Lokasi Trinidad and Tobago di Laut Karibia |
Dan hal yang
teramat penting dicatat dalam sejarah pemerintahan Trinidad & Tobago adalah bahwa Trinidad & Tobago adalah negara
pertama di benua Amerika yang pernah dipimpin oleh seorang presiden Beragama
Islam. Beliau adalah Noor
Mohamed Hassanali, (13 August 1918 – 25 August 2006) yang merupakan
presiden kedua Republik Trinidad & Tobago dengan masa
jabatan 10 tahun dari 1987 hingga tahun 1997.
Trinidad dan Tobago adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Laut Karibia. Dengan luas wilayah 5.131 kilometer persegi (1.981 Mil persegi), negara republik yang multi agama dan multi etnis ini memiliki penduduk sekitar 1,3 juta jiwa.
Tidak
ada agama yang dominan di negara ini. Dan delapan persen diantaranya adalah
umat Muslim. Masuknya Islam di Republik Trinidad dan Tobago dibawa oleh
budak-budak hitam dari suku Mandigo di Afrika Barat. Dan para ahli sejarah
meyakini Islam di negara ini tidak dibawa oleh orang India Timur.
Hal
ini terlihat dari banyaknya anggota suku Mandigo di Trinidad dan Tobago pada
1740 yang memeluk Islam. Penulis Omar Hasan Kasule, pada 1978 menyusun laporan
bahwa budak-budak hitam itu pertama kali tiba sekitar 1777 untuk menggarap
perkebunan teh di Trinidad. Dan jumlah mereka terus bertambah menjadi 20.000
orang di tahun 1802.
Muslimah Mandigo |
Sedangkan
orang-orang India Timur datang belakangan dengan tetap menjaga hubungan dengan
negara kelahirannya sehingga bisa mempertahankan iman-Islamnya. Orang-orang
India Timur ini pertama kali datang ke Trinidad sebagai pelayan berdasar
perjanjian.
Mereka
datang pada perayaan ulang tahun Trinidad pada 31 Mei 1845 menggunakan kapal
Fatel Razeck yang berlabuh di Port of Spain. Mereka datang bersama dengan buruh
lainnya yang beragama Hindu dari Uttar Pradesh, India, dengan jumlah
keseluruhan 225 orang.
Perjanjian
yang diterima para buruh ini adalah bentuk kerja paksa tanpa bayar. Para buruh
tani ini bekerja di perkebunan tebu selama periode tertentu—biasanya lima
tahun—untuk menghapus hutang-hutang mereka. Kondisi kemiskinan yang
menggelayuti para buruh tani ini dibarengi usaha kristenisasi, tak peduli
dengan agama yang mereka anut.
Islam,
sebuah ajaran spiritual yang luar biasa, menunjukkan kekuatannya dan hidup di
tengah-tengah mereka yang berada di bawah tekanan semi perbudakan.
Mereka
mempertahankan ajaran utama Islam yang murni. Berbalut sebuah fanatisme, mereka
menjalankan Islam dengan penuh loyalitas dan penyerahan diri atas kehendak dari
Allah SWT.
Di
tengah pengajaran minim yang diterima anak-anak buruh tani ini, pelajaran
bahasa Inggris mereka dapatkan dari sekolah Canadian Mission. Pelajaran Bahasa
Urdu dan Bahasa Arab untuk membaca Alquran secara privat diajarkan dari
individu ke individu.
Mereka
yang bisa mengenyam pendidikan ini pun terbatas pada anak laki-laki saja,
sedang anak perempuan tetap buta huruf. Di tengah muramnya kehidupan, ajaran
Islam tetap memancarkan cahayanya, meski redup.
Sayad
Abdul Aziz dikenal sebagai tokoh dan karakter penting dalam sejarah Islam di
Trinidad. Dan lebih dikenal sebagai tokoh stabilitas Islam di Trinidad. Ia
salah satu orang yang bisa membaca, menulis dan memahami bahasa urdu. Disamping
keahliannya di bidang matematika dan bidang teknis lainnya. Sayad datang ke
Trinidad pada 1883 sebagai mantan buruh di Afghanistan untuk menyebarkan Islam.
Sayad
tinggal di Princes Town, bagian selatan Trinidad. Tapi pengaruhnya terasa di
seluruh koloni. Keramahannya membuat setiap orang bisa merasakan atmosfer Islam
yang terpancar dari dalam dirinya. Ia pun mendirikan perkumpulan Islam pertama
yang dikenal dengan "Islamic Guardian Association".
Sejak
kemerdekaannya pada 1962, perekonomian Trinidad dan Tobago sudah membaik. Dari
sebelumnya yang bergantung pada ekspor gula sekarang sudah bergeser ke minyak
dan menjadikan negara ini paling makmur dan paling maju industrinya diantara
negara-negara di wilayah Laut Karibia.
Namun,
kemakmuran ini tak menjamin adanya kesamaan sosial dan juga stabilitas negara.
Termasuk di dalamnya pengakuan atas agama-agama yang dianut oleh warga
negaranya. Hingga 27 Juli 1990, kelompok Muslim hitam radikal, Jamaat
Al-Muslimeen, menggempur bangunan parlemen di Kota Port of Spain dan mengancam
membunuh Perdana Menteri ANR Robinson serta pejabat lainnya.
Akibat
peristiwa ini, Muslim keturunan India Timur menjauhkan diri dari pimpinan Jamaat
Al-Muslimeen, Yasin Abu Bakar. Yang berdasarkan desas-desus kegiatannya
dibiayai oleh pemimpin Libya, Muamar Qadafi. Abu Bakar dan pengikutnya tidak
pernah dihukum karena mendapatkan amnesti dan diakui oleh pengadilan setempat.
Sensus
1990 mencatat 36 persen penduduk Trinidad beragama Katolik Romawi, 23 persen
beragama Hindu, 13 persen penganut Protestan dan delapan persen beragama Islam.
Sebagian besar penduduk Muslim yang berjumlah 100.000 jiwa dari total populasi
1,2 juta jiwa adalah keturunan India Timur, dan sisanya orang asli Afrika. Mereka
tinggal di Kota Port of Spain.
Bersamaan
dengan geliat pembangunan desa yang semakin mantap di tahun 1870, setiap desa
atau wilayah membangun masjid masing-masing dan dipimpin oleh seorang imam.
Masjid Muhammad Ali Jinnah, Masjid Terbesar di Trinidad & Tobago beserta prangko dan kartu pos peringatan pembangunannya. |
Imigran-imigran
pertama yang datang dan keturunannya bertambah makmur. Mereka membangun masjid yang
biasanya terbuat dari kayu. Masjid yang terbentang di sepanjang wilayah yang
dihuni oleh kaum Muslimin biasanya digunakan beribadah oleh kaum laki-laki.
Hal
ini terus berlangsung sampai 1928, di mana perempuan dari Pemukiman Peru mulai
datang ke masjid untuk menghadiri perayaan khusus, seperti shalat saat Idul
Adha dan Idul Fitri.
Di
awal 1930, maktab (kelas agama) mulai diadakan di masjid-masjid. Di dalam kelas
ini yang menjalankan peran guru adalah para imam atau jemaah dewasa yang sudah
menguasai ilmu agama dan sudah mengajarkannya pada anak-anak.
Kelas
agama ini mengajarkan bahasa Arab, bahasa Urdu, cara beribadah dan juga
pengetahuan dasar Islam. Selain datang ke maktab, anak-anak laki-laki dan
perempuan juga mendapatkan pengajaran tentang Islam dari pendahulu mereka. Dan
hal ini terus mereka dapatkan, meskipun mereka sudah menjadi murid di maktab.
Sejak
awal abad 20, kaum Muslim mulai membentuk kelompok-kelompok keagamaan yang bisa
mengakomodir kebutuhan dan ketertarikan mereka terhadap Islam. Organisasi
keagamaan ini mendapatkan pengakuan pemerintah, awalnya sebagai perkumpulan
persaudaraan lalu menjadi organisasi.
Organisasi
keagamaan pertama yang terbentuk adalah Islamic Guardian Association (IGA) of
Princes Town yang didirikan pada 1906. Organisasi ini dipimpin oleh Syed Abdul
Aziz, mantan buruh dari Afghanistan yang menetap di Wilayah Iere. Terbentuknya
IGA juga mengawali terbentuknya East Indian National Association (EINA), yang
beranggotakan Muslim India pada 1897.
Bersatunya
kaum Muslim ini mendorong terbentuknya organisasi yang lebih besar lagi, yaitu Tackveeyatul
Islamia Association (TIA), organisasi
untuk memperkuat Islam) yang terbentuk pada 1931.
Saat
ini, terdapat 25 masjid di Pulau Trinidad (sumber lain menyebut angka 85
Masjid). Dua masjid diantaranya ada di Pulau Tobago, rumah puluhan
muslim Afrika. Salah satu masjid terbesar adalah Jinah Memorial Mosque of Saint
Joseph yang dibangun pada 1954.
Pemerintah
Trinidad secara resmi mengakui hari libur umat Islam, diantaranya Idul Fitri.
Di mana saat hari Idul Fitri datang, diadakan shalat Idul Fitri bersama di
stadion nasional Port of Spain. Dan sedikitnya, 100 orang Muslim Trinidad
menjalankan ibadah haji tiap tahunnya.
Diambil dari
: agama-islam.dharmawangsa.ac.id