan para pengurus Masjid Al-Mujahidin yang dipimpin oleh Perwira Rohani Islam Bintal Korem 171/PVT Letnan Dua Inf Suyono.

Beberapa pejabat pemerintah pusat dan daerah yang berkunjung ke Puncak Jaya menyempatan singgah ke Masjid ini, tercatat Menteri Sosial J. Dra.Khofifah Indar Parawangsa beserta rombongan menyempatkan singgah ke masjid ini dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke kabupaten Puncak Jaya pada tanggal 20 Agustus 2015 yang lalu. Kedatangan beliau dan rombongan disambut langsung oleh bupati puncak jaya, Henok ibo berserta ibu, kapolres Puncak jaya, AKBP Marselis S Karrong beserta ibu dan juga Dandim 1714/PJ Letkol Infantri Bayu serta seluruh anggota polri maupun TNI yang berjaga-jaga dan masyarakat kabupaten puncak jaya yang berada di Kota mulia kabupaten puncak jaya papua.

Masjid Al Mujahidin
Wuyukwi, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah 98973
https://goo.gl/maps/QzzQgFRvDysnEfGY8


Begitu juga dengan pejabat militer, Panglim Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII Cendrawasih, Mayjen TNI Hinsa Siburian yang berkunjung ke Masjid ini dalam rangkaian kunjungannya ke Puncak Jaya pada 7 Juli 2016. Dalam kunjungan tersebut beliau sengaja menyambangi prajurit TNI dan Polri yang bertugas di Puncak Jaya. 

Kedatangan beliau ke Puncak Jaya bersama dengan Asisten Operasional, Kolonel Inf Rudy Runtuwene dan jajarannya disambut oleh Bupati Puncak Jaya Henock Ibo dan Dandim 1714/PJ Letkol Inf Hindratno Devidanto. Rombongan melakukan peninjauan perumahan kodim di Mulia, Puncak Jaya juga memeriksa kesiapan prajurit Satgas Pamrahwan di lapangan serta menyampaikan ucapan Idul Fitri bagi prajuirt yang merayakannya.

Masjid Al-Mujahidin Puncak Jaya sedang direnovasi

Sebagai satu satunya masjid di distrik Mulia, masjid ini secara otomatis menjadi pusat semua aktivitas ke-islaman di Ibukota Kabupaten Puncak Jaya, aktivitas peringatan hari hari besar Islam seperti peringatan Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi hingga pelaksanaan Sholat Idul Fitri dan idul Adha. 

Dalam pelaksanaan Ibadah sholat Idul Fitri dan Idul Adha, proses pengamanan tetap dijalankan dengan menugaskan anggota satuan Polri dan TNI tidak beragama Islam untuk memberikan kesempatan kepada anggota satuan yang beragama Islam untuk menunaikan sholat Idul Fitri dan idul Adha sekaligus sebagai bentuk toleransi sesama warga bangsa. (updated 4 Juli 2023).***

--------------

Baca Juga


Saturday, October 15, 2016

Masjid Raya Baiturrahim Singkil

Tertua di Singkil. Masjid Raya Baiturrahim Singkil merupakan masjid pertama dan tertua di kalbupaten Aceh Singkil

Aceh Singkil adalah salah satu kabupaten di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Kabupaten dengan sejarah yang cukup panjang. Di kabupaten ini ada satu masjid yang berkaitan erat dengan sejarah Singkil sudah berdiri sejak pertma kali Islam masuk dan berkembang di Singkil, yakni Masjid Baiturrahim Singkil. Masjid ini telah berdiri sejak 1836 Miladiah.

Masjid Agung Baiturrahim yang berada di Pusat Kota Singkil, Ibukota Kabupaten Aceh Singkil, adalah Masjid pertama dan yang paling tua. Sebelum bernama Masjid Agung Baiturrahim, masjid ini bernama Masjid Jamik Baiturrahim yang dibangun pada tahun 1256 H/1836 M di Singkil lama sebelum akhirnya dipindahkan ke Singkil baru pada tahun 1909.

Masjid Agung Baiturrahim sempat mengalami renovasi pada masa kolonial Belanda dan diperluas pada tahun 1953. Pada mulanya Masjid Agung Baiturrahim berukuran 17 m x 17 m dengan 1 kubah, lalu ukurannya berubah menjadi 20 m x 30 m yang ditambah dengan adanya 1 kubah kecil pada sebelah timur masjid. Pada tanggal 28 Maret 2005 Masjid Agung Baiturrahim mengalami kerusakan berat yang disebabkan oleh gelombang pasang dan gempa bumi.

Lokasi Masjid Raya Baiturrahim Singkil
Jl. M. Tahir Pasar, Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh


Lalu pada tanggal 7 Mei 2005 dibentuk Panitia Pembangunan Masjid Baiturrahim yang ditugaskan khusus untuk memperbaiki dan merehabilitasi masjid yang rusak supaya bisa dipergunakan sekaligus merencanakan pembangunan masjid baru sebagai pengganti masjid yang rusak. Desain baru dari bangunan masjid memiliki ukuran 37 m x 37 m dengan empat menara tinggi, empat menara kecil dan satu kubah yang besar.

Desain bangunan baru Masjid berukuran 37 x 37 m dengan 4 menara tinggi, 4 menara kecil dan satu kubah besar serta 4 Kubah kecil. Kubah besar, atap dan ornamennya diupayakan supaya terlihat mirip dengan bentuk masjid yang dibangun pada tahun 1909.

Sejarah Masjid Raya Baiturrahim Singkil

Merujuk kepada Buku Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh, diterbitkan oleh Bidang Penamas, masjid Raya Baiturrahim pertama kali dibangun sekitar tahun 1256 H/1836 M, pembangunan dilakukan oleh Raja Singkil di ibukota kerajaan Singkil (Singkil lama) dengan nama Masjid Jamik Baiturrahim. Konstruksinya dibangun dengan bahan kayu kapur, meranti laut, atap daun rumbia dan ijuk. Namun Informasi tentang masjid ini dalam catatan sejarah sangat sulit ditelusuri, apalagi Singkil lama sempat porak poranda di hantam gempa bumi dan tsunami (geloro laut) pada tahun 1883 M.

Sederhana dengan satu kubah allumunium di puncak atapnya

Peristiwa ini terjadi berbarengan dengan meletusnya Gunung Krakatau di Selat Sunda yang memporak porandakan segalanya. Dari itu kita hanya bisa berasumsi bahwa raja di Kerajaan Singkil telah mengadopsi sistem pemerintahan Islam sesuai perkembangan kala itu. Tentunya kenyataan ini meniscayakan dibangunnya sebuah masjid induk sebagai tempat beribadah dan kegiatan kemasyarakatan lainnya, baik yang bersifat keagamaan maupun agenda kerajaan.

Orang Singkil tidak patah arang menghadapi bencana, maka atas titah raja, secara berangsur-angsur penduduk Singkil hijrah ke daerah baru (Singkil sekarang/Pondok Barö). Di tempat yang baru ini mereka memulai kehidupan dengan moto: “Selagi esok matahari masih terbit kehidupan akan terus berlangsung”. Di pusat Kota Singkil ini (Singkil Baru), juga dibangun sebuah masjid dengan nama yang lama, Masjid Jamik Baiturrahim.

Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Singkil di halaman bangunan masjid yang lama

Pada tahun 1328 H/1909 M, atas gagasan Perkasa Raja Singkil, Datuk Abdurrauf bersama rakyat membangun masjid yang lebih besar, menggantikan masjid lama yang tidak memadai lagi menampung jamaah. Masjid tersebut dibangun di sebelah timur rumah datuk dengan konstruksi bangunan dari kayu kapur, rasak, meranti, beratap seng, dan lantai beton. Masjid ini telah menggunakan kubah sebagai bagiannya, untuk menopang kubah, ditengah masjid didirikan sebuah tiang beton.

Arsitektur masjid, dekorasi, serta ornamen interior dan eksterior dari bahan kayu, diukir relif dan kaligrafi berciri disain Timur Tengah dan Melayu Kuno. Bersamaan dengan pembangunan masjid dibangun pula sebuah sumur bor di perkarangan masjid untuk kebutuhan bersuci. Sampai saat ini sumur bor tersebut masih berfungsi dengan baik walau sudah berusia lebih dari 100 tahun.

Tiang tiang pancang pondasi bangunan masjid baru di halaman Masjid Raya Baiturrahim

Pada saat kepemimpinan Datuk Abdul Murad, putra Datuk Abdurrauf, kepengurusan Masjid Jamik Baiturrahim dipimpin oleh H. Abdul Malik (Imam Pulo Pinang) sebagai imam, dan H. Umar sebagai khatib. Pada tahun 1942, saat Kepala Nagari dijabat oleh Aminuddin Sagu, kepengurusan masjid ini dipimpin oleh Imam Abdullah dengan dibantu oleh Imam Ilyas. Adapun jabatan khatib masjid dijabat oleh Khatib Ahmad.

Di era kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah Singkil telah mengalami beberapa kali perubahan status, mulai dari kewedanaan hingga kabupaten. Namun status dan fungsi Masjid Baiturrahim tidak pernah berubah. Masjid ini tetap berfungsi sebagai masjid pemerintahan yang sangat berjasa dalam melahirkan dan mengisi pembangunan di negeri yang diberi nama Aceh Singkil ini.

Pembangunan Masjid Baiturrahim

Pada tanggal 25 Maret 2006, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Baiturrahim oleh Pj. Gubernur Aceh, Mustafa Abu Bakar, disaksikan oleh H. Ismail Saleh Lubis, selaku ketua panitia pembangunan masjid. Acara tersebut menandai dimulainya pembangunan masjid Baru yang lebih megah bagi Kabupaten Singkil dengan nama Masjid Raya Baiturrahim Singkil. Lokasi pembangunannya mengambil tempat di halaman depan bangunan masjid lama. Masjid megah yang kini berdiri di Aceh Singkil adalah bangunan masjid yang mulai dibangun tahun 2006 tersebut.***

Baca Juga



Sunday, October 9, 2016

Masjid Agung Waisai Raja Ampat, Papua Barat Daya

Jejeran bangun yang khas menghias pelataran Masjid Agung Waisai, di Ibukota Kabupaten Raja Ampat

Raja Ampat adalah nama yang identik dengan destinasi wisata memikat hati bagi wisatawan lokal hingga mancanegara. Keindahan alam Raja Ampat sudah dikenal dunia Internasional. Raja Ampat merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Sorong yang dibentuk tahun 2002 dan di deklarasikan pada tahun 2003. Wilayah Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 4 pulau besar yaitu Pulau Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool, dan lebih dari 600 pulau-pulau kecil. Secara administratif Kabupaten Raja Ampat dibagi menjadi 24 kecamatan dengan total luas wilayah 8.034,440 Km2 (berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 2008) dimana sekitar 85% wilayahnya berupa perairan..

Pusat pemerintahan berada di Waisai, Distrik Waigeo Selatan, sekitar 36 mil dari Kota Sorong.  Kepemerintahan di kabupaten ini baru berlangsung efektif pada tanggal 16 September 2005. Berdasarkan posisi geografis, Kabupaten Raja Ampat merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan laut negara tetangga yakni Republik Federal Palau di Samudera Pasifik. Akses ke wilayah ini sementara ini hanya dapat ditempuh melalui perairan. Dari Kota Sorong, ditempuh dengan menggunakan kapal cepat selama 2 jam perjalanan laut.

Mayoritas agama yang ada di Kabupaten Raja Ampat adalah Kristen Protestan dan Islam. Berdasarkan data tahun 2011 pemeluk agama Islam di Raja Ampat sekitar 32%, Pemeluk Protestan 63% dan 1% menganut agama Katholik. Pada kehidupan sehari-hari, kerukunan umat beragama tetap terjaga. Selama ini belum pernah tercatat pelanggaran yang mengatasnamakan agama.

Gapura Masjid Agung Waisai 

Di Kota Waisai sebagai ibukota kabupaten Raja Ampat, saat ini sudah berdiri megah sebuah Masjid Agung dengan nama Masjid Agung Waisai. Nama masjid ini sebenarnya adalah Masjid Agung Nurul Yaqin, namun lebih dikenal dengan nama Masjid Agung Waisai. Masjid megah ini awalnya merupakan bangunan masjid kecil sederhana dengan nama masjid Nurul Yaqin dibangun dengan dana swadaya masyarakat tahun 2003 dengan imam pertamanya bpk. Halimun Manam (alm). Setelah beliau berusia udzur digantikan oleh bpk H.M Hanaping. Setelah jumlah masyarakat Islam bertambah banyak, masjid Nurul Yaqin Waisai tidak mampu lagi menampung jamaah shalat Jumat atau tarawih. Selain untuk kegiatan Shalat, Masjid ini juga digunakan anak-anak untuk belajar membaca Al-Qur’an, dimana kegiatan mengaji dilaksanakan setelah Shalat Isya.

Maka dibangunlah Masjid Agung Nurul Yaqin Waisai di atas lokasi yang sama, dan mulai dibangun dengan meletakkan batu pertama pada tanggal 10 januari 2006 oleh bapak wakil bupati Kab. Raja Ampat, Drs. Indah Arfan. Dan masjid mulai ditempati untuk Sholat pada tahun 2008. Keseluruhan bangunan masjid ini seluas 1800 meter persegi dibangun diatas tanah wakaf seluas 30.000 meter persegi dan mampu menampung sekitar 1000 jemaah sekaligus.


Pada April 2014, Masjid Agung Waisai menjadi tuan rumah Musabaqoh Tilawatil Qur’an ke-5 tingkat propinsi Papua Barat (saat itu Provinsi Papua Barat Daya belum terbentuk dan Kabupaten Raja Ampar masih menjadi bagian dari provinsi Papua Barat) Acara tersebut dibuka oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, Agung Laksono membuka dengan resmi kegiatan tersebut ditandai dengan pemukulan Tifa dan disaksikan oleh seluruh peserta dan undangan yang memadati pelataran Masjid Agung Waisai, Raja Ampat. 

Pembukaan kegiatan MTQ ke-5 Papua Barat dihadiri Wakil Menteri Agama RI, Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Papua Barat, Wakil Gubernur Papua Barat, Pangdam 17 Cenderawasih, Kapolda Papua, Para bupati dan wakil bupati se-Provinsi Papua Barat, Walikota Sorong, Para Wakil bupati serta sejumlah pejabat tinggi baik Jakarta, Papua Barat maupun Raja Ampat. Kegiatan MTQ ke-5 ini dihadiri 11 kontingen: Raja Ampat, Kabupaten Sorong, Kota Sorong, Sorong Selatan, Tambrauw, Manokwari, Manokwari Selatan, Teluk Bintuni, Kaimana, Teluk Wondama, dan Kabupaten Fakfak.

Dalam perjalanannya pengurus/ta’mir masjid telah mengalami dua kali perubahan. Ketua Pengurus/Ta’mir masjid yang pertama kali diketuai oleh Bpk. Sawaluddin Taesa sampai dengan tahun 2014. Setelah itu ketua pengurus/ta’mir masjid digantikan oleh Bpk. H. Abdul Faris Umlati, SE, sampai dengan sekarang. sementara Imam masjid sampai dengan sekarang juga masih bpk. H.M Hanaping. Di awal Januari 2016 Presiden Jokowi sempat singgah ke masjid ini untuk menunaikan ibadah sholat Jum’at dan disambut antusias oleh masyarakat setempat. (update 4 Juli 2023)***

--------------

Baca Juga


Saturday, October 8, 2016

Masjid Raya Babussalam Timika

Masjid Agung Babussalam Timika

Timika merupakan ibukota Kabupaten Mimika di provinsi Papua Tengah. Di kota ini dan kabupaten Mimika terdapat setidaknya 54 Masjid dan sekitar 50 Mushola yang tersebar di wilayah Timika dan sekitar nya. Masjid Raya Babussalam ini bukanlah satu satunya masjid besar di Timika, masih ada masjid masjid lainya, salah satunya adalah masjid Besar Al-Furkon yang juga berada di Kwamki.

Alamat Masjid Raya Babussalam Timika
Jalan KH. Dewontoro, Kwamki
Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Papua Tengah 99971


--------------

Baca Juga


Sunday, October 2, 2016

Masjid Raya Al Aqsa Merauke

Landmark Merauke. Kehadiran Masjdi Raya Al-Aqso di pusat kota Merauke ini menghadirkan landmark baru bagi kota di ujung timur Indonesia tersebut.

Berdiri megah di pusat kota, Masjid Raya Al-Aqso kini menjadi salah satu landmark bagi kota Merauke yang merupakan kota di ujung timur Indonesia berbatasan langsung dengan negara tetangga, Papua Nugini. Bangunan masjid raya yang besar dan megah dengan gaya arsitektur modern lengkap dengan pelataran depan yang luas dihias dengan air mancur ditengah tengahnya, letaknya yang berada di pusat kota memudahkan untuk di aksses.

Di depan masjid raya ini berdiri sebuah tugu penanda kota Merauke, tugu Lingkaran Brawijaya namanya, tugu dengan Angka 969 memiliki arti Merauke umur panjang, 9 berarti damai dan sejahtera sedangkan 6 memiliki arti keseimbangan, dan di puncak tugu terdapat replika bola dunia yang berarti Merauke harus mendunia serta tulisan 1902 sebagai tahun lahirnya Kota Merauke, tepatnya tanggal 12 Februari 1902.

Lokasi Masjid Raya Al-Aqso
Jl. TMP Trikora, Klp. Lima, Kec. Merauke
Kabupaten Merauke, Papua Selatan 99614, Indonesia
Koordinat:   8°29'37"S 140°24'2"E


Merujuk kepada situs simas kemenag, Masjid Raya Al-Aqso Merauke ini memiliki nomor ID masjid 01.2.32.01.01.000001, dibangun di atas tanah seluas 24.350 m2, sedangkan luas bangunannya mencapai 6000 m2, dan pertama kali dibangun tahun 1980. Proses pembangunan Masjid Raya Merauke ini memakan waktu cukup lama. Sampai tahun 2011 saja pembangunannya baru mencapai 90%. Namun hasilnya kini memang cukup membanggakan.

Dibangun berlantai dua dengan tangga akses kembar di depan masjid menuju ke beranda yang terhubung langsung ke ruang sholat di lantai dua. Atapnya dibangun bertingkat dua, bagian ketiga atau bagian tertinggi atapnya dilengkapi satu kubah besar dengan mozaik kalimah tauhid bewarna ke-emasan. Kubah ini awalnya dibangun sebagai kubah beton tunggal berukuran lebih kecil ditopang oleh empat bangun semi kubah yang menempel ke kubah utama, namun kemudian diganti dengan satu kubah tunggal yang lebih besar seperti yang terlihat saat ini. Di keempat sisi atap juga dilengkapi dengan kubah yang sama dengan ukuran yang lebih kecil.


Interior Masjid Raya Al-Aqso Merauke

Penataan interior masjid ini pun sangat apik dengan padu padan keramik warna kemerahan dan cat warna putih. Hampir keseluruhan pilar pilar di dalam masjid beserta dindingnya di tutup dengan keramik. Begitupun ruang mihrabnya yang dilengkapi dengan sepasang pilar bundar mengapit sisi kiri dan kanan ruangannya.

Mimbarnya terbuat dari kayu berukit diletakkan di sisi kanan luar mihrab. Area void yang disediakan sebagai ruang terbuka antara lantai satu dan lantai dua cukup lega membuka ruang sirkulasi udara yang cukup memadai antara kedua lantai masjid.

Sebagai masjid raya, masjid Al-Aqso ini menjadi lokasi utama bagi aktivitas ke-Islaman di Kabupaten Merauke termasuk penyelenggaraan peringatan hari hari besar Islam seperti Tahun Baru Muharam, Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad S.A.W, Nuzulul Qur’an hingga Sholat Idul Fitri dan Idul Adha juga dipusatkan di Masjid ini sehingga masyarakat setempat pun tumpah ruah memadati masjid ini hingga ke halamannya yang luas. Tak lupa personil keamanan bersenjata lengkap dari satuan Brimob mengamankan pelaksanaan aktivitas tersebut untuk menjamin keamanan pelaksanaan aktivitas tersebut. di komplek Masjid Raya Al-Aqso ini juga menjadi tempat berkantornya Takmir Masjid, LPTQ Kabupaten Merauke, Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) kabupaten Merauke

Tugu Lingkaran Brawijaya di latar depan masjid Raya Al-Aqso Merauke

Bakti TNI

Untuk perawatan masjid yang cukup besar dengan halaman yang sangat luas ini, tidak saja pengurus masjid, namun masyarakat dan aparat setempat pun ikut turun tangan termasuk para prajurit TNI yang bertugas disana seperti yang dilakukan para prajurit Batalyon Infanteri 755/Yalet Merauke yang secara rutin melakukan aksi bersih-bersih di Masjid Raya Merauke setiap jelang bulan suci Ramadhan sebagai persiapan menyambut kedatangan bulan suci tersebut. Aksi bersih bersih yang dilakukan prajurit TNI tidak saja membersihkan bangunan masjid dan arealnya namun juga membersihkan selokan yang sering tersumbat sampah dan mengakibatkan banjir dan genangan air jika turun hujan.  

Dari unsur TNI AL dari Pangkalan Utama Angkatan Laut XI Merauke turut menyemarakkan aktivitas di masjid ini dalam setiap aktivitas yang diselanggarakan disana seperti pada peringatan maulid Nabi Muhammad SAW 1435H/2014 di masjid ini yang turut dihadiri oleh Komandan Lantamal XI Brigjen TNI (Mar) Buyung Lalana didampingi oleh Wadan Lantamal XI, seluruh Asisten Dalantamal XI, Kasatker dan beberapa personel Lantamal XI turut hadir di Masjid Raya kebanggaan masyarakat Merauke tersebut dengan penceramah Prof. Dr. K.H. Muhammad Fariad Wadji, M.A. Acara ini turut dihadiri Wakil Bupati Merauke, Danlanud Merauke, Dansatgas 432 WSJ, Dandim1707/MRK, dan Dansatrad 244 Merauke.

Indah di malam hari 

Indah di malam hari

Masjid Raya Al-Aqso Merauke ini dilengkapi dengan serangkaian lampu warna yang membuatnya terlihat benderang dan meriah dengan warna warni cahaya lampu yang dipancarkan ke bangunannya. Taburan cahaya tersebut menyajikan keindahan tersendiri bagi masjid kebanggaan masyarakat Marauke ini. Pemandangan ini tentunya menjadi objek menarik bagi para pecinta fotografi maupun masyarakat umum untuk mengabadikannya. Foto foto keindahan masjid ini baik siang maupun malam hari kini mulai meramaikan media sosial.

MTQ Provinsi Papua 2014

Di tahun 2014 Masjid Raya Al-Aqso Merauke menjadi pusat hajatan tingkat provinsi Papua dengan penyelenggaraan MTQ ke 25 tingkat provinsi Papua yang dipusatkan di masjid ini pada bulan Mei 2014. (saat itu kabupaten Merauke masih merupakan bagian dari provinsi Papua sebelum dimekarkan tahun 2022 dan kini masuk ke dalam wilayah provinsi Papua Selatan).

Tak tanggung tanggung panita penyelenggara menggratiskan semua biaya akomodasi bagi para kafilah yang datang dari seluruh kabupaten dan kota yang ada di Papua kecuali ongkos pulang pergi dari daerah asalnya masing masing, sebagaimana disampaikan oleh Sekda Kabupaten Merauke Drs Daniel Pauta selaku Ketua panitia MTQ ke 25 Provinsi Papua bersama Ketua LPTQ Provinsi Papua M. Mus’ad.***

Baca Juga

Masjid 'baru' Baitul Muttaqin Tolikara

Saturday, October 1, 2016

Masjid Agung Karimun

Aireal view Masjid Agung Karimun, Kepulauan Riau

Karimun adalah salah satu kabupaten di provinsi Kepulauan Riau. Kabupaten Karimun Beribukota di Tanjung Balai atau biasa juga disebut dengan Tanjung Balai Karimun untuk membedakannya dengan kota Tanjung Balai yang merupakan salah satu kota otonom di provinsi Sumatera Utara.

Berdiri megah di atas sebuah bukit di kawasan Poros, Mesjid Agung Karimun adalah salah satu landmark Kota Tanjung Balai. Masjid ini di bangun pada tahun 2003. Peletakan batu pertamanya, dilakukan oleh Bupati Karimun yang saat itu masih dijabat oleh Drs. HM Sani. Peletakan batu pertamanya juga dihadiri oleh menteri Agama RI Prof.DR.Said Agil Siraj dan disaksikan oleh 6 duta besar sahabat dari Palestina, Lebanon, Sudan, Maroko, Yaman dan Iran.

Lokasi Masjid Agung Karimun  
Jl. Jenderal Sudirman RT.03 RW.05
Kampung Sidodadi Kelurahan Sungai Pasir
Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau
Telepon: (0777) 720056



Berdiri di atas lahan seluas 75.000 meter persegi dengan luas bangunan mencapai 2500 meter persegi, masjid ini mampu menampung 4000 jemaah sekaligus. Masjid Agung Karimun memiliki prestasi cukup gemilang ditingkat provinsi Kepualauan Riau. Di tahun 2015 Masjid Agung Karimun mendapat penghargaan sebagai masjid berprestasi se-Provinsi Kepulauan Riau.

Masjid ini juga mendapat pernghargaan sebagai Masjid percontohan tingkat provinsi Kepulauan Riau berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau nomor 348 tahun 2015 tentang Penetapan Pemenang Masjid Agung Percontohan Tingkat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015 menetapkan Masjid Agung Karimun sebagai pemenang pertama. Dengan demikian Masjid Agung Karimun yang beralamat di ini mewakili Provinsi Kepri dalam pemilihan masjid percontohan di tingkat nasional.

Sisi depan Masjid Agung Karimun

Masjid Agung Karimun berhasil menyisih masjid agung dari Kabupaten/Kota lainnya yang ada di Provinsi Kepri, yakni Masjid Agung Batam yang meraih juara kedua, Masjid Agung Al-Hikmah Tanjungpinang yang meraih juara ketiga dan Masjid Agung Natuna yang meraih juara keempat. 

Kegiatan Nusantara Bersholawat yang dilaksanakan serentak diseluruh Indonesia juga dilaksanakan di Kabupaten Karimun. Kegiatan tersebut dilaksanakan setelah sholat Is’ya dan dihadiri sekurangnya lebih dari 300 jema’ah dari berbagai kalangan yang ada di Kabupaten Karimun yang berlangsung di Masjid Agung Karimun, Sabtu 17 September 2016.

Di dalam Masjid Agung Karimun
Masjid Agung Karimun juga menjadi saksi kepedulian Muslim Karimun terhadap perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina. Pada bulan suci Romadhan yang lalu Jamaah Masjid Agung Karimun dan Jamaah Masjid Baiturahman Teluk Air mengumpulkan dana sebesar Rp46 juta untuk disumbangkan untuk umat Islam di Palestina. dana terkumpul masing-masing dari jemaah shalat tarawih selama satu minggu bulan Ramadhan di Mesjid Agung Karimun dan Masjid Baiturahman Teluk Air. Dari jamaah tarawih di Masjid Agung terkumpul dana Rp 28.078.000 ditambah 1 gelang emas dan dari jemaah Masjid Baiturahman terkumpul dana Rp 18.031.000. Dana yang sudah terkumpul disalurkan ke Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Kepulauan Riau.  

Masjid Agung Karimun telah memiliki jadwal rutin mingguan dan bulanan untuk dakwah kepada umat. Kegiatan rutin mingguan berupa kajian fardhu 'ain yang diselenggarakan setiap hari senin, rabu dan sabtu setelah shalat maghrib yang dibawah asuhan Ustadz Drs.H.Abdul Wahab Sinambela, M.Ed.. Kajian rutin bulanan diadakan di hari Jum'at minggu pertama setiap bulan dengan pemateri dari lingkungan Masjid Agung Karimun maupun da'i-da'i yang didatangkan dari luar.***

Bangunan Menara Masjid Agung Karimun

----------------

Baca Juga