Sunday, February 25, 2018

Masjid Agung Darus Shalihin Idi Rayeuk

Masjid Agung Darus Shalihin Idi Rayeuk, Aceh Timur.

Masjid Agung Darus Shalihin adalah masjid agung kabupaten Aceh Timur yang berada di pusat kota kecamatan Idi Rayeuk, ibukota kabupaten Aceh Tengah, provinsi Aceh. Masjid ini berada di lingkungan perkantoran pemerintahan kabupaten Aceh Tengah, meski demikian, sesuai dengan fungsinya masjid ini merupakan pusat aktivitas Islam di kabupaten Aceh Tengah.

Bangunan masjid ini belum selesai seluruhnya namun kemegahannya sudah tampak jelas dengan enam kubah di  bagian atapnya dari Sembilan kubah yang direncanakan menghias masjid ini. bangunan menara nya juga belum berdiri sebagaimana direncanakan, meski demikian masjid ini sudah menjalankan fungsinya.

Mesjid Agung Idi Rayeuk
Gampong Jawa, Kecamatan Idi Rayeuk
Kabupaten Aceh Timur, Aceh
Indonesia


Masjid Agung Darus Shalihin ini berada ditepian ruas jalan Medan-Banda Aceh, dilengkapi dengan dua pintu gerbang masing masing menghadap ke jalan raya dan satu lagi menghadap ke sisi utara berseberangan dengan gedung pengadilan negeri Idi Rayeuk. Di sebelah barat masjid ini berseberangan dengan taman Idi Park Center semacam alun alun di kota itu dan pendopo kabupaten Aceh Tengah.

Dinding ekterior masjid didominasi dengan balutan batu alam bewarna coklat muda ditambah dengan ornamen stako berpola geometris simetris. Lantai dalam masjid menggunakan marmer warna krem memberikan suasana sejuk di dalam masjid. Masjid ini direncanakan berlantai dua meski saat ini bagian lantai dua masih dalam tahap pengerjaan. Kapasitas masjid saat ini mampu menampung hingga 1000 jemaah sekaligus dan kapasitas itu akan bertambah pada saat lantai dua sudah selesai dibangun dan difungsikan.

Gambar Rancangan lengkap Masjid Agung Darus Shalihin Idie Rayeuk, Aceh Timur.

Masjid Darus Shalihin ini pertama kali dibangun tahun 1960, digagas oleh para tokoh Idi Rayeuk, sepertiTgk H Hasballah Hanafiah, Tgk H Amir Husein Almujahid, Tgk Amin KPN, Tgk Hasan Mahmud, Tgk H Nuriza, Tgk H Ismail Ben. Pertama kali dibangun masjih berupa bangunan masjid semi permanen dengan dana sedekah jariah dari masyarakat.

Kala itu status Masjid Darus Shalihin merupakan masjid besar Kecamatan IdiRayeuk. Status masjid ini berubah menjadi Masjid Agung seiring dengan ditetapkannya Idi Rayeuk sebagai ibukota kabupaten Aceh Timur dan bangunannya pun berubah dibangun secara bertahap.

Referensi


Baca Juga


Saturday, February 24, 2018

Masjid Nur Nabawi Bener Meriah

Masjid Nur Nabawi Komplek Pemerintahan Kabupaten Bener Meriah (photo dari akun IG susilawati_asmay_astila)

Bener Meriah yang disebutkan pada judul tulisan ini adalah nama Kabupaten di provinsi Aceh, nama yang cukup unik. Kabupaten Bener Meriah adalah kabupaten hasil pemerkaran dari wilayah kabupaten Aceh Tengah di tahun 2003 yang lalu. Kabupaten ini beribukota di Simpang Tiga Redelong.

Masjid Nur Nabawi adalah masjid yang berada di komplek perkantoran Pemerintahan Kabupaten Bener Meriah, provinsi Aceh. Masjid yang indah itu adalah sebuah bangunan kebanggaan masyarakat Kabupaten Bener Meriah. Nur Nabawi bagi nama masjid ini berarti cahaya masjid nabi. Berdirinya masjid ini diharapkan dapat menjadi cahaya dan penyejuk bagi masyarakat Bener Meriah.


Lokasi masjid ini persisnya berada di Desa Serule Kayu, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah. Pembangunan Masjid Nur Nabawi pada tahun 2007 dimulai dengan peletakan batu pertama, namun dikerjakan pada tahun 2009, serta pada tahun 2011 telah selesai tahap pembangunanya 90 persen. Ukuran masjid itu 20 x 17 dibangun dengan ornamen Turki serta telah menghabiskan dana sebanyak Rp4, 2 milyar.

Masjid yang indah itu berlantaikan kayu parkit serta dindingnya setinggi 120 cm juga ditempeli kayu parkit, dan dilapisi karpet tebal untuk memberikan kenyamanan kepada para jemaah. Lantai teras luar serta tiang dan dinding masjid tersebut dipasang batu granit yang indah. keindahan masjid ini juga ditambah dengan Mimbarnya yang indah terbuat dari kayu jati Jepara, serta ukiran dinding yang terbuat dari kayu jati Jawa Jepara dan menelan biaya ratusan juta rupiah.

Masjid Nur Nabawi (foto dari lintasgayo.com)

Masjid ini sudah digunakan untuk aktivitas shalat lima waktu dan Jumat sejak bulan juli 2011. Jemaah masjid ini tidak hanya para pegawai dan pejabat di lingkungan pemerintahan kabupaten Bener Meriah namun juga masyarakat  yang tinggal di sekitar komplek perkantoran ini. Masjid ini juga dilengkapi sarana perpustakaan, ruangan penjaga masjid serta sarana lainnya.

Gaji Imam setara pejabat eselon dua

Luar biasanya, tahun 2018 ini pemkab setempat menargetkan seluruh imam masjid di kabupaten Bener Meriah adalah hafizh Qur'an dan akan digaji setara dengan pejabat eselon dua. Pemerintah setempat menargetkan target selama dua tahun, 233 kampung di Bener Meriah seluruh masjid dan menasah sudah diisi oleh para hafis qur’an. Hafis dan hafizah itu akan digaji setandar eselon II, tidak hanya menggaji para hafis untuk imam shalat, pemkab Bener Meriah juga akan memberikan fasilitas bagi mereka. ***

Referensi


Baca Juga


Sunday, February 11, 2018

Masjid Agung Lasusua Kolaka Utara

Masjid Agung Bahrurrasyad Wal Ittihad atau lebih dikenal dengan Masjid Agung Lasusua di Kabupaten Kolaka Utara.

Lasusua adalah nama kecamatan yang menjadi ibukota kabupaten Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara. Nama Masjid Agung ini resminya adalah Masjid Agung Bahrurrasyad Wal Ittihad, nama yang cukup sulit untuk dilafalkan dan diingat, itu sebabnya masjid megah di tepian laut ini lebih dikenal dengan nama Masjid Agung Lasusua, merujuk kepada tempat nya berdiri.

Masjid ini dibangun di tahun 2008 yang lalu pada masa pemerintahan Bupati Rusdi Mahmud, Masjid ini pertama kali di gunakan untuk penyelenggaraan sholat Idul Fitri pada tanggal 31 Agustus 2011 meskipun saat itu keseluruhan proses pembangunan masih berjalan.

Masjid Agung Kolaka Utara
Jl. By Pass Desa Ponggiha Kec. Lasusua
Kab. Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara



Bangunan masjid ini selesai pada bulan juni 2017 yang lalu. Dibangun di atas lahan seluas  22.500 meter persegi, luas bangunan masjidnya mencapai 2500 meter persegi dan mampu menampung hingga 3000 jemaah.

Pembangunan masjid ini memang cukup mengesankan, proses pembangunannya terintegrasi dengan pembangunan pusat pemerintahan kabupaten Kolaka Utara. Masjid agung ini berdiri di atas lahan reklamasi di lepas pantai Lasosua, tak hanya bangunan masjidnya, begitu juga dengan jaringan jalan raya yang membentang di sepanjang pantai disekitar masjid ini.

Masjid Agung Bahrurrasyad Wal Ittihad atau lebih dikenal dengan Masjid Agung Lasusua di Kabupaten Kolaka Utara.

Kabupaten Kolaka Utara adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia dengan ibukota Kecamatan Lasusua. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kolaka yang disahkan dengan UU Nomor 29 tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003.

Merupakan salah satu kabupaten pemekaran yang begitu cepat perkembangannya baik pada sektor pembangunannyaa, pertambangan, pendidikan dan perekonomian. Kota yang dahulunya masih sedikit tertinggal dan kini seperti disulap menjadi sebuah kota yang begitu indah. kota ini juga telah berhasil meraih anugerah adipura.

Masjid Agung Bahrurrasyad Wal Ittihad atau lebih dikenal dengan Masjid Agung Lasusua di Kabupaten Kolaka Utara.

Uniknya, kabupaten kolaka utara ini satu satunya kabupaten di Sulawesi Tenggara yang memiliki jalan tol. Dan ini sangat bermanfaat terutama masyarakat Kolaka Utara, mengingat rupa bumi di kawasan itu sehingga untuk menempuh perjalanan menuju kota kabupaten harus melalui medan yang begitu terjal dan rawan kecelakaan, hadirnya jalan tol tersebut tentu saja sangat membantu.

Jalan ton yang diberi nama Jalan Tol Lasusua- Tobaku dan memakan dana miliaran rupiah ini dibangun dengan mereklamasi laut Lasusua. Pembangunan jalan tol ini merupakan jawaban dari keluhan warga selama ini yang hendak ke dermaga Tobaku yang mengeluhkan jauhnya jarak tempuh karena harus melewati pendakian terjal di Gunung Lasitarda.

-------------------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
🌎 informasi dunia Islam.
-------------------------------------------------------------------------------

Referensi


Referensi


Saturday, February 10, 2018

Masjid Gammalamo Jailolo

Masjid Gammalamo Jailolo.

Masjid Gammalamo adalah masjid tua di Desa Gamalamo, kecamatan Jailolo, kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Masjid tua ini merupakan peninggalan dari masa kejayaan kesultanan Jailolo. Dibangun tahun 1902 dengan luas bangunan 150 meter persegi, berdiri di atas lahan wakaf seluas 300 meter persegi.

Pembangunan masjid ini atas prakarsa Suku Moro (suku tertua di Jailolo) rakyat Jailolo bersepakat dan berswadaya mendirikan masjid. Empat suku di Jailolo yaitu suku Moro, Wayuli, Porniti, tiap-tiap suku memberikan kontribusi berupa pemasangan tiang kaba (soko guru) pada ruang ibadah masjid. Empat Tiang Kaba tersebut sebagai simbolisasi persatuan dan kesatuan rakyat Jailolo yang saling bersaudara dan tetap menjaga hubungan baik antarsesama walau beda suku dan agama.

Masjid Gammalamo Jailolo
Gamlamo, Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara


Kesultanan Jailolo memang tidak sepopuler Kesultanan Ternate, Ternate dan Kesultanan Bacan, namun Masjid Tua Jailolo atau yang familiar dengan Masjid Gamalamo masih terpelihara dengan baik. Menariknya, pada halaman masjid terdapat sebuah meriam tua peninggalan belanda dengan panjang 2,9 meter.

Masjid Gammalamo sempat menjadi markas para pejuang pada perang Jailolo atau Rogu Lamo Jailalo melwan penjajah Belanda di tahun 1914. di masjid ini para pejuang bertemu, bermusyawarah dan menyusun strategi. Masjid ini juga sebagai benteng muslim Jailolo dan Pemimpin Banau untuk menangkal dan menghalangi misi kristenisasi yang dijalankan oleh pemerintah Belanda. Seluruh rakyat Jailolo beserta para imam Masjid Gammalamo berdoa bersama dan menyusun strategi mengusir Kompeni Belanda dari Jailolo.

Masjid Gammalamo ini juga merupakan masjid tertua di Halmahera. Bangunan masjid ini telah mengalami tiga kali renovasi, namun secara filosofis arsitektur bangunannya tetap dipertahankan keasliannya. Lokasi Masjid Gammalamo berada di pesisir pantai Teluk Jailolo merefleksikan eksistensi komunitas muslim di Jailolo Halmahera.

Masjid Gammalamo.

Awalnya masjid ini sebuah surau atau langgar tanpa nama yang digunakan untuk melaksanakan shalat berjamaah lima waktu. Namun pada tahun 1920 setelah dipindahkan ke lokasi baru masjid ini bernama Masjid Al-Kabir yang berarti masjid besar yang menjalankan adat berlandaskan pada Islam adat matoto agama.

Pada tahun 1960 masjid ini direnovasi dengan tidak mengubah desain arsitektur asli bangunan. Letnan Miring sebagai penanggungjawab perbaikan masjid bersama panitia pembangunan masjid Raqib Abdus Samad memperbagus dan memperindah arsitektur bangunan masjid. Setelah selesai perenovasian bangunan masjid, penamaan masjid ini pun diubah lagi dengan nama Masjid Al-Amin.

Pada tahun 1993 sejak kemunculan anak cucu keturunan Sultan Jailolo Abdullah Abdul Rahman Haryanto Syah di Tagalaya Jailolo yang dinobatkan sebagai pewaris tahta Kesultanan Jailolo, maka Masjid Gammalamo menjadi masjid yang diklaim oleh keluarga Sultan menjadi masjid Kesultanan. Masjid Al-Amin berubah namanya menjadi Masjid Gammalamo yang pengelolaannya berdasarkan manajemen dan strukturisasi Kesultanan Jailolo.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
🌎 informasi dunia Islam.
------------------------------------------------------------------

Referensi

Buletin Al-Turas, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syahid Jakarta, Indonesia, Vol. XXII No.2, Juli 2016.

Baca Juga

Sunday, February 4, 2018

Masjid Raya Sigi Lamo Jailolo


Sigi Lamo atau Masjid Raya Jailolo

Jailolo tercatat dengan indah di dalam sejarah nasional Indonesia sebagai sebuah kerajaan yang pernah Berjaya di gugus kepulauan Maluku sezaman dengan tetangga tetangganya Ternate dan Tidore. Berada di teluk Jailolo, nama kerajaan ini kini bangkit kembali ke permukaan seiring dengan gerak laju pembangunan yang semakin menderu seiring dengan dibentuknya kabupaten Halmahera Barat yang beribukota di Jailolo.

Masjid Sigi Lamo Jailolo atau Masjid Raya Jailolo adalah masjid raya di kabupaten Halmahera Barat, provinsi Maluku Utara. Masjid ini berada di desa Gufasa, Kecamatan Jailolo yang merupakan ibukota kabupaten Halmahera Barat.

Masjid Sigi Lamo Jailolo dibangun tahun 2014 diatas lahan wakaf seluas 2500 meter persegi dan luas bangunan 1152 meter persegi dengan daya tampung Jemaah mencapai 1800 orang sekaligus. Masjid ini kini menjadi landmark Jailolo, berdiri megah menghadap ke teluk Jailolo.

Pembangunan masjid ini memang masih terbilang baru mengingat bahwa kabupaten Halmahera Barat sendiri memang masih berusia sangat belia, setelah dimekarkan dari kabupaten induknya. Sesuai dengan namanya, kabupaten Halmahera merupakan salah satu kabupaten yang berada di pulau Halmahera, pulau terbesar di provinsi Maluku Utara.

Masjid Raya Jailolo
Unnamed Rd,, Jl. Baru, Jailolo
Kabupaten Halmahera Barat
Maluku Utara


Masjid Sigi Lamo Jailolo dibangun di bibir pantai berlatar belakang bukit yang menjulang. Padanan warna merah putih yang mendomonasi masjid ini membuatnya terlihat menyolok dan menyajikan pemandangan yang menarik dari arah lautan. Arsitektur bangunannya bergaya bangunan masjid modern dengan satu kubah besar di atapnya.

Pembangunnya sengaja menempatkan masjid ini dilokasi yang lebih tinggi dari jalan raya dan tanah disekitarnya, sederet tangga beton harus dilalui untuk menuju masjid ini dan jejeran anak tangga ini menambah kesan megah kepada masjid kebanggaan warga Jailolo ini.

Good View of Sigi Lamo 

Perhelatan tahunan Festival Teluk Jailolo yang berpusat di sekitar masjid Sigi Lamo Jailolo ini tak pelak menjadikan masjid ini salah satu latar objek pemotretan berbagai media, pemilihan lokasi pembangunan yang cukup tepat bagi masjid megah ini. Untuk menuju ke Jailolo, penerbangan dari Jakarta akan mendarat di Bandara Sultan Babullah Ternate dilanjutkan dengan perjalanan laut dari pelabuhan Masjid Raya Ternate menuju ke Jailolo.

Sebagai masjid raya kabupaten, Sigi Lamo Jailolo ini menjadi pusat aktivitas ke-Islaman tingkat kabupaten di Halmahera Barat termasuk menjadi tempat pelepasan dan penyambutan Jemaah Haji asal kabupaten Halmahera Barat yang turut dihadiri para pejabat tinggi kabupaten.

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
🌎 informasi dunia Islam.
------------------------------------------------------------------

Referensi

http://tunawisma.com/2016/05/membangun-jailolo/

Baca Juga

Masjid Agung Al-Buruj Pulau Buru, Maluku
Masjid Agung Iqro Halmahera Timur

Saturday, February 3, 2018

Musholla Diatas Laut Nurul Bahar Probolinggo

Mushola Nurul Bahar

Masjid kecil unik di atas air yang satu ini adalah Mushola Nurul Bahar di lepas pantai kawasan wisata hutan mangrove di kelurahan Mayangan, Kota Probolinggo provinsi Jawa Timur. Sekilas dilihat dari jauh, masjid ini menyerupai kapal layar yang sedang bersandar atau kapal layar sedang terdampar.

Bahan atap yang digunakan dari kain tenda berwarna putih yang didatangkan langsung dari Jerman. Sedangkan dinding dan lantai berbahan papan kayu kelapa. Selain itu, diperbagai sudut diberi dinding kaca, agar jamaah yang melaksanakan sholat atau ibadah lainnya benar-benar seperti berada di tengah laut. Masjid ini diresmikan pada tanggal 13 November 2016.

Musholla Nurul Bahar
Bee Jay Bakau Resort, Pantai Mayangan
Kota Probolinggo, Jawa Timur
Indonesia


Bee Jay Bakau Resort atau yang biasa dikenal sebagai wisata BJBR Probolinggo tempat masjid ini berada, merupakan wisata hutan bakau dengan luas 5 hektar yang berada di pesisir pantai. Awalnya BJBR adalah hutan mangrove Muara Kali Banger yang merupakan daerah kumuh yang penuh dengan sampah, namun tempat itu diubah menjadi kawasan wisata yang menarik bahkan ke seluruh kota di Indonesia. Wisata yang lebih dikenal dengan nama Labuhan Mayangan oleh warga lokal ini, menempati lahan seluas 89 hektar.

Kawasan wisata yang dibangun pada tahun 2013 ini memiliki berbagai kawasan wisata dan penginapan, jogging track yang terbuat dari jembatan kayu sepanjang 700 meter sebagai sarana untuk mengenal ekosistem pasang surut laut serta pemandangan alam pantai disekitar area BJBR dengan angin sepoi-sepoi yang segar.

Musholla Nurul Bahar, Cahaya Diatas Laut

Kawasan wisata BJBR Probolinggo terbagi 2 zona yaitu Pantai Majengan dan Hutan Mangrove yang masing-masing memiliki keistimewaan tersendiri. Pantai Majengan adalah pantai berpasir putih buatan, lengkap dengan berbagai permainan air, perahu kanoe, perahu bebek, waterboom, taman air dan lapangan voli pantai berstandar internasional. Ada juga globe raksasa yang mirip seperti di universal studio, hanya saja yang disini bertuliskan BJBR.

Hutan mangrove di kawasan wisata ini dilengkapi dengan jogging track dan hutan Mangrove. Di Ujung Jogging track ada 2 tempat makan, yaitu Rest-O-tent sebuah restoran laut yang atapnya mirip tenda dengan 4 kubah serta Cafe Jonggrang Mayangan. Ada juga spot tulisan warna warni I love BJBR yang unik menjadi khas wisata BJBR yang selalu rame wisatawan. Ada Gembok Cinta BJBR, disana juga sekalian dijual gemboknya. di lokasi ini juga tersedia tempat peristirahatan bungalow.

-------------------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
🌎 informasi dunia Islam.
-------------------------------------------------------------------------------

Baca Juga