Hala Sultan Tekke ditepian danau Air Asin Larnaca, Cyprus bagian selatan |
Masjid Ummu Haram adalah
sebuah masjid tua di tepian danau air asin (Salt Lake) di kota Larnaca, Pulau
Cyprus bagian selatan yang kini menjadi Republik Cyprus terpisah dari Cyprus
Utara yang memproklamsirkan diri sebagai negara sendiri sejak tahun 1955. Hala
Sultan Tekke adalah nama yang diberikan oleh orang Turki bagi komplek ini.
Tekke dalam bahasa Turki berarti sebuah tempat berkumpulnya para pengikut
aliran tariqat sufi, semacam Khanqah dalam bahasa Parsi. Dulunya masjid ini
memang menjadi salah satu tempat berkumpulnya para pengikut aliran sufi di
pulau Cyprus. Itu sebabnya di dalam komplek masjid ini dilengkapi dengan
bangunan guest house sebagai tempat menginap bagi pengikut tariqat yang datang
dari berbagai daerah.
Sedangkan Ummu Haram
yang digunakan sebagai nama masjid ini dikarenakan masjid ini dibangun
berdekatan dengan makam Ummu Haram binti Milhan dan untuk mengenang Almarhumah
yang tak lain adalah salah satu Sohibah Nabi Muhammad S.A.W. Beliau wafat di
Cyprus pada saat perang penaklukan Cyprus dari kekuasaan Romawi Timur
(Bizantium) oleh pasukan Islam semasa Muawiyah Bin Abu Sufyan menjabat sebagai
gubernur di Damaskus (ibukota Syria) dibawah Khalifah Usman Bin Affan.
Ummu Haram, Menyeberang Laut
Menjemput Syahid
Nama lengkapnya
adalah Ummu Haram Binti Milhan bin Khalid bin Zaid bin Haram bin Jundub bin
Amir, adalah saudari dari Ummu Sulaim binti Milhan, beliau juga merupakan istri
dari ‘Ubaidah bin Syamit. Sedangkan Ummu Sulaim Binti Milhan adalah istri dari Abu
Tholhah, ibunda dari Malik Bin Anas, pembantu setia Rosulullah. Maka Ummu Haram
adalah bibi dari Anas Bin Malik.
sekali setahun, danau Larnaca menjadi persinggahan burung burung Flaminggo yang sedang bermigrasi. Masjid Halla Sultan Tekke tampak di kejauhan. |
Berkata An Nawawi di
dalam Syarh Shohih Muslim: "Ulama sepakat bahwa Ummu Haram dan Ummu Sulaim
termasuk mahram Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam. Dan Berkata Wahab:
"Ummu Haram adalah salah seorang bibi Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam
dari susuan".
Dalam salah satu
kesempatan Rosulullah singgah ke kediaman keluarga Milhan, Ummu Haram menyambut
beliau dengan gembira dan menyediakan aneka makanan kesukaan beliau. Sesaat
kemudian Rosulullah menyempatkan tidur siang namun sesaat kemudian beliau
terbangun dan dengan wajah senyum memandang ke arah Ummu Haram.
Dengan heran Ummu
Haram bertanya, “Ya Rosulullah, kenapa baginda tersenyum kepadaku ?”. Lalu
Rosulullah menjawab “Sesungguhnya aku melihat beberapa sahabatku sedang
berkendara menyeberangi lautan laksana para raja diatas singgasananya”. Tanpa
menyianyiakan kesempatan Ummu Haram langsung mengajukan permintaan, “Ya
Rosulallah, mohonkan kepada Allah agar aku bersama mereka”, dan betapa
gembiranya Ummu Haram ketika Rosulullah menjawab “Sesungguhnya kamu bersama
kelompok yang pertama”. (sebagaimana dijelaskan dalam hadist riwayat Anas bin
Malik).
Sepanjang hidupnya, Ummu
Haram bersama suaminya Ubidah Bin Syamit tak pernah menyia nyiakan kesempatan
untuk bergabung dalam jihad di medan perang demi menegakkah kalimah Allah. Beliau
berjuang berihad dimedan perang bersama suaminya sejak masih tinggal di Quba,
lalu ke Madinah, Syria, hingga ke Palestina mengikuti suaminya yang ditugaskan
sebagai hakim disana semasa khalifah Umar bin Khattab.
Makam Ummu Haram berada di dalam bangunan berkubah di sisi kiblat (sisi selatan) atau pada bagian depan pada foto Masjid Hala Sultan Tekke di atas. |
Beliau juga turut
berperang bersama suaminya tatkala Amru Bin Ash membutuhkan tambahan pasukan dalam
perang merebut wilayah Mesir dari kekuasaan Romawi, dan memenangkan perang
disana, Mesir takluk, Amru Bin Ash diangkat sebagai Gubernur Mesir pertama
mendirikan peradaban Islam baru disana termasuk mendirikan Masjid Amru Bin Ash sebagai Masjid
pertama di tanah Mesir dan Afrika. Ummu Haram mengikuti suaminya pindah dan
menetap di Damaskus, Syria.
Penaklukan Cyprus dan Permohonan
Yang Terkabul
Gubernur Syria, Mu’aawiyah bin Abu
Sufyan tahu persis bahwa pulau Cyprus merupakan pangkalan
perbekalan angkatan laut Romawi dalam setiap penyerbuan mereka ke kota kota
pelabuhan di Syria. Karenanya kemudian beliau memohon izin kepada khalifah Umar
Bin Khattab untuk menyerbu ke Cyprus. Namun permintaan tersebut ditolak oleh
Khalifah Umar yang mengkhawatirkan keselamatan pasukan Islam dalam perang laut
melawan Romawi, dan Muawiyah mengurungkan niatnya menyerbu Cyprus mematuhi
titah Khalifah Umar.
Dimasa pemerintahan
Khalifah Usman Bin Affan, Muawiyah kembali mengajukan permohonan untuk menyerbu
Cyprus dan kali ini Khalifah mengabulkan permintaan tersebut dengan syarat agar
tidak memaksa siapapun untuk turut serta dalam penyerbuan tak biasa tersebut.
Mengingat pasukan Islam tidak terbiasa dalam perang laut. Nyatanya seruan
Muawiyah disambut gegap gempita oleh muslim Damaskus yang siap berjihad,
termasuk Ummu Haram dan Suaminya Ubaidah Bin Syamit dan para sahabat lainnya.
Bagi Ummu Haram
penyerbuan ke Cyprus (tahun 647 atau 649M) ini benar benar menggembirakan.
Sebuah permohonan yang terkabul. Sebagaimana pernah disampaikannya kepada
Baginda Rosulullah untuk bergabung dalam pasukan Islam yang menyeberangi lautan
laksana para raja diatas singgasananya, sebagaimana digambarkan dalam mimpi
Beliau.
Makam Ummu Haram. |
Disepajang pelayaran
dari Syria menuju pulau Cyprus, Tak henti hentinya Ummu Haram mengucap syukur
dan membayangkan wajah Rosulullah yang sedang tersenyum kepadanya, ketika
menyampaikan bahwa Ummu Haram akan menjadi bagian pertama dari perang di laut
dalam menegakkah kalimah Allah, dan berujar kepada dirinya sendiri “Yang kau
ucapkan adalah benar, ya Rosulullah”.
Memulai Dengan Sahadah Berahir Sebagai
Sahidah
Perang sudah dimulai
sejak masih ditengah laut, kapal perang pasukan Islam berhasil mengalahkan
hadangan perang pasukan laut Romawi dan mendarat dengan selamat di pulau
Cyprus. Sesampainya disana pasukan Islam bersiap untuk melakukan perang darat
dan bergerak ke jantung pulau Cyprus atau Qubrush dalam bahasa Arab.
Di suatu kesempatan
ketika Ummu Haram naik ke atas tunggangannya, namun tak dinyana binatang itu
mengamuk sejadi jadinya dan melemparkan tubuh beliau begitu keras, Ummu Haram
wafat seketika itu juga dengan raut wajah yang tersenyum manis. Jasad beliau kemudian
dimakamkan ditempat dimana beliau terjatuh, peristiwa tersebut terjadi di
sekitar tahun ke 28 Hijrah.
Makam beliau kini masih
dapat ditemui di komplek masjid Hala Sultan Teke, seakan bersaksi kepada dunia,
tentang perjalanan hidup dan perjuangan seorang Muslimah tangguh, muslimah
sejati, sahabat Rosulullah, istri dari salah seorang Sahabat Ansor yang pertama
berbai’at kepada baginda Rosulullah. Menjadi saksi tercapainya cita cita beliau
untuk mati sahid, dimulai dengan Sahadah dan berahir sebagai Sahidah.***
Diambil dari bujangmasjid
----------------------
::: Baca juga :::
No comments:
Post a Comment