Megah dan Modern, Masjid Agung Ciamis, kini berdiri megah di tengah tengah Kota Ciamis. |
Masjid Agung Ciamis berada di tengah-tengah kota Ciamis, berdampingan dengan kantor Pemerintahan Kabupaten dan gedung DPRD Kabupaten Ciamis, berhadapan langsung dengan Alun-alun kota (taman Raflesia). Masjid ini merupakan masjid termegah dan terbesar di kabupaten Ciamis dengan luas bangunan mencapai 5.130m2, berdiri diatas lahan seluas 16.000m2 termasuk di dalamnya halaman, taman, dan area parkir dan terhubung langsung dengan alun alun Kota Ciamis.
Masjid ini pertama kali dibangun oleh Bupati
Galuh ke-16, Rd. A. A.
Koesoemahdiningrat atau
Kanjeng Dalem. Setelah itu beberapa kali mengalami serangkaian renovasi dan dua
kali dibangun ulang secara total setelah bangunan sebelumnya diruntuhkan. Bangunan
megah dengan dua Menara tinggi menjulang yang kini berdiri merupakan bangunan dari
masa pembangunan tahun 2002, sedangkan bangunan pertama yang didirikan oleh
Kanjeng Dalem sudah tak berbekas.
Mesjid Agung Ciamis (1882)
Jl. Jenderal Sudirman No.3, Ciamis
Kec. Ciamis, Kabupaten Ciamis
Jawa Barat 46211. Indonesia
Sejarah Masjid Agung
Ciamis
Masjid ini mulai dibangun pada tahun
1882, saat Ciamis dipimpin oleh Bupati Galuh ke-16, Rd. A. A. Koesoemahdiningrat yang biasa disebut Kanjeng Dalem (memerintah 1839-1886), namun baru dapat diselesaikan dan diresmikan pada tahun
1902 oleh Bupati Galuh Rd. A. A. Koesoemah Soebrata (putra Kanjeng Dalem), sebagaimana dijelaskan prasasti kayu
yang dipasang di pintu masuk masjid sebelah kanan yang bertuliskan: Tanggal 30 Romadhon tahoen 1319 H/10
Djanoeari tahoen 1902 M Waktoe Boepati Kanjeng Dalem Raden Aria Adipati
Koesoemah Soebrata”.
Kala itu bentuk masjid ini beratap limas bersusun tiga persis atap makam Jambansari yang
sekarang masih berdiri kokoh, dirancang
oleh Pangeran Radjab selaku arsitek dibantu oleh ahli bangunan Alhari
Joedanagara. Semasa berkuasa, Kanjeng
Dalem, juga membangun
loji (Gedung Negara), gedung kabupaten (otonom), penjara, masjid jami di tiap desa, sekolah desa bersamaan
dengan program penanaman kelapa di semua sudut desa pengganti tanam paksa
(cultuur stelsel).
Bangunan masjid pertama dari masa Kanjeng
Dalem, mengalami kerusakan parah akibat dibakar oleh gerombolan DI/TII
di tahun 1958. Bangunan masjid ini diruntuhkan dan dibangun ulang dalam bentuk yang berbeda oleh
bupati Ciamis ke 27, Rd.
Yoesoef Suriasaputra, dan H.
Juwinta sebagai pelaksana. Atap
masjid yang sebelumnya berupa
atap joglo bertingkat diubah menjadi berbentuk bulat berbahan seng. Di
bagian depan kanan dan kiri masjid dibuat menara berbentuk bulat yang juga
terbuat dari seng. Renovasi
ketiga dilakukan tahun 1982 pada masa kepemimpinan Bupati Drs. H. Soejoed.
Interior Masjid Agung Ciamis |
Bangunan masjid dari era tahun 1958 itu kembali di robohkan total pada masa Bupati Ciamis ke 33, H Momon Gandasasmita SH, kemudian dibangun masjid baru yang lebih besar dan serba beton termasuk kubahnya yang semula dari seng, lantai yang sebelumnya dari tembok diganti dengan keramik, di sebelah utara masjid pada bagian depannya dibangun lagi satu menara, dan ruangan depan serambi masjid yang tadinya tertutup dibuat terbuka.
Tahun 2002 diprakarsai oleh Bupati H.
Oma Samita, S.H., M.Si, Masjid
Agung Ciamis mengalami
beberapa perubahan besar lagi. Kubah yang semula hanya ada satu dan berbahan
beton kini mendapat tambahan empat kubah dari fiberglass dan lebih
tinggi daripada sebelumnya, lantai
yang semula berbahan keramik telah diganti dengan granit. Untuk pelapis dinding
digunakan material marmer, di
sebelah timur serambi masjid dibangun dua buah menara. Di bagian bawah menara
dibangun basement yang berfungsi sebagai kantor, ruang rapat,
perpustakaan, toilet, serta lorong bawah tanah yang menghubungkan
ruang basement dengan serambi masjid.
Aktivitas Masjid Agung
Ciamis
Kegiatan yang dilaksanakan DKM cukup
banyak. Selain pelaksanaan rutin kuliah shubuh, shalawat, belajar Al-Qur’an, bahkan setiap satu
minggu satu kali diadakan pengajian umum dan kader PKK. Khusus di bulan Rahmadhan ada program I’tikaf, yang diadakan Ikatan
Da’i Indonesia (IKADI),
bekerjasama dengan DKM Mesjid Agung Ciamis. Program ini dimaksudkan untuk
membangun karakter umat, meningkatkan kualitas rohani, menghidupkan sunnah I’tikaf, mendidik dan membina
akidah dan akhlah, terutama para pelajar.
Agenda kegiatan yang dilaksanakan
dalam program DKM yaitu, renungan malam, (sholat dan do’a bersama), kuliah Shubuh, kuliah
Dzuha, kuliah selepas
Dzuhur, bimbingan Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an, serta kajian sore. Mesjid
Agung Ciamis juga biasanya menjadi tempat persinggahan masyarakat yang akan
melakukan perjalanan ke daerah Cilacap, Banyumas, Tasik, Garut, dan Bandung.
Mereka berhenti sejenak untuk salat, beristirahat dan makan.***
Referensi