Peta Bahrain dan Lokasinya di peta dunia |
Bahrain
merupakan kerajaan Islam yang berada di tengah tengah teluk Arab sebelah timur
pantai barat Saudi Arabia atau di lepas pantai barat teluk Persia. Kerajaan
Bahrain terdiri dari 36 pulau dengan luas keseluruhannya hanya seluas 711.9
km2, sedikit lebih kecil dibandingkan dengan luas propinsi DKI Jakarta (740,29
km2). Pulau terbesarnya adalah Pulau Bahrain (berukuran 18 km X 55 km),
beberapa pulau pulau di Bahrain bahkan berukuran sangat kecil. Dengan luasnya
itu Bahrain menjadi Negara dengan wilayah paling kecil di kawasan Arabia.
Bahrain
Beribukota di Manama, Negara ini pada awal berdirinya berbentuk Ke-Emiran dan
dipimpin oleh seorang Emir, namun sejak tahun 2002 memproklamirkan dirinya
menjadi sebuah Kerajaan diperintah oleh keluarga kerajaan dari dinasti
Al-Khalifa. Saat ini Bahrain dipimpin oleh King Hamad bin Issa Al-Khalifa.
Bahrain
terhubung langsung ke Saudi Arabia di daratan utama semenanjung Arabia dengan
jalan tol lintas laut bernama King Fahd Causeway diresmikan tahun 1986 dan
merupakan causeway terpanjang di dunia. Tak sampai disitu, Bahrain juga
berencana membangun causeway menghubungkan Negara itu dengan Qatar di selatan
melalui jalur Causeway yang jauh lebih panjang.
King Fahd Causeway |
Kata
‘Bahrain’ dalam bahasa Arab bermakna “dua laut” merujuk kepada sumber air panas
tawar yang menyembur dari bawah permukaan laut yang asin, kawasan sekitar
lokasi itu sangat popular bagi para penyelam mutiara dan menjadi salah satu
tujuan wisata. Peradaban di Bahrain sudah dimulai sejak 5000 tahun lalu di
zaman Sumeria Kuno, pendiri peradaban besar di kawasan Timur Tengah yang
disebut sebagai Dilmun, Tanah Sakral bagi Kehidupan. Disebut sebut dalam
legenda sebagai pulau surga, tak ada penyakit yang berjangkit dan penduduknya
tak tersentuh kematian. Pada masa lalu letak dan berlimpahnya sumber air tawar
menjadikan Bahrain sebagai pos perdagangan terpenting antara lembah Indus,
Mesopotamia dan semenanjung Arabia.
Sama
seperti Negara Negara tetangganya di Arabia, Bahrain saat ini menjelma menjadi
sebuah negara super modern dengan gedung pencakar langit dan bangunan bangunan
mengagumkan bertaburan di seantero negeri pulau itu. Termasuk bangunan bangunan
masjid yang menawan dan mengundang decak kagum, salah satunya adalah masjid
Agung Al-Fateh ini yang merupakan masjid Nasional Bahrain. Dalam dunia olahraga
otomotif, Bahrain menjadi salah satu tuan rumah bagi penyelenggaraan seri Gran
Prix Formula-1 di Bahrain Interational Circuit.
Sejarah Islam di Bahrain
Bahrain
merupakan kawasan pertama di luar semenanjung Arabia yang menerima Islam.
Sebelum masuknya islam ke kepulauan ini, rakyat Bahrain merupakan para
penyembah berhala. Nama Bahrain sendiri kala itu dikenal dengan nama Pulau
Awal, nama yang diambil dari nama berhala suku Wael. Islam masuk ke Bahrain
semasa hidup baginda Rosullullah S.A.W. Adalah
Al-Ala’a Al-Hadhrami yang membawa surat ajakan ber-Islam dari Rosulullah
S.A.W tiba di Bahrain pada tahun ke delapan hijirah. Al-Hadhrami menyampaikan
surat baginda Rosul kepada Raja Bahrain, Al-Mundhir ibnu Sawa. Setelah berkonsultasi
dengan para kepala suku yang ada Raja memutuskan menerima ajakan Rosulullah
untuk ber-Islam.
Seiring
dengan wafatnya Rosulullah S.A.W, dan 30 tahun masa kekuasaan khulafaur
Rasyidin (Khalifah Abu Bakar R.A., Khalifah Umar R.A. Khalifah Usman R.A.,.dan
Khalifah Ali R.A. Bahrain menjadi bagian dari wilayah dinasti Umayah dan
Abasiah. Dari abad ke 7 hingga abad ke 13 Bahrain menjadi perhentian utama rute
perdagangan antara Iraq dan anak benua India. Sebagai penghasil mutiara,
Bahrain terkenal hingga ke pelosok emperium Islam sebagai permatanya ekonomi.
Melewati
perjalanan berabad abad Bahrain kemudian dikuasai oleh berbagai Dinasti Arabia
dan Persia silih berganti. Bahkan Portugis juga pernah menguasai kepulauan
Bahrain selama 80 tahun di abad ke lima belas. Para penakluk, pedagang,
petualang, para budak, kelompok agama yang ekstrim hingga para tentara bayaran
pernah menjelajah di negeri pulau ini dalam upaya menemukan harta karun
Bahrain.
Kekuasaan Dinasti Al
Khalifa
Ahmad
Ibnu Muhammad Ibnu Khalifa yang biasa disebut sebagai Sheikh Ahmed Al-Fateh
(Sang penakluk) dilahirkan di Kuwait pada sekitar paruh pertama abad ke 18 dan
wafat pada sekitar tahun 1795. Kakeknya Khalifa adalah pendiri dari dinasti
Khalifa yang memerintah di Bahrain. Sheikh Ahmed merupakan Penguasa Bahrain
pertama dari dinasti Al-Khalifa dan merupakan moyang garis ke delapan dari King
Hamad, Raja Bahrain saat ini.
Sheikh
Ahmed mengikuti ayahandanya Muhammad ibnu Khalifa, dari Kuwait pindah ke Qatar
dan mendirikan Zubara tahun 1762 CE yang kemudian menjadi perusahaan
perdagangan serta pusat kebudayaan utama di kawasan Teluk Arabia. Manakala
Muhammad ibn Khalifa wafat disekitar tahun 1775, kekuasaan beliau diteruskan oleh
putranya yang lain, Sheikh khalifa, saudara dari Ahmed Al-Fateh. Kala itu
Zubara benar benar telah berkembang pesat.
Konvoi kendaraan angkut militer Saudi Arabia bergerak masuk ke Bahrain melalui King Fahd Causeway, untuk meredakan ketegangan di negar tersebut atas permintaan Raja Bahrain. |
Dan
ketika Sheikh Khalifa meninggalkan Zubara untuk menunaikan ibadah Haji ke
Mekah, Nasir Ibnu Madhkur, Gubernur Bahrain yang kala itu dibawah kekuasaan
Kerajaan Persia (Parsi, Kini menjadi Republik Islam Iran) menyerbu Zubara tahun
1782. Serbuan tersebut gagal total berkat perlawanan dari rakyat Zubara dibawah
pimpinan Ahmad Al-Fateh yang tak lain adalah adik dari Sheik Khalifa. Setahun
kemudian (tahun 1783) Sheikh Khalida wafat di Mekah dan kekuasaannya diteruskan
oleh Adiknya Ahmad Al-Fateh yang telah berhasil menyelamatkan Zubara dari
serbuan pasukan Persia.
Berhasil
mengusir pasukan Persia yang mengurung Zubara dari Bahrain, Sheikh Ahmad
Al-Fateh balik menyerbu Bahrain ditahun 1783, tahun yang sama dengan tahun
kematian saudaranya di tanah suci Mekah. Bahrain takluk dibawah kekuasaan Ahmad
Al-Fateh, dan beliau menjadi penguasa pertama disana dari dinasti Khalifa, dan
keturunan beliau yang meneruskan kekuasaannya atas Bahrain hingga hari ini.
Ketika Gaung Demokrasi
Mengguncang Bahrain
Ketika
demonstrasi besar besaran mengguncang Tunisia kemudian merembet ke Mesir dan
Libya, rakyat Bahrain seperti tak mau kehilangan momen, turut mengelorakan
perjuangan demokrasi di Negara tersebut. Demonstrasi panjang tersebut kemudian
berujung kepada masuknya tentara Saudi Arabia ke Bahrain atas permintaan dari
Raja Bahrain untuk memulihkan ketertiban dan keamanan di negeri pulau tersebut.
Masjid Nasional Bahrain
Masjid Agung Al-Fateh, Manama, Bahrain |
Masjid
Nasional kerajaan Bahwain Bernama Masjid Agung Al-Fateh. Masjid ini merupakan
bagian dari Islamic Center Ahmad Al-Fateh. Termasuk di dalamnya adalah Masjid
Agung Al-Fateh, pusat studi Al-Qur’an dan Perpustakaan Islam. Dibangun atas
perintah dari Amir Bahrain, Sheikh Isa ibn Salman Al Khalifa. Proyek
pembangunannya dimulai tahun 1984 dan diresmikan langsung oleh beliau tahun
1988. Nama Al-Fateh yang melekat pada nama masjid ini merupakan bentuk
penghormatan kepada mendiang Ahmed Al Fateh, sang penakluk Bahrain.
شركة تنظيف سجاد بالدمام
ReplyDelete