Saturday, July 29, 2023

Masjid Raya Baitul Makmur Tanjunguban, Kepulauan Riau

Masjid Raya Baitul Makmur Tanjung Uban.
 
Masjid Raya Baitul Makmur Tanjung Uban berstatus sebagai masjid besar kecamatan Bintan Utara sekaligus juga merupakan masjid terbesar di kabupaten Bintan, Lokasinya berada di Simpang Makam Pahlawan Tanjung Uban, sekitar 80 kilometer dari Kota Tanjungpinang dan dapat diakses dalam waktu sekitar 2 jam menggunakan kendaraan bermotor.
 
Bila dari Batam, pengunjung harus menaiki transportasi laut berupa feri atau speed boat dari Pelabuhan Telaga Punggur. Perjalanan laut ini memakan waktu kurang lebih 30 menit untuk sampai ke Pelabuhan Tanjung Uban, dilanjutkan perjalanan darat sekitar 2 kilometer dari Pelabuhan Tanjung Uban.
 
Masjid Raya Baitul Makmur Tanjung Uban
Jl. H. Raja Daud, No. 1,, Tj. Uban Sel., Kec. Bintan Utara
Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau 29152
🌏 https://goo.gl/maps/Eym1tgkSD2ZdrhDUA
 

 
Masjid megah ini menjadi kebanggaan masyarakat Tanjunguban, terlihat kokoh dan menawan dilokasinya yang berada di dataran tinggi. Dari masjid ini kita dapat melihat pemandangan Tanjung uban dan sekitarnya dari ketinggian serta pemandangan laut selat Uban yang memisahkan pulau Batam dengan pulau Bintan.
 
Pembangunan Masjid Raya Baitul Makmur
 
Masjid Raya Baitul Makmur dibangun diatas lahan seluas 1,6 hektar, wakaf dari almarhum H. Raja Daud, yang Namanya diabadikan menjadai nama jalan didepan masjid ini. Peletakan batu pertama pembangunan-nya dilaksanakan sekitar tahun 2007 oleh Bapak Bupati Bintan Ansar Ahmad.
 
Penggunaan pertama kali masjid ini ditandai dengan pelaksanaan sholat jum’at berjamaah pada tanggal 27 Juli 2012 bertepatan dengan safari Gubernur Kepulauan Riau di Kecamatan Bintan Utara. Dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada tanggal 31 Mei 2015.
 
Masjid Raya Baitul Makmur Tanjung Uban.

Dan pada perayaan idul fitri 1433 H masjid ini telah digunakan untuk Shalat Ied, yang di ikuti oleh lebih kurang 6000 jama’ah yang memenuhi ruang utama masjid hingga ke halaman dan tempat parkir kendaraan.
 
Arsitektur Masjid Raya Baitul Makmur
 
Masjid dua lantai ini mengadopsi gaya arsitektur kontemporer yang dipadukan dengan nuansa tradisional. Dibangun dua lantai dengan daya tampung didalam masjid mencapai 2000 jemaah ditambah dengan area serambi dan halamannya dapat menampung hingga 6000 jemaah sekaligus.
 
Ruang shalat utama berada di lantai dasar dengan ruang mihrab yang diberi ornamen ukiran dari kayu jati dan ukiran kaligrafi nama-nama khalifah dan kalimat tahlil. Mimbar setinggi lebih kurang 2 meter diletakkan didalam mihrab. Dibagian atas mimbar dipasang kaligrafi dua kalimah syahadat. Sekeliling dinding bagian atas ruang shalat dhias kaligrafi Asmaul Husna.
 
Masjid Raya Baitul Makmur Tanjung Uban.

Kubah masjid dibangun dengan kerangka baja ringan tahan karat. Diameter kubah mencapai 9 meter dengan biaya pembangunan kubahnya saja sekitar Rp. 600 juta. Masjid ini memiliki lima kubah yang melambangkan 5 rukun Islam.
 
Masjid Besar Baitul Makmur dilengkapi 100 keran air wudhu, 12 kamar kecil, ruang kantor sekretariat, penyejuk ruangan, sarana untuk pernikahan, ruang pendidikan, ruang imam, dan ruang jaga yang didukung oleh 6 orang petugas kebersihan dan gharim Masjid.
 
Interior masjid juga dipercantik dengan kehadiran beberapa jam antik, selain itu, ruangan masjid ini juga dihiasi dengan lampu-lampu cantik yang estetik. Masjid Besar Baitul Ma’mur dikelilingi taman seluas 4000 m² dan area parkir yang mampu menampung 750 motor dan 150 mobil.
 
Masjid Raya Baitul Makmur Tanjung Uban.

Wisata Religi
 
Masjid Raya Baitul Makmur Tanjung Uban kini termasuk di dalam wisata religi meskipun masjid ini bukan kategori masjid tua, tapi termasuk masjid yang memiliki arsitektur yang memukau.
 
Apalagi dengan adanya taman yang ada di sekeliling masjid dan juga ornamen warna lantai yang penuh warna membuat Masjid Raya Baitul Makmur terlihat megah dan artistik. Dan selama bulan suci Ramadhan masjid ini menjadi lebih menarik dengan programnya menggelar buka puasa setiap hari.***
 
Rujukan
 
http://kemegahanmasjid.blogspot.co.id/2015/09/masjid-baitul-makmur-tanjunguban.html
http://seputartanjunguban.blogspot.co.id/2015/02/masjid-baitul-makmur-tanjunguban.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Baitul_Makmur_Tanjung_Uban
https://direktoripariwisata.id/unit/7699
http://mbbm.or.id/profil/sejarah/
https://batam.tribunnews.com/2021/04/18/sejarah-masjid-raya-baitul-makmur-terbesar-di-bintan-adakan-bukber-tiap-hari.
https://www.melayupedia.com/berita/1042/masjid-colorfull-ini-ada-di-tanjung-uban-lho

 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
  
Baca Juga
 
Masjid Nurul Islam Muka Kuning – Batam
Masjid Raja Haji Abdul Gani ; Masjid Tertua di Karimun
Masjid Raya Baitussyakur Batam
 

Sunday, July 23, 2023

Masjid Agung Baiturrahman Pulau Murotai, Maluku Utara

Masjid Agung Baiturrahman Kabupaten Pulau Murotai, Maluku Utara.
 
Masjid Agung Baiturrahman adalah masjid agung di kabupaten Pulau Murotai provinsi Maluku Utara. Pulau Morotai merupakan salah satu pulau terluar Indonesia, di bagian paling Utara. Luas wilayah Pulau Morotai adalah 2.337,15 km². Kabupaten Pulau Morotai diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, pada 2009.
 
Pulau Morotai dikelilingi laut-laut besar. Di sebelah utara, Morotai berbatasan dengan Samudera Pasifik, di sebelah barat dan timur dengan Laut Halmahera, dan di selatan berbatasan dengan Selat Morotai.
 
Masjid Agung " Baiturrahman" Morotai
Gotalamo, Kecamatan Morotai Selatan
Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara
 
 
Pembangunan Masjid Agung Baiturrahman Pulau Murotai
 
Pembangunan Masjid Agung Baiturrahman dimulai tahun 2020, di kawasan wisata religi di dalam CBD Daruba, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Pembangunan sempat mendapatkan tantangan berat.
 
Pasalanya pembangun masjid ini bersamaan dengan pembangunan Gedung Oikoumene atau Morotai Christian Center sebagai tempat berbagai aktifitas kegiatan keagamaan warga nasrani. Posisi Islamic Center dan Christian Center itu mengapit Puskesmas Daruba.
 
Masjid Agung Baiturrahman Kabupaten Pulau Murotai, Maluku Utara.

Peresmian Masjid Agung Baiturrahman Pulau Murotai
 
Masjid agung Baiturrahman Pulau Murotai diresmikan oleh Bupati Pulau Murotai Benny Laos pada hari selasa 29 Maret 2022, didampingi Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Maluku Utara, H. Sarbin Sehe, Ketua MUI Maluku Utara dan para imam se-Provinsi Maluku Utara. Peresmian tersebut menandai soft opening Kawasan wisata religi tersebut.
 
Sebelum peresmian masjid Agung Baiturahman, Kakanwil Kemenag Prov Maluku Utara lebih dulu melantik para imam dan pengurus masjid agung dan selanjutnya Bupati Morotai menandatangani prasasti masjid agung sebagai tanda peresmian. Penetapan para imam dan Pengurus Badan Takmir Masjid Agung Baiturrahman berdasarkan SK Bupati Pulau Morotai Nomor 450/I/KPPS/2022. Haji Abdul Karim ditetapkan sebagai Ketua Badan Takmir Masjid Agung Baiturrahman.
 
Interior Masjid Agung Baiturrahman Kabupaten Pulau Murotai, Maluku Utara.

Sejak diresmikan masjid Agung Baiturrahman ini telah menjadi landmark bagi salah satu pulau terluar Indonesia di bagian utara yang langsung menghadap ke Samudera pasifik tersebut. Peresmian masjid agung tersebut sekaligus menjadi refleksi pembangunan di bidang ideologi masyarakat Morotai. Sebab, aktivitas di Masjid Agung Baiturrahman Morotai itu menjadi cerminan optimalisasi rumah ibadah serta tempat berbagai aktivitas keagamaan.
 
Arsitektur Masjid Agung Baiturrahman Pulau Murotai
 
Bangunan utama Masjid Agung Baiturrahman dibangunan dengan denah persegi delapan, bagian atapnya dilengkapi dengan satu kubah utama dibagian tengah dan diapit oleh empat kubah berukuran lebih kecil di empat penjuru atap dengan corak yang senada.
 
Interior Masjid Agung Baiturrahman Kabupaten Pulau Murotai, Maluku Utara.

Empat Menara tinggi menjulang dibangun terpisah dari bangunan utama di empat penjuru bangunan masjid. Baik bangunan utama masjid maupun empat menaranya dibalut dengan warna putih bersih. Denah masjid dan bentuk empat menaranya ini mengingatkan pada bentuk Taj Mahal di Agra, India.
 
Fasilitas Masjid Agung Baiturrahman Pulau Murotai
 
Di sebelahnya, berbarengan dengan pembangunan masjid itu juga dibangun miniatur Ka'bah dengan ukuran panjang dan lebar yang sama dengan Ka'bah asli di Masjidil Haram, tetapi bangunannya lebih rendah. Replika Baitullah selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan manasik bagi masyarakat Morotai dan Maluku Utara yang akan menunaikan ibadah haji maupun umrah.
 
Masjid Agung Baiturrahman Kabupaten Pulau Murotai, Maluku Utara.

Kompleks Masjid Agung Baiturrahman juga dilengkapi dengan Gedung Islamic Center yang diberi nama “Khairunnas” dengan aula yang cukup luas berdaya tamping 1500 orang hingga dapat digunakan oleh warga untuk hajatan masyarakat, semisal pernikahan, perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur'an, atau kegiatan lain yang melibatkan peserta dalam jumlah besar.
 
Dibangunanya komplek masjid agung dan Islamic center ini juga terselip rencana dan harapan menjadikan Pulau Murotai sebagai embarkasi haji bagi Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, sebagaimana disampaikan oleh Bupati Benny Laos dalam sambutannya saat peresmian masjid ini.***
 
Rujukan
 
https://www.tandaseru.com/2022/03/30/masjid-agung-diresmikan-morotai-satu-langkah-maju-menuju-daerah-embarkasi-haji/
https://sabili.id/masjid-agung-baiturrahman-refleksi-kehidupan-beragama-di-pulau-morotai/
https://indotimur.com/nusantara/bupati-benny-resmi-masjid-agung-baiturrahman-pulau-morotai

 
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 
Masjid Agung Ibnu Abdullah Masohi - Maluku Tengah,
Masjid Raya Al-Istiqomah Sanana, Kepulauan Sula
Masjid Gammalamo Jailolo
Masjid Raya Sigi Lamo Jailolo
Masjid Agung Nurul Haq, Kepulauan Aru, Maluku
Masjid Agung Al-Buruj, Pulau Buru, Maluku
Masjid Agung Iqro, Halmahera Timur
 

Saturday, July 22, 2023

Masjid Agung Baiturrahman Boroko, Bolaan Mongondow Utara

Masjid Agung Baiturrahman Boroko, Bolaan Mongondow Utara (foto: tangkapan layar bolmut channel)

Saat ini, Kabupaten Bolaan Mongondow Utara memiliki dua bangunan masjid agung yang lokasinya bersebelahan. Pembangunan masjid agung yang baru ditujukan untuk meningkatkan kapasitas masjid dari sebelumnya hanya mampu menampung maksimal 1030 jemaah ditingkatkan menjadi 3000 jemaah di masjid agung yang baru.
 
Masjid Agung Baiturrahman atau acapkali disebut sebagai masjid agung Boroko merujuk pada lokasinya berada di desa Boroko kecamatan Kaidipang. Lokasinya berdiri di sisi barat lapangan kembar Boroko. Disekitar lapangan ini berdiri berbagai Gedung pemerintahan daerah Kabupaten Bolaan Mongondow Utara termasuk komplek kantor bupati Bolaan Mongondow Utara yang terpaut sekitar 800 meter disebelah selatan bangunan masjid agung ini.
 
Masjid Agung Baiturrahman Boroko
Desa Boroko, Kecamatan Kaidipang
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara
 

Sejarah Masjid Agung Baiturrahman Boroko
 
Masjid agung Baiturrahman Boroko (yang pertama) dibangun tahun 1936 diatas tanah wakaf seluas 800 meter persegi dengan luas bangunan 678 meter persegi dengan daya tampung 1030 jemaah. Sedangkan masjid agung Baiturrahman Boroko yang baru, dibangun sejak bulan Juli 2017 dengan ukuran 31x31 meter dengan daya tampung mencapai 3000 jemaah sekaligus.
 
Belum ada keputusan final terkait dengan bangunan masjid agung yang lama, meski sempat terdengar kabar bangunan masjid tersebut nantinya akan dibongkar dan lahan nya akan dialihfungsi.

Wacana pembangunan masjid agung Baiturrahman yang baru sudah mencuat ditahun 2013 dimasa kepemimpinan Bupati Bolmut Drs Hi Hamdan Datunsolang MM (menjabat 2008 - 21 April 2013). 

Pembangunan tahap pertama masjid agung baiturrahman (yang baru) dilakukan pada Juli 2017 – Desember 2017 dengan pagu anggaran Rp. 4.386.475.000 setelah itu dilanjutkan dengan pengerjaan tahap kedua di tahun 2018.
 
Interior Masjid Agung Baiturrahman Bolaan Mongondow Utara.

Masjid Agung Baiturrahman yang baru mulai digunakan pertama kali dengan penyelenggaraan sholat Jum’at pada 26 April 2019 dilanjutkan dengan do’a syukuran penggunaan (pemanfaatan) masjid tersebut yang dihadiri langsung oleh Bupati Bolaan Mongondow Utara Drs. Hi. Depri Pontoh.

Turut hadir Wakil Bupati Bolmut Drs. Hi. Amin Lasena, MAP, Sekretaris Daerah DR. Drs. Hi. Asripan Nani, M.Si, Pimpinan Perangkat Daerah serta Tokoh Agama, Tokoh Adat dan masyarakat.
 
Dalam sambutannya, Bupati Bolmut Drs. Hi. Depri Pontoh mengungkapkan rasa syukurnya dengan dimulainya pemanfaatan Masjid Agung Boroko yang baru ini. Hal ini menunjukkan kesamaan dan kebersamaan visi yang terbangun antara Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam mengembangkan syiar Agama Islam.
 
Disampaikan, terima kasih kepada masyarakat serta seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung proses pembangunan Masjid Agung Baiturrahman Boroko. Dirinya berharap Masjid Agung Baiturrahman Boroko dapat dijaga, dipelihara dan dimanfaatkan dengan baik.
 
Dua bangunan Masjid Agung Baiturrahman Bolaan Mongondow Utara.

Fasilitas Masjid
 
Masjid Agung Baiturrahman Boroko berdenah persegi empat simetris dengan atap joglo tunggal. Di masing masing empat penjuru bangunan dilengkapi dengan bentuk Menara beserta kubah yang bentuk dan coraknya sama persis dengan kubah utama di puncak atap bangunan utama.
 
Didalam ruangan masjid berdiri kokoh empat sokoguru menopang struktur atap yang tidak di plafon sehingga memberikan kesan lega di dalam masjid. Pintu akses ditempatkan di sisi timur dan selatan. Mihrab masjid berbentuk gerbang besar setinggi tembok masjid dengan ornament warna hijau. Satu mimbar dari kayu berukir ditempatkan didalam mihrab. Ruangan dalam masjid ini juga memiliki lantai mezanin.
 
Kegiatan Masjid
 
Sebagai masjid agung kabupaten, Masjid Agung Baiturrahman Boroko menjadi pusat aktivitas ke-Islaman di Bolaang Mondondow Utara. Berbagai acara tingkat kabupaten diselenggarakan di masjid ini.
 
Pada 22 maret 2023 Bupati Bolmut Depri Pontoh mengikuti sidang Isbat penetapan 1 Ramadhan 1444H/2023 oleh kemenag RI di Jakarta, secara virtual di Masjid Agung Boroko ini. Turut Hadir Wakil Bupati Bolmut Hi. Amin Lasena, Forkopimda, para Asisten, Kepala Organisasi Perangkat Daerah, Camat dan Sangadi serta masyarakat.
 
Susana didalam Masjid Agung Baiturrahman Boroko, Bolaan Mongondow Utara (foto: tangkapan layar bolmut channel)

Peringatan pergantian tahun 2022-2023 pun diselenggarakan di Masjid Agung Baiturrahman ini dihadiri oleh Bupati Bolmut dan pejabat setempat, dengan menyelenggarakan doa dan zikir Bersama. Dalam kesempatan itu bupati bolmut mengajak Jemaah yang hadir untuk merenung dan berkontemplasi secara lebih mendalam memetic intisari dan makna hakiki dari proses bergantinya hari dan bergulirnya waktu.
 
Tradisi tahunan di Bolmut diselenggarakan setiap memperihati hari jadi kabupaten Bolmut, diselenggarakan ziarah dan do’a Bersama untuk para tokoh presidium pemekaran kabupaten Bolmut. Kegiatan ziarah bermula dari Masjid Agung Baiturahman Boroko yang diawali dengan kata-kata adat dan doa bersama kepada arwah tokoh pejuang presidium pemekaran. Doa dipimpin langsung Imam Masjid Agung Boroko Saharin Harundja.
 
Dilanjutkan dengan ziarah kubur tokoh presidium pemekaran yang berada di empat kecamatan terpisah di kabupaten Bolmut. Sehingga peziarah dibagi menjadi empat tim masing masing dipimpin oleh Bupati, wakil bupati, Sekda, dan ketua DPRD Bolmut.***
 
Rujukan
 
http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/2785/
https://www.pilarsulut.com/2017/10/tahun-2018-boroko-bakal-miliki-masjid-terbesar-bolmut/
https://www.trendingpublik.com/pemda-bolmut-gelar-syukuran-penggunaan-masjid-agung-boroko/
https://mediasulutgo.com/bupati-depri-pontoh-mengikuti-sidang-isbat-secara-virtual-di-masjid-agung-boroko/
https://asumsi.id/sambut-tahun-baru-2023-pemkab-bolmut-gelar-dzikir-dan-doa-bersama/
https://totabuan.news/terkini/bolmut-segera-miliki-masjid-agung/
 
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga Masjid di Sulawesi Lainnya
 
Masjid Agung An-Nur Luwuk
Masjid Agung Ilaykal Mashir Majene
Masjid Agung Lasusua, Kolaka Utara
Masjid Agung An-Nur Bolsel, Sulawesi Utara  
Masjid Awaluddin Al Jannah, Hagia Sophia-nya kabupaten Muna

Sunday, July 16, 2023

Masjid Agung Al-Hidayah, Hagia Sophia-nya Kabupaten Malang

Masjid Agung Al-Hidayah Kabupaten Malang.

Masjid Agung Al-Hidayah di Kabupaten Malang ini mendadak mencuri perhatian warga karena bentuk bangunan-nya yang mirip dengan masjid Hagia Sopia di Istanbul Turki namun dalam ukuran yang lebih kecil. Lokasinya menyatu dengan komplek pondok pesantren Al-Hidayah di Dusun Bonowarih Desa Karangan, kecamatan Karangploso kabupaten Malang, provinsi Jawa Timur.
 
Masjid berwarna coklat ini tampak berdiri begitu menonjol dibandingkan bangunan bangunan yang ada di sekitarnya. Akses jalan menuju Masjid Agung Al Hidayah mudah dilalui oleh wisatawan yakni dari pintu tol Karangploso lurus terus ke arah Kota Batu, posisinya masjid tersebut ada di pinggir jalan sebelah kanan.
 
Masjid Agung Al Hidayah Malang
Dusun Bonowarih, Desa Karangan, Kecamatan Karang Ploso
Kabupaten Malang, Jawa Timur 65152
https://goo.gl/maps/UfSZ93yD3kXaniBg9
 
 
Sejarah masjid Agung Al-Hidayah Malang
 
Sejatinya masjid Agung Al-Hidayah ini sudah berdiri sejak masa penjajahan Belanda di komplek pondok pesantren Al-Hidayah, namun tidak diketahui dengan pasti tahun pembangunan masjid ini. Pendirinya adalah KH. Ismail Arif bin Paku Nego, beliau merupakan Tokoh agama pendiri Pondok Pesantren Al Hidayah, makamnya berada disisi barat Masjid Agung Al-Hidayah ini.
 
Pada awalnya bangunan masjid ini hanya berupa bangunan dari bahan bambu lalu diganti dengan batu bata pada renovasi tahun 1988. Tahun 2008 Masjid Agung Al Hidayah mengalami renovasi besar-besaran hingga ke bentuknya saat ini. Total renovasi besar besaran tersebut menghabiskan dana sekitar Rp. 8.5 Milyar bersumber dari jariah masyarakat. 

Bangunan masjid ini dirancang oleh Pak Tholib, beliau bukan seorang seniman dan bukan arsitek, kemampuannya merancang masjid diperoleh secara otodidak. Awalnya pengurus masjid hanya menginginkan bangunan masjid yang bagus dan unik. Kemudian ditunjukkan sebuah lembaran foto masjid Hagia Sophia yang diambil dari kalender. Pengurus pun akhirnya sepakat untuk membangun masjid serupa dalam foto tersebut.
 
Interior Masjid Agung Al-Hidayah Kabupaten Malang.

Saat renovasi besar-besaran pada 2008 bangunan masjid lama mulai dibongkar dan dibangun secara bertahap, karena selama proses pembongkaran dan pembangunan, masjid ini tetap digunakan untuk ibadah sholat. Renovasi tersebut memakan waktu hingga 10 tahun.
 
Arsitektur Masjid Agung Al-Hidayah Malang
 
Masjid Agung Al Hidayah terdiri atas tiga lantai, lantai pertama digunakan sebagai tempat wudhu, kamar mandi dan gudang. Lantai dua digunakan untuk tempat sholat utama dan tempat mihrab dan mimbar berada, sedangkan di lantai tiga juga digunakan tempat sholat serta kajian kajian islam. Ukuran bangunan masjidnya sendiri seluas 20 x 30 meter persegi diperkirakan mampu menampung hingga 700 jemaah sekaligus.
 
Kubah utama masjid didukung 16 kubah lebih kecil yang tersusun sedemikian rupa. Beberapa juga terlihat kubah separuh lingkaran yang berada di sudut-sudut puncak masjid. Masjid Agung Al Hidayah di Kabupaten Malang ini adalah memiliki menara tunggal setinggi 45 meter. Sedangkan dinding Masjid Agung Al Hidayah ini lebih didominasi oleh warna coklat
 
Masjid Agung Al-Hidayah Kabupaten Malang.

Saat memasuki Masjid Al Hidayah Jemaah akan menemukan ruangan masjid yang lapang dengan atap begitu tinggi ditopang oleh tiang-tiang penyangga beruikuran besar. Para pengunjung akan disambut dengan ukiran dan ornamen yang menarik dan layar televisi LED di area bawah bangunan. Ditambah dengan kaligrafi kaligrafi estetik menghiasi dinding dan sisi dalam kubah kubah masjid.
 
Objek Wisata Religi
 
Arsitektur dan interiornya yang mirip dengan Hagia Sophia berhasil mengundang perhatian masyarakat luas. Mereka biasanya menyempatkan diri berfoto selfie, selain menjalankan ibadah salat lima waktu. Sering kali juga digunakan tempat ijab kabul dan foto pranikah. Pasangan yang akan berfoto prewed atau menikah cukup mengajukan izin kepada pengurus setempat. Hanya saja harus tetap menjaga sopan santun dan adab di masjid.***
 
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Rujukan
 
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5556434/masjid-agung-al-hidayah-mirip-hagia-sophia-turki-di-malang-habiskan-rp-85-miliar
https://travelingyuk.com/masjid-al-hidayah-karangploso/296152/
https://kabarbanten.pikiran-rakyat.com/syiar/pr-596326361/destinasi-wisata-religi-masjid-agung-al-hidayah-malang-jawa-timur-mirip-arsitektur-hagia-sophia-di-turki
https://khazanah.republika.co.id/berita/qs09s1483/menengok-hagia-sophia-di-malang

 
Baca Juga
 
Masjid Agung An-Nur Kota Batu
Masjid Agung At-Taqwa Bondowoso
Masjid Agung Darussalam Bojonegoro
Masjid Agung Baitul Hakim Kota Madiun
Masjid Agung Baitussalam Nganjuk
Masjid Agung Baitur Rahman Ngawi
Masjid Agung Baitussalam

Saturday, July 15, 2023

Masjid Raya Al-Huda Kopandakan, Masjid Tertua di Kota Kotamobagu

Masjid Raya Al-Huda Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara pada bulan Maret 2023.

Masjid Raya Al-Huda di Kopandakan, Kota Kotamobagu provinsi Sulawesi Utara diyakini sebagai salah satu masjid tertua di bekas wilayah kerajaan Bolaang Mongondow Raya (kini menjadi Kabupaten Bolaan Mongondow, Bolaan Mongondow Utara, Bolaan Mongondow Selatan, Bolaan Mongondow Timur dan Kota Kotamobagu). Dibangun pertama kali ditahun 1928 menjadikan masjid ini sebagai masjid tertua di Kota Kotamobagu dan salah satu masjid tertua di Bolaang Mongondow Raya.
 
Selain Masjid Raya Al-Huda di Bolaan Mongondow raya masih ada beberapa masjid masjid tua lainnya yakni: Masjid Raya An-Nur Molibagu di kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) yang dibangun pada 1912 dan Masjid An-Nur Lolak di kabupaten Bolaang Mongondow yang berdiri sejak tahun 1920.
 
Masjid Raya Al-Huda Kopandakan 1
Jalan raya, Kopandakan I, Kec. Kotamobagu Selatan
Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara
https://goo.gl/maps/QWkcYanKs8EtaYo87
 

 
Renovasi
 
Bukti otentik tahun pembangunan masjid ini yang terukir di salah satu empat tiang raja (sokoguru) dari kayu di masjid ini telah hilang pada saat dilakukan renovasi antara tahun 2000 hingga 2007. Empat sokoguru tersebut dibuat dari kayu setebal 40 sentimeter dengan ketinggian mencapai 10 meter. Pada salah satu sokoguru tersebut terukir tanggal pembangunan masjid tersebut yang dumulai pada Februari 1926 dan selesai pada bulan Maret 1928.
 
Setelah renovasi empat sokoguru kayu tersebut berubah menjadi empat sokoguru dari beton seperti saat ini, termasuk juga dindingnya yang semula dari papan juga diganti dengan beton. Namun demikian renovasi tersebut tidak mengubah bentuk bangunan masjid aslinya.
 
Masjid Raya Al-Huda Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara pada bulan Desember 2023.

Renovasi terhadap bangunan masjid tersebut dilakukan mengingat kondisi masjid induk saat itu yang sudah cukup memprihatinkan. Adalah Marsidi Kadengkang, selaku sangadi Kopandakan I (1993-2003) yang memprakarsai renovasi tersebut setelah bermusyawarah dengan keluarga Lobud, tetua desa, dan para ulama.
 
Tradisi Molebe
 
Tradisi Molebe adalah tradisi menyediakan makanan berbuka puasa di Masjid selama bulan suci Romadhon. Tradisi ini pada awalnya untuk menyediakan makanan bagi para pemuka agama di desa yang akan i’tikab (tinggal di masjid) selama bulan suci Romadhon, karena itu warga muslim disana bergiliran membawakan makanan untuk sahur dan berbuka puasa.  
 
Interior Masjid Raya Al-Huda Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara (foto: Kompas)

Namun, seiring perjalanan waktu, kebiasaan para pemuka agama Islam tinggal di masjid menghilang. Praktik molebe pun berubah menjadi kewajiban membawa takjil saja. Tradisi selama bulan suci romadhon yang masih lestari hingga kini adalah tradisi tadarus dua juz setiap hari di masjid dan di rumah sangadi (kepala desa) yang dilakukan setelah sholat tarawih. Sehingga dipastikan selama bulan suci romadhon aka nada dua kali khatam tadarus Al Quran.
 
Setiap hari selama suci Romadhon, keluarga Muslim Desa Kopandakan I bergiliran membawa takjil ke masjid ini. Setiap hari ada 9 atau 10 keluarga secara bergiliran mengantar takjil sesuai jadwal yang dibuat oleh kepala dusun. Takjil takjil tersebut akan dihidangkan oleh pengurus dan remaja masjid di meja panjang untuk berbuka para Jemaah yang datang ke masjid.
 
Masjid Raya Al-Huda Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara pada bulan Maret 2023 dari arah tribun lapangan olahraga Kopandakan I.

Hidangan takjir di masjid ini terdiri dari panganan khas setempat yakni biji balapis, lalampa bakar, kueku (mata kebo), dan kukis kelapa.
Tak lupa tentu saja minuman yang terdiri dari es buah, sari buah jeruk instan dan kopi.
 
Pada saat berdiri di tahun 1928 Masjid Raya Al Huda adalah satu-satunya masjid bagi sekitar 730 keluarga Muslim di lima dusun Desa Kopandakan I. karena beberapa masjid baru telah dibangun, masjid berukuran 14 x 14 meter itu kini hanya digunakan terutama oleh warga Dusun 2 dan 3.
 
Molebe di Masjid AL Huda pun menjadi kewajiban warga kedua dusun itu saja. Namun demikian masjid ini tetap masjid induk bagi warga desa. Siapa pun tetap boleh datang bawa takjil. ****
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Rujukan
 
https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/05/18/merawat-jejak-sejarah-islam-bolaang-mongondow-di-masjid-al-huda-kotamobagu/


Sunday, July 9, 2023

Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang

Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang.

Masjid Agung Baitul Mukminin merupakan masjid agung kota santri Jombang yang menjadi kebanggaan warga setempat dengan bangunan nya yang megah serta aktivitas ke-Islamannya yang sangat kental. Konon, dalam sejarahnya, Masjid Agung Baitul Mukminin ini berperan dalam sejarah lahirnya organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) dengan pimpinan pertamanya KH. Hasyim Asyari yang memang asli n’jombang.
 
Berdiri megah di di Jalan KH. A. Dahlan nomor 28 disebelah barat alun alun Jombang, berseberangan dengan pendopo dan kantor Bupati Jombang disebelah timur alun alun. Sedangkan di sisi selatan alun alun terdapat stasiun kereta api jombang. Karena letaknya, masjid ini menjadi tempat singgah bagi para musafir yang tiba atau akan berangkat dari stasiun Jombang.
 
Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang
Jl. KH. A. Dahlan No.28, Jombatan, Kec. Jombang
Kabupaten Jombang, Jawa Timur 61419
https://goo.gl/maps/QGfh5n8ZABe7uWEp9
 

 
Kabupaten Jombang dulunya merupakan bagian dari Kabupaten Mojokerto yang dibentuk pada 1811, dan pada 1910 Jombang berdiri sendiri sebagai kabupaten. Lebih jauh ke masa lalu Jombang diperkirakan sempat menjadi ibukota kerajaan Mataram ketika Mpu SIndok memindahkan ibukota Mataram dari Jateng ke Jatim sekitar tahun 929.
 
Jombang sebagai tanah kelahiran dan tempat dimakamkan-nya presiden RI ke-4, KH Abdulrahman Wahid atau lebih dikenal sebagai Gusdur, menjadi salah satu kota tujuan wisata ziarah. Tak heran bila masjid Agung Baitul Mukminin Jombang ini juga kerap kali diramaikan oleh Jemaah dari berbagai daerah yang sedang berziarah ke Jombang.
 
Interior Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang.

Sejarah Singkat Masjid Agung Baitul Mukminin
 
Sejarah berdirinya Masjid Baitul Mukminin ini memiliki korelasi dan hubungan erat dengan berdirinya Pendopo Kabupaten Jombang saat Jombang berdiri sebagai kabupaten terpisah dari Kabupaten Mojokerto ditahun 1910.
 
Sedangkan bangunan masjid Agung yang saat ini berdiri merupakan hasil pembangunan besar besaran sejak tahun 2010. Pemancangan tiang pertama pembangunan masjid Agung Baitul Mukminin ini dilaksanakan pada 24 Februasi 2010 oleh Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MMA ditandai dengan pemecahan kendi pada tiang pancang, dan diresmikan pada 27 Oktober 2012 oleh Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo.

Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang.
 
Arsitektur Masjid Agung Baitul Mukminin
 
Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang dibangun dengan memadukan arsitektur Jawa dan arsitektur masjid modern. Atap limas bersusun tiga menjadi ciri khas bangunan masjid berlanggam Jawa pada bangunan utama masjid dengan keseluruhan badan bangunan masjid tinggi besar bedinding beton dilengkapi dengan beranda dan jejeran beberapa anak tangga di sisi depan.
 
Bangunan utamanya terdiri dari dua lantai yakni lantai utama dan lantai mezanin. Sepasang menara kembar mengapit bangunan masjid disisi depan. Masuk kedalam ruang sholat utama masjid dilantai satu terasa begitu lega, karena sokoguru bangunan tidak berdiri ditengah ruangan, kesan selesa atau lega lebih terasa dengan langi langit yang tidak diplafon.
 
Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang.

Mihrab masjid berbentuk gerbang setinggi tembok masjid, diapit sepasang pilar beton. Dihias dengan ukiran kayu. Mimbar khutbah dari kayu berukir juga ditempatkan didalam mihrab. Jendela masjid tarbuat dari kaya patri dengan ornamen floral. Jendela kaca di dinding sisi mihrab diletakkan di sisi atas dinding bangunan.
 
Fasilitas Masjid Agung Baitul Mukminin
 
Masjid yang namanya memiliki arti sebagai perkumpulan orang-orang muslim ini, mampu menampung 1.500 jamaah. Sementara itu ketika Ramadhan kegiatan masjid sangat padat mulai dari pengajian ba’da Subuh hingga kegiatan tadarus. Fasilitas yang ada dalam komplek Masjid Agung Baitul Mukminin tergolong lengkap, mulai dari tempat parkir, kamar mandi, tempat wudhu umum dan khusus lansia, serta terdapat gedung Isalamic Center.***
 
Rujukan
 
https://kabarjombang.com/religi/mengenal-masjid-agung-baitul-mukminin-jombang-kental-budaya-jawa/
https://idntrip.com/tempat-wisata-di-jombang/
http://grchexacon.blogspot.com/2015/11/masjid-agung-baitul-mukminin-jombang.html

Saturday, July 8, 2023

Masjid Jami Doom, Masjid Pertama di Papua Barat Daya

Masjid Jami Doom kota Sorong tahun 2022 (foto: amranyusuf)

Doom adalah sebuah pulau di kota Sorong, provinsi Papua Barat Daya. Lokasinya berada di lepas pantai kota Sorong, dapat dicapai dengan perahu motor dari pelabuhan kota Sorong dalam waktu tempuh sekitar 10 menit. Pulau Doom dapat dihat dengan mata telanjang dari area pantai kota Sorong.
 
Di pulau ini, sejak tahun 1911 telah berdiri bangunan masjid Jami Doom yang merupakan masjid pertama yang berdiri di wilayah Papua Barat Daya menjadi saksi sejarah masuknya agama Islam di wilayah Kepulauan Sorong hingga Raja Ampat. Masjid tua ini sudah beberapa kali mengalami renovasi hingga ke bentuk bangunannya saat ini.
 
Masjid Jami Doom Sorong Kepulauan
Doom Barat, Distrik Sorong Kepulauan, Kota Sorong, Papua Barat Daya
 
 
Dimasa lalu, Pulau Doom merupakan pusat pemerintahan Hindia-Belanda untuk wilayah Sorong dan sekitarnya, sampai kini masih terdapat rumah warga bergaya khas arsitektur Belanda. Sedangkan wilayah daratan Sorong dimasa itu mayoritas masih berupa hutan belantara.
 
Pulau ini juga menjadi saksi sejarah perang dunia kedua di wilayah pasifik antara tentara sekutu dengan balatentara kekaisaran Jepang. Satu bungker peninggalan tentara Jepang masih dapat dijumpai hingga kini di pulau Doom.
 
Dimasa kini, Pulau Doom terdiri dari dua kelurahan, yakni Doom Barat dengan 3 RW serta 10 RT dan Doom Timur dengan 3 RW serta 18 RT. Becak yang didatangkan dari Surabaya menjadi transportasi darat utama di pulau Doom selain sepeda motor.
 
Tiang Alif (Sokoguru) Masjid Jami' Doom. (foto: Kompas)

Masjid pertama
 
Masjid jami di pulau Doom pertama kali dibangun tahun 1911 menandai sejarah masuknya Islam ke wilayah tersebut, dimasa itu wilayah Sorong hingga Raja Ampat masih merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Tidore. Para da’i dari Kesultanan Tidore dikirim ke Pulau Doom untuk menyebarkan agama Islam dan mendapatkan sambutan baik dari warga setempat.
 
Bangunan Masjid Jami yang dibangun tahun 1911 berbentuk seperti rumah panggung, dindingnya dari kayu dan beratap pelepah pohon sagu. Bangunan tersebut hancur akibat serangan tentara sekutu terhadap tentara Jepang dimasa perang dunia kedua. Bangunan masjid yang rusak tersebut kemudian dipindahkan ke lokasinya saat ini. Sedangkan lahan tempat bangunan masjid pertama kini menjadi lapangan.
 
Pembangunan masjid di lokasi ini dapat terealisasi berkat kebaikan masyarakat setempat yang telah menghibahkan tanahnya. Mereka pun telah memeluk agama Islam. Dimasa kini jumlah umat Islam di Pulau Doom mencapai sekitar 5.000 jiwa.
 
Mihrab dan mimbar Masjid Jami' Doom (foto: kompas)

Beduk dan tongkat yang khatib merupakan peninggalan dari masjid pertama yang masih digunakan hingga kini. Khusus untuk beduk, pergantian dilakukan hanya pada kulit nya sedangkan beduknya masih asli.
 
Tradisi Beduk dan Azan
 
Seperti halnya kebanyakan masjid masjid di tanah air, Masjid Jami Doom di kota Sorong ini juga memiliki sebuah beduk yang sudah berusia cukup tua. Bedug digunakan sebagai penanda jelang masuknya waktu sholat fardhu.
 
Bukan hanya pukulan bedug yang masih dipertahankan secara turun temurun dari sejak dari Imam pertama. Lantunan suara azan untuk sholat lima waktu dimasjid inipun terbagi dua yakni; lantunan azan yang terdengar dengan jelas dan da azan yang dipelankan atau tidak terdengar. Pada saat sholat Subuh, Magrib dan Isya, azan akan dikumandangkan dengan pengeras suara, sehingga terdengar sampai ke seluruh Pulau. Namun begitu sholat Zuhur dan Ashar, azan dikumandangkan tanpa pegeras suara.
 
Setiap jelang sholat lima waktu, bedug masjid akan dipukul lima kali. dilanjutkan dengan azan dan sholat lima waktu berjamaah. Pada setiap hari kamis, bedug akan ditabuh pada pukul 18.00 WIT sebanyak 40 kali, dari suara keras lalu pelan hingga menghilang suaranya. Usai sholat subuh di hari Jumat, akan dibunyikan lagi. Untuk mengingatkan kembali kepada umat bahwa sebentar lagi masuk waktu sholat jumat.
 
Beduk tua di Masjid Jami' Doom.

Sedangkan caara menabuh bedug sebagai pertanda hari Jumat, bedug ditabuh tujuh kali tanpa irama, setelah itu, bedug akan dipukul secara berirama dengan pukulan yang cepat semampu si pemukul bedug. Lalu diulangi kembali memukul bedug seperti pukulan pertama sampai sebanyak tiga kali. Berbeda lagi untuk jelang Ramadhan atau jelang Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, bedug dipukul dengan irama seperti hendak mau takbiran, atau acara silat, tidak ada batasan, si penabuh bedug akan memukul bedug sampai dirasa cukup lalu, berhenti.
 
Arsitektur Masjid Jami’ Doom
 
Masjid Jami’ Doom berkapasitas sekitar 1500 jemaah. Bangunan masjid ini ditopang enam tiang alif (sokoguru) di dalam masjid yang dicat berwarna hijau mantis. Dulunya tiang alif di masjid ini hanya ada empat.
 
Toleransi Beragama yang Jempolan
 
Hubungan antara umat Islam dan pemeluk agama lainnya di Pulau Doom terjalin begitu harmonis. Misalnya umat nasrani juga mengikuti pawai obor ketika malam takbiran untuk menyambut Idul Fitri dengan berjalan kaki mengelilingi Pulau Doom. Toleransi beragama sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di Pulau Doom.
 
Tradisi Mengarak Hewan Kurban Sebelum Disembelih
 
Masjid Jami Doom memiliki tradisi unik dalam perayaan Idul Adha, yaitu dengan mengarak hewan yang akan dikurbankan. Tradisi tersebut secara turun temurun masih dipertahankan dalam memberikan hewan kurban. Semenjak pagi, warga telah berkumpul untuk memulai prosesi. sapi yang akan dikurbankan telah dikenakan kain putih. Sementara kambing yang akan disembelih, dipangku oleh seorang pria, dan diusung dengan tandu, yang oleh warga setempat disebut alifah. Hewan kurban tersebut kemudian diarak keliling kampung untuk menuju ke Masjid Jami Doom.***
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Rujukan
 
https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/04/19/jejak-sejarah-islam-di-papua-barat-daya-melalui-masjid-jami-doom
https://www.kompas.tv/nasional/12052/tradisi-pulau-doom-arak-hewan-kurban-sebelum-disembelih
https://papuabaratpos.com/tradisi-yang-dijaga-suara-bedug-di-masjid-jami-doom/

Baca Juga

 
Baca Juga 
 
Masjid Agung Al Falah Nabire
Masjid Al-Ishlah Arso IX, Keerom
Masjid Tembagapura, Mimika
Masjid Al Falah, Kepulauan Yapen
Masjid Agung Baiturrahman, Wamena
Masjid Agung Baiturrahman, Biak Numfor
Masjid An-Nur Agats, Asmat
Masjid Al-Mujahidin, Puncak Jaya
Masjid Agung Waisai, Raja Ampat
Masjid Raya Babussalam Timika, Mimika
Masjid Raya Al Aqsa, Merauke
Masjid “Baru” Baitul Muttaqin Tolikara