Tuesday, June 25, 2013

Kisah Masjid “Setahun” di Zagreb

Masjid Pertama di Kota Zagreb tahun 1944, Mengkonversi gedung Maestrovic Pavilion menjadi masjd dan ditambah dengan tiga bangunan menara.
Zagreb adalah nama kota di semenanjung Balkan, Ibukota Republik Kroasia. Kroasia adalah sebuah Republik Pecahan dari Yugoslavia yang bangkrut di penghujung tahun 1990-an. Kroasia memproklamirkan kemerdekaannya di tahun 1991. Kota Zagreb memiliki sejarah panjang dan gonta ganti penguasa sepanjang sejarahnya.

Di kota ini ada sebuah gedung pameran bernama Mestrovic Pavilion yang berusia cukup tua. Sebuah gedung yang lebih mirip sebuah komedi putar dalam ukuran besar, karena memang bentuknya yang bundar. Tak terlalu menarik dipandang dari sisi arsitektur, tidak juga menarik karena ke-antikan atau ke-unikannya. Tapi  justru sejarah perjalanannya yang membuat gedung ini menarik.

Pembangunan gedung ini direncanakan sejak tahun 1933 lalu mulai dibangun pada bulan Agustus 1934, diresmikan tahun 1938 sebagai ruang pameran benda seni dibawah pengelolaan Masyarakat Seni Kroasia.

Di tahun 1941 Masyarakat Seni Kroasia sepakat menyerahkan gedung tersebut untuk diubah menjadi masjid. Penyesuaian pun dilakukan dengan menambahkan tiga menara, tempat wudhu, hingga perubahan rancangan interior nya. Proses konversi bangunan ini menjadi masjid bahkan melibatkan dua arsitek, dan keseluruhan proses konversi selesai dilaksanakan tahun 1944 dan diresmikan pada tanggal 18 Juli di tahun yang sama. Hanya saa masjid tersebut hanya berusia satu tahun saja, Paska perang dunia kedua usai, Zagreb berada dibawah rezim Uni Soviet gedung tersebut di ubah menjadi “Musium Revolusi” di tahun 1946.

Gedung Maestrovic Pavilion saat ini, gundul tanpa menara. 
Joseph Bros Titto naik ke panggung politik dan membentuk Negara Yugoslavia yang sosialis namun Tito tak akur lagi dengan Soviet, gedung yang sama berubah nama menjadi “Musium Rakyat Republik”, nama yang tak bertahan seumur hidup karena kemudian Yugoslavia pun runtuh, Kroasia memerdekakan diri dan mengganti nama gedung itu menjadi “Musium Revolusi Rakyat Kroasia”, dan itupun tidak berlangsung lama Karena fugsi gedung dikembalikan lagi kepada fungsi semula sebagai gedung pameran benda seni.

Cukup lama sejak penutupan Masjid di Gedung Seni itu, masyarakat muslim Zagreb tak memiliki masjid. Pembangunan masjid untuk muslim Zagreb baru dimulai tahun 1981 di lokasi yang berbeda dan diresmikan tahun 1987. Proses pembangunannya sendiri turut di danai oleh Sultan bin Mohamed Al-Qasimi dari ke-emiran Sharjah – Uni Emirar Arab yang menyumbangkan dana $2,5 juta dolar untuk pembangunan masjid tersebut. Beberapa bagian yang tersisa dari masjid lama seperti bagian mihrab dan mimbar kini disimpan di Masjid Baru Zagreb.***


Monday, June 10, 2013

Suatu Hari di Masjid Leningrat

Masjid Agung St. Petersburg - Russia. Nama Soekarno dikenang begitu indah oleh muslim kota ini.

Suatu hari, Megawati kecil di-ajak ayahandanya, Soekarno, berkunjung ke Leningrat, kota terindah di bumi yg ada di Russia. Dia sama sekali belum memahami kekecewaan Ayahanda-nya yang dengan lantang berkata kepada Kruschev (Perdana Menteri Uni Soviet waktu itu) "kota anda memang indah tapi tak seindah Jakarta, karena saya tak menemukan satu masjid pun di kota anda itu".

Sampai suatu hari ketika Megawati kecil sudah menjadi Presiden Megawati Soekarno Putri dan kembali ke kota yang sama di bulan April tahun 2003, beliau menangis tersedu di Masjid Agung St. Petersburg mendengar penuturan Imam Masjid itu tentang betapa ayahandanya begitu berjasa bagi muslim kota terindah di bumi tersebut.

Kala itu ternyata, hanya beberapa hari setelah Megawati kecil kembali ke Jakarta bersama Ayah-nya, Kruschev memerintahkan untuk mengosongkan semua mesiu, amunisi dan senjata yang disimpan di masjid St. Petersburg, merenovasi bangunan itu dan mengembalikannya kepada kaum muslimin kota Leningrat (kini St. Petersburg) yang di-klaim Kruschev sebagai kota terindah di bumi itu.

Kharisma Bung Karno Memang Ruar Biasa


Thursday, June 6, 2013

Potret Kerukunan Beragama di Indonesia (Bagian-2)

Komplek Puja Mandala, Nusa Dua, Bali disini lima rumah ibadah bagi lima pemeluk agama dibangun berdampingan satu sama lain dalam komplek yang sama. Menjadikannya objek wusata baru bagi wisatawan yang berkunjung kesana.
Provinsi Bali

Bali terkenal dengan pariwisatanya hingga ke pelosok penjuru dunia. Di pulau Bali ada satu tempat yang terkenal dengan nama Komplek Puja Mandala, lokasinya berada di di Jalan Siligita Nusa Dua, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Di dalam komplek seluas 2 hektar ini berdiri lima rumah ibadah sekaligus sejak 15 tahun silam, yakni Masjid Ibnu Batutah, Gereja Katolik Bunda Maria Segala Bangsa, Gereja Kristen Protestan Bukit Doa, Pura Jagat Natha dan Vihara Budhina Guna.

Komplek Puja Mandala dibangun atas bantuan PT BTDC (Bali Tourism Development Centre) yang pada awalnya dibangun sebagai sarana beribadah wisatawan yang berlibur di kawasan Nusa Dua. Seiring perjalanan waktu, Puja Mandala kini menjadi simbol toleransi antar umat beragama di Bali. Setiap musim liburan tiba, komplek Puja Mandala menjadi tujuan wisata religi. Utamanya dari wisatawan domestik, namun tak sedikit juga wisatawan asing.

Lamongan – Provinsi Jawa Timur

Rukunnya kehidupan antar umat beragama di Desa Balun di Kabupaten Lamongan ini sampai sampai Desa ini disebut desa Pancasila.
Desa Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, menyimpan bukti kuatnya pengamalan kerukunan umat beragama di Indonesia. Tiga agama hidup berdampingan dan bebas melaksanakan ibadah masing-masing, di rumah ibadah masing-masing. Gereja Kristen Jawi Wetan hanya berjarak 50 meter dari Masjid Miftahul Huda yang Pura Sweta Maha Suci.

Masjid dan pura hanya dipisahkan jalan kampung selebar empat meter. Tak heran, Desa Balun terkenal dengan sebutan Desa Pancasila. Keragaman keyakinan terjalin sejak lama, saat masing-masing tokoh agama menyebarkan agama di desa tersebut. Sedikitnya 1.500 kepala keluarga, 75 persen warga Desa Balun beragama Islam, 15 persen beragama Kristen dan sepuluh persen sisanya beragama Hindu.

Surakarta – Jawa Tengah

Saking rukunnya dua pemeluk agama di dua rumah ibadah ini, sampai sampai bila hari raya lebaran jatuh di hari minggu, pihak Gereja akan mengundurkan jadwal kebaktian rutin mereka sampai Sholat Hari Raya selesai, maklumlah, halaman hingga jalanan di depan gereja ini akan penuh sesak dipakai oleh jemaah Masjid untuk sholat hari raya.
Salib besar menggantung kokoh di muka gereja. Di sebelahnya, lambang bulan sabit dan bintang gagah menjulang di atas kubah. Dua bangunan ibadah ini berdiri bersisian. Berbagi tembok pembatas. Dinding tempat imam masjid memimpin salat, berbatasan langsung dengan rumah pendeta. Masjid Al Hikmah dan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodinigratan bahkan berbagi alamat di Jalan Gatot Soebroto Nomor 222, Surakarta.

Bangunan Gereja dibangun tahun 1929. Sebelumnya gereja berada di kawasan Danukusuman. Gereja dipindah ke Joyodiningratan karena tak lagi muat menampung jemaat, sedangkan Masjid Al-Hikmah dibangun tahun 1947 diatas lahan milik Haji Ahmad Zaini, berawal dari pembangunan sebuah mushola disebelah utara bangunan gereja sampai kemudian dipugar dan diperluas menjadi bangunan Masjid Al-Hikmah.

Provinsi Jawa Timur

pemandangan menarik ini ada di Surabaya. dua rumah ibadah ini dibangun bersamaan dan diresmikanpun dalam waktu yang bersamaan, asik kan.
Pernah singgah ke Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) ?. perhatikan dengan seksama lingkungannya berada. Masjid tersebut dibangun bertetangga dengan Gereja Paroki Sakramen Mahakudus yang sama-sama berdiri bersebelahan di Jalan Pagesangan Baru. Istimewanya, kedua tempat ibadah yang berdiri megah ini, sama-sama mendapat persetujuan dari mantan Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Almarhum Cak Narto (H Soenarto Soemoprawiro) dengan peletakkan batu pertama oleh Wakil Presiden RI H Tri Sutrisno pada bulan Agustus 1995. Sedangkan pembangunannya, dimulai sejak September 1996.

10 Nopember 2000, Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) dan Paroki Sakramen Mahakudus diresmikan secara bersamaan oleh Almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang saat itu masih menjabat sebagai presiden ke empat RI. Kedua tempat ibadah ini disepakati berdiri dan diresmikan secara bersamaan, sebagai simbol kerukunan umat beragama di Jawa Timur, khususnya di Surabaya, agar bangunannya sama-sama tinggi, sama-sama rendah, karena inilah wujud kebersamaan sebagai negara yang saling menghormati antar pemeluk agama.

di Kota Malang, Masjid Agung Jami Kota Malang dibangun bersebelahan dengan Gereja GPIB Immanuel.
Masih di provinsi Jawa Timur tepatnya di kota Malang. Di Alun Alun kota Malang berdiri megah Masjid Agung Jami kota Malang atau biasa juga disebut masjid besar Malang atau Masjid Agung Malang. Masjid tua dan bersejarah ini berdiri hanya beberapa meter dari Gereja GPIB Imanuel yang dibangun tahun 1861, jauh lebih dulu dari bangunan masjidnya yang dibangun tahun 1890. Karena dua bangunan ini saling berdekatan, tak mengeherankan bila pada sholat dua hari raya, ummat Islam yang tak tertampung di masjid meluber hingga ke depan bangunan Gereja.


Tentunya apa yang sudah disebutkan di atas hanya sebagian teramat kecil dari kerukunan hidup beragama di Indonesia. Islam mengajarkan “lakum di nukum walyadin” dalam konteks beragama. Untukmu agama-mu dan untukku agamaku.**

Kembali ke Bagian-1

Potret Kerukunan Beragama di Indonesia (Bagian-1)

Indonesia kaya dengan ke-aneka-ragaman suku, bangsa, ras dan agama, tapi kita punya Bhineka Tunggal Ika, warisan dari para leluhur yang masih sakti hingga kini. Alhamdulillah.
Bila dalam posting sebelumnya sudah disajikan beberapa Potret Kerukunan Hidup Beragama di berbagai negara dengan refrentasi pembangunan tempat ibadah di lokasi yang sama atau berdekatan, kali ini kita ulas beberapa contoh kerukunan hidup beragama di berbagai daerah di tanah air kita, Indonesia. Kerukunan hidup beragama di Indonesia sudah terjalin jauh sebelum republik ini berdiri.

Para leluhur kita sudah memberikan teladan yang begitu baik bagaimana hidup penuh toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan masing masing sejak masa kerajaan kerajaan Nusantara masih berjaya. Meski letupan letupan yang menodai kerukunan itu senantisa terjadi, namun secara keseluruhan negeri ini patut berbangga dengan Bhineka Tunggal Ika. Dengan keberagaman dan warna warni budaya dan agama di tanah air kita. Kekayaan teramat khusus dan tak dimiliki negara manapun dimuka bumi ini.

Jakarta

Sekali kali lihatlah Jakarta dari sudut ini. Indah bukan.
Masjid Istiqlal di Jakarta dibangun sejak masa Bung Karno dan diresmikan oleh (mantan) Presiden Soeharto. Masjid Nasional ini berdiri di atas Taman Wihelmina, taman yang dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda di Batavia. Pembangunannya merupakan bentuk rasa syukur kepada Alloh S.W.T atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Istiqlal diambil dari bahasa Arab yang berarti Kemerdekaan. Pemerintah dan Rakyat Indonesia membangun masjid dengan nama yang sama sebagai hadiah kemerdekaan bagi Muslim Bosnia & Herzegovina di Ibukota negara tersebut, Sarajevo. Dengan nama Masjid Istiklal Indonesia atau biasa juga disebut Masjid Suharto atau Masjid Indonesia.

Masjid Istiqlal Jakarta berdiri berhadap hadapan dengan Gereja Katedral Jakarta yang mulai dibangun di era yang sama. Dua bangunan tempat ibadah bagi dua pemeluk agama yang berbeda ini menjadi simbol kerukunan hidup beragama di Indonesia dimulai dari pusat pemerintahan negara. Sebuah pemandangan yang hanya dapat kita temui di sangat sedikit pusat pemerintahan negara negara di dunia lain nya.

Masjid Al-Muqorrobin dan Gereja Masehi Injil Sangihe Talaud Mahanaim di Jalan Enggano, Tanjung Periuk - Jakarta Utara, DKI Jakarta.
Masih di Jakarta. Di kawasan Tanjung Periok, tepatnya di jalan Enggano ada lagi Masjid Al-Muqorrobin yang bersebelahan dengan Gereja Gereja Masehi Injil Sangihe Talaud Mahanaim di jalan Enggano. Dua bangunan tempat ibadah yang berbeda ini telah berdiri berdampingan selama puluhan tahun. Layaknya hidup bertetangga hanya dipisahkan oleh tembok bangunan, dua jemaah tempat ibadah inipun hidup rukun.

Sampai kemudian pemerintah DKI Jakarta berencana merelokasi bangunan Gereja tersebut, para pengurus dan Jemaah masjid ini turut me-lobi para birokrat di Balai Kota. Namun sepertinya rencana pemerintah tersebut tetap dijalankan. Sayang sekali memang, namun pihak gerejapun ihlas dengan rencana tersebut demi kepentingan pembangunan dan kemaslahatan bersama.

Bandar Lampung – Provinsi Lampung

Yang ini di Tanjung Karang, Bang. hanya beberapa meter dari stasiun Kereta Api Tanjung Karang, Kota Bandar Lampung - Provinsi Lampung. pas di tusuk sate jalan Raden Inten.
Di Tanjung Karang, kota Bandar Lampung, Ibukota Propinsi Lampung. Bila anda sedang berkunjung ke sumatera lewat jalur darat anda bisa singgah ke masjid Taqwa Tanjung Karang, lokasinya hanya sepelemparan batu dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang. Masjid ini berdiri megah ‘nyaris’ berseberangan dengan gereja katedral Tanjung Karang. Kedua bangunan tempat ibadah ini sama sama berada di ruas jalan yang sama.

Muntok, Pulau Bangka – Provinsi Bangka Belitung

Dan ini adalah pemandangan khas kota Muntok di pulau Bangka Provinsi Bangka Belitung. Masjid Jami' Muntok bertetangga dengan Klenteng.
Jauh lebih tua lagi ada di Kota Mentok atau Muntok, Pulau Bangka, propinsi Bangka Belitung (Babel), Masjid Jami kota Muntok  dibangun tahun 1879 bersebelahan dengan sebuah kelenteng yang sudah berdiri 60 tahun lebih dulu dari bangunan masjid tersebut. Di Bangka dan Belitung memang sejak zaman kerajaan hingga kesultanan Palembang sudah menjadi kampungnya warga Thionghoa. Tak mengherankan bila banyak di jumpai bangunan klenteng di propinsi ini. Ulasan tentang masjid jami Muntok bisa dibaca disini

Provinsi Sulawesi Utara

Di kawasan wilayah transmigrasi Desa Mopuya, kabupaten Bolaan Mongondow, masyarakat setempat benar benar rukun meski berbeda agama. Mereka membangun tempat ibadah di komplek yang sama. tampak dalam foto di atas adalah Masjid Al-Muhajirin bersebelahan dengan Gereja Injil Mopuya. di komplek ini juga ada bangunan Pura.
Saya petikkan dua ikon kerukunan hidup beragama di provinsi Sulawesi Utara. Yakni Desa Mopuya di Kabupaten Bolaan Mangondow dan Bukit Kasih di kaki gunung Soputan, Minahasa. Di kabupaten Bolaan Mangondow tepatnya di Desa Mopuya, Kecamatan Dumoga, Kabupaten Bolaang Mongondow menjadi cermin betapa indahnya hidup damai. Masjid, gereja, pura telah puluhan tahun berdiri berdekatan tanpa saling mengusik satu sama lain. Malah tahun 1970 an, satu bangunan gantian dijadikan tempat beribadah.

Baru pada tahun 1973, mulailah dibangun tempat-tempat ibadah masing-masing pemeluk agama mendapat 2.500 meter persegi. Untuk umat Islam ditambah 2.500 meter persegi lagi untuk membangun madrasah. Jadilah enam rumah ibadah: Masjid Jami’ Al-Muhajirin, Gereja Masehi Injil Mopuya (GMIM) anggota PGI Jemaat Immanuel Mopuya, Pura Puseh Umat Hindu, Gereja KGPM Sidang Kalvari Mopuya, Gereja Katolik Santo Yusuf Mopuya untuk etnis tionghoa, dan Gereja Pantekosta berada dalam satu kawasan yang sama.

BUKIT KASIH. Begitu nama objek wisata religi di Minahasa ini. di puncak bukit ini sengaja dibangun tempat ibadah bagi masing masing lima agama. Tempat yang sangat menyenangkan tentunya untuk beribadah sekaligus berinteraksi langsung dengan pemeluk agama lain dalam kedamaian.
Bukit Kasih, adalah nama yang diberikan bagi sebuah bukit di kaki gunung Soputan dalam wilayah Desa Kanonang, kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Di bukit itu dibangun tempat ibadah bagi lima agama yang ada di Indonesia. Lokasinya berada sekitar 55 km dari kota Madano, Ibukota Sulawesi Utara dengan waktu tempuh sekitar 2 jam melewati jalanan di perbukitan dengan pemandangan menawan.

Untuk menuju kelima tempat ibadah itu, turis harus melewati ratusan anak tangga, Bukit Kasih ditandai dengan adanya monumen setinggi 22 meter. Monumen ini melambangkan simbol 5 agama di Indonesia di setiap sisinya, yaitu Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Buddha. Monumen ini juga menjadi simbol kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Bukit Kasih. Komplek ini dibangun tahun 2002 yang lalu sebagai pusat keagamaan dimana semua pemeluk agama dapat berkumpul bersama di satu lokasi.

Bersambung ke Bagian-2


Wednesday, June 5, 2013

Potret Kerukunan Beragama di Berbagai Belahan Bumi

Di berbagai negara, bangunan tempa ibadah dibangun bersebelahan atau berdekatan sebagai simbol dari kerukunan antar pemeluk beragama di negara bersangkutan.
Assalamualaikum

Damai itu indah, rukun itu nyaman dan tentram. Sudah Sunatullah manusia di bumi ada beragam macam keyakinan dan agama, suku bangsa, ras, warna kulit, dan sebagainya. Namun perbedaan bukan diciptakan untuk saling bermusuhan tapi justru agar saling mengenal satu sama lainnya. Beberapa potret berikut ini saya petikan untuk anda sekedar menambah wawasan wujud kerukunan hidup beragama di berbagai belahan bumi.

Anda bebas berkomentar dengan santun dan hindari komentar apapun yang berbau SARA.

Bosnia &Herzegovina

Masjid dan Gereja Katholik dan Protestan di satu ruas jalan yang sama di Bosnia
Selembar foto menarik tentang satu pemandangan di salah satu Masjid di Bosnia and Herzegovina. Tepatnya di kota Bosanska Krupa, timur laut Bosnia. Di ruas jalan yang sama terdapat tiga tempat ibadah sekaligus. Dalam foto di atas berturut turut dari kiri ke kanan adalah Gereja Katholik Romawi, jauh di belakang adalah Masjid bagi ummat islam dan paling kanan adalah gereja Ortodox Rusia.

Bosnia & Herzegovina merupakan salah satu negara berpenduduk mayoritas muslim di Semenanjung Balkan, Eropa. Paska tragedi pembasmian etnis muslim oleh etnis Serbia di penghujung tahun 1990-an, negara ini kini tumbuh pesat di berbagai bidang. Indonesia turut meninggalkan jejak di negara ini dengan membangun Masjid Istiklal Indonesia atau tekadang disebut sebagai Masjid Suharto atau Masjid Indonesia di Ibukota Bosnia, Sarajevo.

Lebanon

Seperti di Tahrir Square di Mesir, Pelataran luas di depan masjid di kota Beirut ini sempat menjadi pusat konsentrasi massa demonstran di Lebanon. Bangunan Masjid megah yang dibangun bersebelahan dengan sebuah gereja yang sama sama besar.
Pemandangan serupa juga terlihat di sudut kota Beirut, Lebanon. Disana sebuah gereja saling bersisian dengan sebuah bangunan masjid megah. Dua bangunan tempat ibadah dua agama yang berbeda ini dibangun benar benar berdempetan satu sama lain dengan ukuran yang sama sama besar.

Meski negara Arab satu ini tak pernah sepi dari pertikaian namun kehidupan toleransi beragama di negara tersebut cukup berjalan meski pertikaian antara Suni di utara yang menguasai pemerintahan dan Syiah di Selatan dengan Hisbullahnya tak pernah mengendur dan mengundang perhatian Internasional mengirimkan pasukan perdamaian termasuk Kontiingen Pasukan Garuda dari Indonesia.

Suriname

Bangunan Sinagoga Yahudi dan Masjid Umat Islam berada di dalam lingkungan yang sama di kota Paramaribo - Suriname di belahan benua Amerika Selatan.
Di negeri perantauan muslim Jawa jaman penjajahan Belanda di belahan selatan benua Amerika, tepatnya di kota Paramaribo, ibukota Suriname. Berdiri sebuah masjid yang berbagi lahan dengan sebuah synagog Yahudi. Pemandangan yang tak terbayangkan akan terjadi di wilayah pendudukan Israel, bukan ?.

Islam di Suriname turut diperkenalkan oleh muslim dari Indonesia yang dibawa kesana oleh penjajah Belanda selama menjajah Indonesia. Warga keturunan Indonesia disana di angkut dari pulau Jawa untuk dijadikan pekerja perkebunan. Hingga hari ini keturunan mereka masih mempertahankan budaya Jawa meski sudah berlalu beberapa generasi.

Nigeria

Ketika pemerintah Nigeria memutuskan memindahkan ibukota pemerintahan mereka dari kota Lagos ke Kota Abuja, pemerintah negara ini membangun Masjid Nasional Abuja bagi 50% penduduk mereka yang beragama Islam serta sebuah Katedral berseberangan yang saling berhadap hadapan di satu ruas jalan yang sama di pusat pemerintahan negara tersebut. Bisa jadi ide ini lahir dari Jakarta.
Di benua Afrika di kota Abuja, Ibukotanya Republik Nigeria. Masjid Nasional Abuja berdiri begitu megah dengan empat menara tingginya sengaja dibangun berhadap hadapan dengan Katedral nasional Nigeria. Kawasan tempat masjid dan gereja ini merupakan kawasan pusat pemerintahan Nigeria yang baru di kota Abuja setelah dipindahkan dari Lagos.  

Islam di Nigeria merupakan agama mayoritas. Merujuk kepada situs world fact book komposisi keber-agama-an di Nigeria terdiri dari Muslim 50%, Kristen 40%, kepercayaan tradisonal lama sekitar 10%. Muslim di Nigeria merupakan muslim Suni bermazhab Maliki. Muslim Syiah juga eksis di Nigeria, mereka merupakan minoritas di Nigeria dan sebagian besar menetap di negara bagian Sekoto.

Hongkong

Masjid Ammar & Osman Ramju Sidiq Islamic Center Hongkong, berdiri bersebelahan dengan salah satu Gereja Katholik Hongkong.
Salah satu masjid yang sangat terkenal di Hongkong adalah masjid Ammar and Osman Ramju Sidiq Islamic Centre, yang berada di 40 Oi Kwan Road, Wanchai. Masjid yang diresmikan pada tanggal 14 September 1981 ini berdiri gagah berdampingan dengan salah satu gereja Katolik di Hong Kong, menjadi lambang keharmonisan umat beragama di Hong Kong.

Bangunan Memiliki 8 lantai yang memiliki beragam fungsi. Salah satunya sebagai Islamic Centre dan kantor bagi Hongkong Islamic Union of Hongkong. Bila hari minggu dan libur nasional, Masjid Ammar Wanchai demikian orang sering menyebut, akan di penuhi oleh para jemaah Indonesia maupun dari Filipina.

Pada ruang shalat wanita rutin digunakan untuk kegiatan keagamaan Organisasi Halaqah dari Senin hingga Minggu. Sedangkan untuk lantai 6 atau ruang seminar, disewakan untuk umum yang dimanfaatkan untuk seminar, training maupun pengajian  baik training keagamaan maupun training motivasi. Tempat ini kerap menjadi saksi para mua’alaf  yang  mengikrarkan Islam.

Indonesia

Pastinya sudah sangat hafal dengan pemandangan ini kan ?. Yups, ini Jakarta tercinta. Masjid Nasional Istiqlal dan Gereja Katedral dibangun semasa Bung Karno sebagai simbol kerukunan beragama di tanah air, Indonesia.
Bagaimana di Indonesia ?. tak usah kecil hati. Masjid Istiqlal yang merupakan masjid nasional kebanggaan kita itu dibangun berseberangan dengan Gereja Katedral. Pembangunan keduanya memang direncanakan seperti itu oleh bapak pendiri negara kita waktu itu. Ada banyak foto fotonya di dunia maya saya cuplikan untuk anda salah satu fotonya.

Di tanah air kita ini, tidak hanya Istiqlal dan Katedral yang hadir bersama sama di satu area tapi masih ada se-abrek hal serupa di seluruh penjuru tanah air. Insya Alloh, kita ulas di posting berikutnya ya.

Wassalamualaikum

Sunday, June 2, 2013

Masjid Dari Es Pertama di Dunia dibangun di Swedia

Masjid yang akan dibangun terhubung dengan ruangan gereja ini
Sebuah masjid yang terbuat dari es segera akan hadir di ICE HOTEL, Jukkasjarvi, di bagian utara negara Swedia. Rencanya masjid tersebut akan terhubung dengan bangunan gereja yang sudah lebih dulu dibangun disana dan menjadi banguan masjid pertama di dunia yang terbuat dari Es.

CEO dari ICE HOTEL, Yngve Bergqvist, mengatakan bahwa rencana pembangunan masjid Es tersebut merupakan perwujudan dari kebebasan beragama di kota Jukkasjarvi.

Yngve Bergqvist  menambahkan “Tempat ibadah ini akan menjadi hal yang teramat menarik bagi para tamu untuk datang melihatnya, bahkan sudah ada 150 calon pasangan pengantin yang sudah berencana untuk melaksanakan pernikahan mereka di tempat tersebut”

Dia juga menegaskan bahwa pembangunan masjid Es tersebut tidak semata mata untuk tujuan komersial tapi merupakan bentuk upaya mereka untuk memberikan informasi tentang Islam.

“kami berfikir bahwa, tamu kami datang dari berbagai negara dan kami berpendapat sangat menarik untuk membangun sebuah masjid setelah sebelumnya kami telah membangun sebuah gereja” tambahnya lagi.

Imam Mahmoud dari Masjid Aldebe dan juga ketua dari Swedish Muslim Association, berharap bahwa pembangunan masjid tersebut akan memberikan dampak positif guna memberikan pemahaman yang benar tentan Islam, mengingat pengetahuan masyarakat disana sangat minim tentang Islam.

Beliau menambahkan bahwa ide tersebut sama sekali tidak controversial meskipun lokasinya berdempetan dengan Gereja. Hal tersebut justru memberikan peluang yang lebih baik bagi terjalinnya dialog antara komunitas muslim disana dengan masyarakat luas. Dan bisa jadi pendeta di gereja yang berbagi lahan dengan masjid ini juga dapat memberikan penjelasan tentang Masjid dan Islam kepada siapa saja yang datang kesana.