Sunday, August 25, 2019

Mesjid Agung Trans Studio Bandung

Megah dan mewah menjadi ciri utama Masjid Agung Trans Studio Bandung ini.

Melihat dan merasa bahwa umat muslim saat ini sudah mumpuni dalam masalah perekonomian, apalagi dengan tolak ukur bahwa banyak pengunjung mall terutama dari kalangan ibu-ibu/muslim ahyang datang dengan berpakaian yang sudah syar’i namun tetap fashionable.

Maka, bapak Chairul Tanjung beinisiatif untuk membangun sarana peribadatan yang sesuai dengan masyarakat muslim menengah keatas di kawasan perbelanjaan dengan tujuan untuk memperhatikan pula dalam masalah ibadanya. Itulah mengapa masjid ini dibangun di kawasan bisnis.

Masjid Agung Transtudio
Pusat Terpadu Trans Studio, Jl.  Gatot Subroto No. 289
Bandung 40273, Jawa Barat, Indonesia
Telepon (022) 8734 2502
IG: @masjidtrans
Tweeter: @masjidtrans
FB: Masjid Agung Trans Studio Bandung



Masjid ini juga didedikasikan untuk ibunda Bapak Chairul Tanjung. Melihat anaknya yang sukses dengan berbagai lahan bisnis seperti perhotelan, pusat pembelanjaan, televisi swasta dan lain-lain tidak membuatnya merasa bahwa anak tercintanya telah memiliki kesuksesan selagi tidak ada masjid yang anaknya bangun.

Pembangunan memakan waktu sekitar 2 tahun lamanya dan mulai digunakan sebagai sarana ibadah pada bulan November 2014. Pada awalnya, masjid hanya digunakan pada 4 waktu shalat saja yaitu Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Namun, pada bulan April 2015 barulah masjid ini membuka pelayanan jasa untuk shalat Shubuh.

Fasad depan Masjid Agung Trans Studio Bandung.

Arsitektur Bangunan Masjid

Pembangunan masjid menghabiskan kurang lebih 60 M, dan itu belum termasuk tanah. Mengusung tema arsitektur Masjid Nabawi, masjid yang diresmikan dengan nama “Mesjid Agung Trans Studio Bandung” telah menyita banyak perhatian. Karena, semua pilar yang berada di masjid tersebut dibuat mirip dengan pilar yang berada di Mesjid Nabawi, Madinah, dengan ornamen tambahan berupa kaligrafi bertuliskan asma Allah dan penggalan dari ayat suci Al-Quran.

Terdapat lima kubah dengan satu kubah utama yang dilapisi dengan lembaran emas juga ditimpa kembali dengan bahan tertentu untuk menjaga keaslian dari emas tersebut. Jendelanya pun membawa suasana Masjid Nabawi dengan corak belang hitam-putih dan ornamen di sana didominasi oleh warna emas. Pintu utamanya terinspirasi dari pintu utama masjid Nabawi pula yang berada di Madinah.

Interior Masjid Agung Trans Studio Bandung

Masjid ini bisa menampung sekitar 2.500 jemaah, terhiung dari lantai utama sampai mezanin di lantai 2. Terdapat juga ruang ballroom di bawah yang bisa dipergunakan untuk acara seperti acara walimah urusy, rapat, dan perayaan lainnya.

Tamu Spesial yang Mengisi Kajian

Banyak tamu agung yang pernah berkunjung ke mesjid ini. Salah satunya adalah Imam besar Masjidil Harom yaitu Syekh Adil Alkalbani dan juga muadzin dari Masjidil Haram juga tamu dari Palestina yang saat mengisi salah satu kajian. Tamu penting lainnya seperti Syekh Ali Jaber, Aa Gym, Mamah Dedeh, dan Ustadz Wijayanto. Selain itu, ada juga Indadari, Peggy Melati Sukma, Ummi Pipik Dian Irawati, dan juga tokoh masyarakat sepeti Gubernur Jawa Barat periode 2019-2024 Ridwan Kamil beserta istri, juga Gubernur Jawa Barat periode 2009-2019 Ahmad Heryawan beserta istri. (seluruh materi dari situs resmi Masjid Agung Trans Studio Bandung)***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga



Saturday, August 24, 2019

Masjid Jami’ Bengkulu; Kenang Kenangan dari Bung Karno

Masjid dengan arsitektur asli Indonesia, Masjid Jami' Bengkulu di renovasi dengan sentuhan Bung Karno saat beliau tinggal di Bengkulu semasa pengasingan di masa penjajahan Belanda (IG herwan_efendi)

Masjid Jami Satu ini sangat terkenal dan dikenal di Bengkulu sebagai kenang kenangan manis dari Bung Karno, karena memang rancang bangun nya saat direnovasi ditangani sendiri oleh beliau di masa pengasingannya di Bengkulu. Meskipun sebenarnya masjid ini sudah dibangun jauh sebelum kedatangan Bung Karno ke tanah Bengkulen sebagai tahanan politik pemerintah kolonial Hindia Belanda. Namun bangunan yang kini berdiri memang hasil guratan tangan Bung Karno sendiri. Awalnya masjid ini dibangun di kelurahan Kampung Bajak, Bengkulu dekat dengan lokasi pemakaman Sentot Ali Basya, teman seperjuangan Pangeran Diponegoro yang dibuang Belanda ke Bengkulu. Namun kemudian masjid tersebut dipindahkan ke lokasinya sekarang ini di Jalan Soeprapto, Kota Bengkulu.

Sejarah mencatat presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno atau Bung Karno  pernah diasingkan di Bengkulu dalam kurun waktu 1938-1942. Pada masa itu, Bung Karno masih berstatus sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia. Sebelum Bengkulu, sempat pula sang proklamator berkelana menghabiskan masa pengasingan di Bandung (1928), Sukamiskin (1930-1932), dan Flores (1934). Selama masa pengasingan di Bengkulu tersebut Bung Karno merancang ulang Masjid Jami Bengkulu dan hasilnya masjid kebanggaan warga Bengkulu ini masih dapat dinikmati hingga kini.

Masjid Jami Bengkulu
Jl. Soeprapto, Kota Bengkulu
Propinsi Bengkulu, Indonesia
Koordinat geografi : 3°47'32"S  102°15'43"E



Masjid Jami’ Bengkulu pertama kali dibangun diperkirakan pada abad ke 18M (tahun 17**) dengan bentuk yang sangat sederhana,  Awalnya masjid ini dibangun di kelurahan Kampung Bajak, Bengkulu dekat dengan lokasi pemakaman Sentot Ali Basya, teman seperjuangan Pangeran Diponegoro yang dibuang Belanda ke Bengkulu, bisa jadi masjid tersebut merupakan masjid yang dibangun oleh Sentot Ali Basya dan pengikutnya. Masjid tersebut kemudian dipindahkan ke lokasi yang sekarang sekitar awal abad ke 19.

Pada tahun 1930 sejarah Indonesia ditandai oleh banyaknya pengasingan atau pembuangan tokoh tokoh pergerakan nasional sebagai akibat kebijakan politik gubernur jendral hindia belanda saat itu, De Jonge yang lebih reaksioner. Perkumpulan dan rapat sama sekali tidak diperbolehkan dan bagi yang melanggar hukumannya adalah pengasingan. Sebagai salah seorang tokoh pergerakan, Soekarno termasuk tokoh yang di tangkap dan di asingkan Belanda karena mengadakan rapat di Bandung sekitar tahun 1938. Inilah awalnya bersentuhannya Soekarno dengan masjid Jami Bengkulu.

Aerial view Masjid Jami' Bengkulu (IG arisulistianto23)

Selama mejalani masa pengasingan di Bengkulu, Soekarno memanfaatkan waktunya dengan mengajar di Sekolah Muhammadiyah Bengkulu. Sebagai seorang insinyur sipil, ia juga berinisiatif untuk merenvasi masjid tua yang sudah bocor dan sering becek pada musim hujan. Menurut masyarakat setempat renovasi masjid tersebut di danai secara swadaya oleh maysarakat.

Bahan material bangunan diambil dari desa Air Dingin, Rejang Lebong, Bengkulu Utara. Selama di pengasingan beliau di Bengkulu, selain merancang Masjid Jami Bengkulu, Bung Karno sempat merancang 4 rumah tinggal, tapi hanya 2 yang terbangun, yakni rumah kembar untuk refendaris residen dan rumah seorang demang.

Bangunan khas Indonesia dengan atap limas bersusun (IG eddyramlan65)

Arsitektural Masjid Jami Bengkulu

Ketika pertama kali dibangun, masjid jami ini hanya menggunakan konstruksi kayu beratap rumbia. Konstruksi bahan masjid dari material yang cepat lapuk tersebut menyebabkan masjid juga cepat mengalami pelapukan, sehingga sering bocor dan becek pada musim hujan. Bangunan masjid yang ada sekarang merupakan hasil rancangan Soekarn, dengan mengubah beberapa bagian bangunan masjid. Bangunan. Bagian yang dipertahankan adalah dinding dan lantai.

Tapi dinding tersebut ditinggikan lagi 2 meter dan lantainya 30 cm. sehingga lebih tinggi dari sebelumnya. Sedangkan bagian yang dirancang ulang oleh Soekarno adalah atap dan tang masjid. Atap masjid rancangan baru ini berbentuk tiga lapis yang melambangkan Iman, Islam dan Ihsan. Masjid ini juga dihiasi dengan ukiran ayat al-Qur’an dan pahatan berbentuk sulur dengan cat warna kuning emas gading.

Masjid Jami' Bengkulu sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya (IG fidhelahmed)

Bangunan masjid terdiri dari tiga bagian : ruang utama untuk sholat, serambi masjid dan tempat berwudhu. Bangunan utama berukuran 14.65x14.65m, dilengkapi dengan tiga buah pintu masuk. Di dalam bangunan utama tersebut, terdapat mihrab berukuran lebar 1.60 meter dan panjang 2.5 meter. Pada sebelah kanan mihrab, juga terdapat mimbar dengan corak istambul. Pada bagian atapnya terdapat dua buah kubah dari seng alumunium. Untuk naik ke atas mimbar, terdapat empat buah anak tangga.

Di luar bangunan utama, terdapat serambi yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 11.46 x 7.58 meter. Di serambi terdapat sebuah bedug yang berdiameter 80 cm. bangunan lainnya yang melengkapi masjid adalah tempat berwudhu yang berbentuk persegi panjang, berukuran 8.8x5.55 meter, dengan konstruksi dari batu biasa dan batu karang. Terahir sebagaimana masjid masjid lainnya di Indonesia, masjid jami ini juga dilengkapi dengan halaman yang cukup luas. Saat ini, halaman tersebut dilengkapi pagar besi dengan pilar dari batu, di halaman tersebut juga terdapat banyak pohon dan tanaman rindanga dan indah, sehingga udara di sekitar masjid terada sejuk dan segar.

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Referensi

Abdul Baqir Zein. 1999. Masjid Masjid Bersejarah di Indonesia. Jakarta. Gema Insani Press.
djarumbeasiswaplus.org - Bung Karno dan Cagar Budaya Bengkulu
ngarsitek.blogspot.com - jejak-arsitektur-soekarno-di-bengkulu
dinkeslebong.net - Bung Karno di Bengkulu

Baca Juga Masjid Di Bengkulu Lain-nya



Sunday, August 18, 2019

Masjid Agung Baitul Makmur Curup – Bengkulu

Masjid Agung Baitul Ma'mur Curup, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu.

Masjid Agung Baitul Ma’mur Curup adalah masjid agung kabupaten Rejanglebong, provinsi Bengkulu, lokasinya berada di kota kecamatan Curup, ibukota Kabupaten Rejanglebong. Merujuk kepada situs Simas Kementrian Agama, Masjid Agung Baitul Ma’mur Curup ini dibangun tahun 1990, berdiri di atas lahan seluas 5000 m2 dan luas bangunan 2500m2, berlokasi di Jl. S. Sukowati, kelurahan Air Putih Lama, Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong.

Menurut penuturan tokoh masyarakat setempat, Masjid Agung Baitul Ma’mur ini dulunya sempat direncanakan akan dibangun di lokasi Makodim 0409, namun saat itu terkendala dengan perizinan relokasi Makodim. Hingga akhirnya dipilih lokasi di Jl. S. Sukowati. Pembanguannya menggunakan dana APBN, APBD dan donasi dari masyarakat muslim Rejanglebong.



Di komplek masjid ini berkantor berbagai lembaga lembaga Islam di Kabupaten Rejanglebong termasuk kantor MUI dan Baznas Kabupaten Rejanglebong, Badan Kontak Majelis Ta’lim (BKMT), Sekretariat Majelis Zikir Kabupaten Rejanglebong, Islamic Center, Taman Kanak kanak hingga Madrasah Tsnawiyah.

Masjid Agung Baitul Ma’mur Curup berdiri berdekatan dengan Balai Rakyat Pat Petulai (rumah dinas Bupati Rejanglebong), Politeknik Raflesia dan kantor kantor instansi pemerintahan kabupaten Rejanglebong, sedangkan Kantor Bupati Rejanglebong sendiri tidak berada di lokasi ini namun berada sekitar 750 meter di sebelah timur komplek Masjid Agung di ruas jalan yang sama. Nama balai rakyat atau pendopo kabupaten Rejanglebong ini diambil dari nama kerajaan Pat Petulai yang pernah berkuasa di daerah tersebut.

Menara Masjid Agung Baitul Ma'mur Curup, tampak tak senada dengan induk bangunan masjidnya. Sepertinya menara dan bangunan masjid ini dibangun diwaktu yang berbeda.

Aristektur Masjid Agung Al-Ma’mur Curup

Lahan komplek masjid agung ini berbentuk persegi panjang, membujur dari barat ke timur, bangunan masjidnya sendiri berada di sisi paling barat, agak menyerong sedikit ke kanan terhadap ruas jalan raya S. Sukowati untuk menyesuaikannya dengan arah kiblat. Menara tunggal nya bediri di sebelah timur bangunan masjid.

Arsitektur bangunannya sangat kental dengan gaya bangunan modern Eropa, berupa bangunan beton tinggi besar dengan jejeran pilar pilar yang juga berukuran besar di ke empat sisi bangunan-nya. Jejeran anak tangga berukuran besar di sisi utara menghadap ke jalan Raya S. Sukowati dan sisi timur menghadap ke taman masjid, menjadi akses utama dari dan ke ruang sholat yang berada di lantai dua.

Kubah besarnya begitu mendominasi, namun proporsional dengan ukuranbangunannya.

Sebuah kubah berukuran besar bewarna hijau mendominasi bagian atap bangunan utama masjid, diapit oleh empat kubah berbentuk dan berwarna senada dengan kubah utama, di ke-empat sudut atap masjid. Belakangan kubah masjid ini di ubah coraknya menggunakan bahan enamel warna warni menghadirkan pemandangan yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya.

Hampir seluruh bangunan masjid ini bewarna putih dengan sedikit sentuhan warna emas pada ornamen pilar bangunan, menonjolkan kemegahan bangunan-nya. Menara masjid yang berdiri terpisah dari bangunan masjid ini tampak tak senada dengan bangunan utamanya. Baik bentuk arsitektural maupun warnanya. Sepertinya menara ini merupakan bagian dari bangunan lama sebelum bangunan masjid di renovasi ke bentuknya saat ini.

Interior Masjid Agung Baitul Ma'mur Curup, Bengkulu.

Bagian interior masjid juga di dominasi warna putih, kecuali sisi kiblatnya yang dilapis dengan keramik berwarna lebih gelap. Empat pilar beton berdiri di ruang utama menopang struktur atap di kempat sisi lingkaran kubah. Bagian dalam kubah dihias dengan lukisan kaligrasi asmaul husna warna warni.

Sebagai masjid agung kabupaten, Masjid Agung Baitul Ma’mur Curup ini menjadi pusat aktivitas ke-Islaman di Kabupaten Rejanglebong, termasuk penyelenggaraan manasik haji, sholat dua hari raya, peringatan hari hari besar Islam dan acara ke-Islaman tingkat kabupaten lainnya. Sebagai tambahan informasi, selain masjid Agung Baitul Ma’mur ini, kota Curup juga memiliki dua masjid lain yang cukup besar dan megah yakni Masjid Jami’ Curup dan Masjid Al-Jihad Curup.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Referensi


Baca Juga



Saturday, August 17, 2019

Masjid Agung Al-Kahfi Bintuhan - Bengkulu

Masjid Agung Al-Kahfi Bintuhan Kabupaten Kaur.

Masjid Agung Al-Kahfi adalah masjid agung kabupaten Kaur yang berada di kota kecamatan Bintuhan, ibukota kabupaten Kaur, provinsi Bengkulu. Kabupaten Kaur merupakan kabupaten di Bengkulu yang letaknya paling selatan berbatasan langsung dengan provinsi Lampung disebelah selatannya dan provinsi Sumatera Selatan di sebelah timur sedangkan sisi baratnya menghadap ke Samudera Hindia.

Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 pada tahun 2003 bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Seluma dan Kabupaten Mukomuko. Kaur sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Bengkulu Selatan. Tahun 2016 yang lalu Kabupaten baru ini meresmikan Masjid Agung Kabupaten nya yang diberi nama Masjid Agung Al-Kahfi, di pusat kota Bintuhan.

Masjid Agung Al-Kahfi Bintuhan
Ps. Baru, Kaur Sel., Kabupaten Kaur, Bengkulu 38963



Masjid Agung Al-Kahfi Bintuhan diresmikan oleh Gubernur Bengkulu, Dr. H. Ridwan Mukti, S.H., M.H., bersama sama dengan Bupati Kaur, Dr. Ir. H. Hermen Malik, M.Sc pada hari Rabu 27 April 2016. Masjid ini berlokasi di Bandar Bintuhan, Kecamatan Kaur Selatan, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu. Dalam peresmian ini, turut hadir Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Drs. Tengku Zulkarnain.

Nama Al-Kahfi diambil dari nama ashabul Kahfi yang membuktikan kebenaran kisah-kisah di dalam Al-Quran di dalam Surah Al-Kahfi. Peresmian ini juga diramaikan sekitar 5.000 orang undangan, termasuk tokoh masyarakat, tokoh agama, dan siswa/siswi SMA se derajat Kabupaten Kaur.

Masjid Agung A[-Kahfi Bintuhan berdiri megah di sisi utara Lapangan Merdeka kota Bintuhan, terpaut cukup jauh sekitar 4,8 km dari komplek kantor Bupati Kaur yang di bangun di Tanjung Dalam, di sebelah utara pusat kota Bintuhan. Lapangan Merdeka Bintuhan berada persis di sisi utara Jalan Lintas Barat Sumatera di kota Bintuhan.

Sisi timur Masjid Agung Al-Kahfi Bintuhan.

Cukup menarik tata kota Bintuhan ini, mengingat ruas jalan lintas barat Sumatera yang membentang di tengah kota di depan lapangan merdeka dan masjid Agung ini sejajar dengan arah kiblat, sehingga blok blok lahan dan bangunan di sebelah kiri dan kanannya secara otomatis juga segaris dengan arah kiblat. Sehingga Masjid Agung yang letaknya bersebelahan dengan lapangan Merdeka, denah bangunannya sejajar dengan lapangan Merdeka yang berada di sampingnya.

Pembangunan Masjid Agung Al-Kahfi Bintuhan

Masjid Agung Al-Kahfi mulai dibangun tahun 2014, dengan anggaran dana Rp. 14 milyar Rupiah diambil dari APBD Kabupaten Kaur tahun anggaran 2014 dan 2015 masing masing Rp. 7 Milyar Rupiah. Pembangunannya dikerjakan oleh kontraktor pelaksana dari CV Padang Guci Utama. Sampai dengan pertengahan tahun 2015 proses pembangunannya sudah mencapai 50% dan ditargetkan selesai pada bulan Desember 2015 termasuk pekerjaan penataan taman hingga lokasi parkir.

Tangga besar menuju ruang sholat utama.

Pembangunan masjid Agung ini sempat mendapat tantangan keras dari masyarakat sekitar lokasi, terutama dari siswa dan alumni SMPN 1 Kaur Selatan, hingga beberapa anggota DPRD. Karena pembangunan masjid Agung ini harus menggusur bangunan SMPN 1 Kaur Selatan. Namun seiring waktu akhirnya pembangunan Masjid Agung yang direncanakan awal tahun 2013 terialisasi pada pertengahan tahun 2014, sedangkan siswa SMPN 1 Kaur Selatan dipindahkan ke SMPN 3 Kaur Selatan.

Di tahun 2016 Masjid Agung Al-Kahfi dilengkapi dengan taman rekreasi menggunakan dana APBD tahun 2016. Meliputi pembuatan pagar masjid yang dikerjakan CV. Baggywa dengan nilai proyek sebesar Rp. 495.228.000,-. Dan pembuatan taman dan goa di sekitar masjid dengan nilai proyek Rp. 743.098.000,- dan dikerjakan oleh CV. Daun Muda.

Peresmian Masjid Agung Al-Kahfi Bintuhan, Kabupaten Kaur, Bengkulu.

Arsitektur Masjid Agung Al-Kahfi Bintuhan

Masjid Agung Al-Kahfi Bintuhan dibangun berukuran 32 x 32 meter terdiri dari tiga lantai, dilengkapi dengan lahan parkir yang dulunya adalah ruas jalan di depan lahan masjid ini yang kemudian dimasukkan ke dalam komplek masjid. Masjid Agung Al-Kahfi Bintuhan dibangun dalam sentuhan bangunan masjid modern dengan tetap menggunakan arsitektur khas Indonesia berupa atap limas bersusun tiga, bukan kubah besar seperti kebanyakan masjid masa kini. Atap limas yang senada juga digunakan pada ke-empat sudut bangunan masjid.

Sebuah tangga besar dibangun di sisi timur masjid lengkap dengan beranda. Tangga besar ini merupakan akses langsung ke lantai dua tempat ruang sholat utama berada. Ruang sholat masjid ini memang berada dilantai dua dan lantai tiga. Sedangkan lantai dasar masjid digunakan untuk area utility dan penunjang aktivitas masjid. Menara masjid ini dibangun cukup jauh dari bangunan utama yakni berada di sisi timur laut lapangan merdeka.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Referensi


Baca Juga


Sunday, August 11, 2019

Masjid Agung Baitul Huda Mukomuko

Masih gress. Masjid Agung Kabupaten Mukomuko di provinsi Bengkulu ini terbilang masih gres, masih baru dan baru diresmikan di awal tahun 2019.

Masjid Agung Baitul Huda adalah masjid agung Kabupaten Mukomuko, provinsi Bengkulu. Lokasinya berada di sebelah barat daya kantor Bupati Mukomuko di kelurahan Bandar Ratu, kecamatan Kota Mukomuko, kabupaten Mukomuko. Pembangunan masjid agung ini menyusul dibangunnya komplek perkantoran pemerintahan kabupaten Mukomuko di Bandar Ratu seiring dengan terbentuknya kabupaten Mukomuko sebagai daerah otonomi baru hasil pemekaran dari kabupaten Bengkulu Utara.

Kabupaten Mukomuko dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 yang menetapkan pembentukan kabupaten Mukomuko terpisah dari kabupaten Bengkulu Utara. Pembentukan kabupaten ini bersamaan dengan terbentuknya kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur terpisah dari Kabupaten Bengkulu Selatan. Kabupaten Mukomuko merupakan wilayah kabupaten paling utara di provinsi Bengkulu berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat. Sisi barat kabupaten ini menghadap langsung ke Samudera Hindia.

Masjid Agung Baitul Huda Mukomuko
Bandar Ratu, Kota Mukomuko
Kabupaten Mukomuko, Bengkulu 38714


Kota Mukomuko sebagai ibukota kabupaten Mukomuko sejatinya merupakan kota pesisir pantai Samudera Hindia, Masjid Agung dan komplek perkantoran Pemkab Mukomuko pun dalam radius 1,5km dari bibir pantai kota mukomuko, demikian juga dengan Bandara Mukomuko yang juga dalam radius yang sama. Uniknya, secara geografis, seluruh kota Mukomuko ini termasuk kawasan bandaranya terhalang oleh aliran sungai yang cukup besar terhadap garis pantainya, mengingat aliran sungai tersebut sejajar dengan garis pantai.

Kabupaten Mukomuko merupakan salah satu daerah tujuan transmigrasi sejak tahun 1967 dimasa pemerintahan presiden Soeharto, program transmigrasi ke Mukomuko terahir dilaksanakan tahun 2004. Program tersebut turut memacu perkembangan Mukomuko, meski kini secara demografis rasio penduduk asli Mukomuko justru sudah kalah jumlah dengan penduduk pendatang dari pulau Jawa.

Aerial view Masjid Agung Mukomuko

Pembangunan Masjid Agung Baitul Huda Mukomuko

Masjid Agung Baitul Huda Mukomuko dibangun diatas lahan bekas kebun kelapa sawit, dari citra google map (diakses 6 Agustus 2019) masih terlihat jelas jejeran pohon kelapa sawit dilahan Masjid Agung yang masih belum dibangun. Begitupun dengan citra google streetview yang diambil bulan September 2015 menunjukkan lahan di sisi tenggara ruas jalan Imam Bonjol tersebut masih berupa lahan kebun kelapa sawit yang begitu subur.

Masjid Agung Baitul Huda mulai dibangun pada 7 Mei 2018 dan direncanakan selesai pada tanggal 31 Desember 2018. Proyek pembangunan masjid ini dilaksanakan oleh PT. Bakti Muda Mandiri, sebagai penyedia barang dan jasa pemerintah. Peresmian masjid ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Februari 2019 oleh bupati Muko Muko, Choirul Huda, bertepatan dengan hari jadi kabupaten Mukomuko ke 16.

Interior Masjid Agung Mukomuko.

Peresmian Masjid Agung Baitul Huda Mukomuko ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Bupati Mukomuko didampingi oleh Wabup, Pimpinan DPRD Kabupaten Mukomuko, Sekda dan unsur pimpinan FKPD, serta tamu kehormatan Ustadz Drs. H. Wijayanto, S.sos., M.A. Selain meresmikan bangunan Mesjid Agung, Pemkab Mukomuko juga mengumumkan nama Masjid Agung Mukomuko dengan nama Masjid Agung Baitul Huda. Acara peresmian tersebut dilanjutkan dengan acara tabligh akbar oleh Ustadz Wijayanto.

Aktivitas Masjid Agung Baitul Huda

Untuk memakmurkan masjid kebanggaan masyarakat kabupaten Mukomuko, Pemkab Mukomuko memberlakukan shalat Zuhur berjamaah bagi Pegawai di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Mukomuko setiap hari kerja. Di masjid ini juga diselenggarakan pengajian rutin setiap malam jum’at yang diikuti oleh pagawai di lingkungan pemkab Mukomuko dan masyarakat umum, terutama masyarakat yang tinggal disekitar masjid.

Kompilasi ekterior Masjid Agung Mukomuko.

Masjid Agung ini juga menjadi pusat kegiatan ke-Islaman di kabupaten Mukomuko termasuk pelaksanaan peringatan hari besar Islam, manasik haji dan lain sebagainya. Pengelolaan masjid ini masih dibawah kendali kantor kementrian Agama Kabupaten Mukomuko. Masjid Agung juga disiapkan untuk pelaksanaan kegiatan MTQ Tingkat Provinsi Bengkulu Ke-XXXIV tahun 2019 dilaksanakan 7 hingga 12 Oktober 2019. Pemkab setempat saat ini sedang mempercepat pembangunan landscaping kawasan disekitar masjid untuk menyambut acara tingkat provinsi Bengkulu tersebut.

Arsitektur Masjid Agung Baitul Huda Mukomuko

Masjid Agung Baitul Huda Mukomuko dibangun dalam rancangan masjid modern dengan denah dasar segi empat simetris, dilengkapi dengan beranda di masing masing tiga sisi bangunan kecuali sisi kiblat yang dibangun ruang mihrab. Masing masing sisi dilengkapi dengan delapan pilar yang dihubungkan dengan lengkungan bercorak Andalusia. Atap masjid seluruhnya menggunakan atap cor dan dibagian tengah atapnya ditempatkan satu kubah besar.

Tampak depan Masjid Agung Mukomuko.

Eksterior masjid menggunakan warna dasar abu abu dipadu dengan warna coklat muda dan putih. Kubah besarnya bewarna kuning emas dengan sedikit akses bewarna hijau tua. Di puncak kubah masjid dihias dengan lafazd Allah. Masjid ini juga dilengkapi dengan empat menara bewarna putih dibangun di kempat penjuru atap masjid. Di puncak masing masing menara ditempatkan kubah dengan warna yang senada dengan kubah utama masjid.

Ruang sholat nya diperkirakan mampu menampung hingga seribu Jemaah. Interior masjid ini dihias dengan ornamen berbahan gypsum. Mayoritas ruang dalam menggunakan warna putih dengan paduan warna abu abu pada pilar pilarnya. Area mihrab dihias dengan gypsum bewarna coklat. Sedangkan bagian dalam kubah dihias dengan ornamen lukis bermotif floral senada dengan satu lampu gantung bewarna ke-emasan.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
  
Referensi


Baca Juga


Saturday, August 10, 2019

Masjid Agung An-Nur Luwuk

Berdiri megah menghadap ke Teluk Lalong, Masjid Agung An-Nur Luwuk, kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, telah menjadi Ikon Kabupaten terebut.

Masjid Agung An-Nur Luwuk adalah masjid agung kabupaten Banggai provinsi Sulawesi Tengah. Wilayah kabupaten ini berada di ujung Timur Laut pulau Sulawesi, sisi sebelah timurnya menghadap ke laut Maluku. Kabupaten Banggai beribukota di Luwuk, tempat dimana Masjid Agung An-Nur ini berdiri ditepian teluk Lalong. Posisi yang membuatnya tampak begitu indah dari arah lautan Teluk Lalong.

Berdiri di pusat kota Luwuk, masjid Agung An-Nur menjadi ikon ibukota kabupaten Luwuk yang pusat-nya memang berada di tepian teluk Lalong ini, kantor kantor pemerintahan kabupaten juga berdiri disana termasuk kantor DPRD kabupaten Banggai yang juga menghadap ke laut teluk Lalong di sebelah tenggara Masjid Agung An-Nur, sedangkan kantor Bupati Banggai yang baru dibangun cukup jauh, sekitar 6km di sebelah selatan dari Masjid Agung An-Nur.

Masjid Agung An-Nur
JL. Letnan Jenderal MT Haryono, Soho, Luwuk
Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah 94712



Merujuk kepada situs simas kementrian Agama, Masjid Agung An-Nur Luwuk ini dibangun tahun 1986 diatas lahan wakaf seluas 19,039 m2, dengan luas bangunannya 2.000 meter2 dan mampu menampung hingga 3.000 jemaah sekaligus. Situs tersebut tidak memberikan penjelasan lebih rinci tentang masjid ini.

Bangunan masjid Agung An-Nur Luwuk terdiri dari bangunan utama yang dibangun dua lantai dan satu menara yang dibangun terpisah dari bangunan utama. Bangunan utama masjid terdiri dari dua lantai, lantai dasar merupakan ruang sholat utama dan lantai dua berupa mezanin yang juga difungsikan sebagai ruang sholat.

Interior Masjid Agung An-Nur Luwuk

Interior di ruang sholat utama masjid ini terasa lapang karena ketiadaan tiang tiang penyanggah ditengah ruangan masjid. Struktur atapnya disanggah jejeran tiang tiang beton yang menyatu dengan tembok dinding bangunan. Jejeran tiang tiang terdapat di area bawah mezanin yang merupakan tiang tiang penyanggah lantai diatasnya.

Bangunan masjid nya berdenah segi empat, dilengkapi dengan selasar panjang di ketiga sisinya kecualia sisi kiblat. Setiap sisi masjid ini juga dilengkapi dengan balkoni dari beton memayungi area akses ke pintu masuk. Di atap masjid dilengkapi dengan sebuah kubah besar tunggal bewarna kuning emas.

Kompilasi ekterior Masjid Agung An-Nur Luwuk.

Bangunan menara tunggal dibangun di sisi tenggara terpisah dari bangunan masjid. Sebuah menara berdenah segi delapan dengan dua balkoni. Sisi bawah menara lebih besar, dibandingkan bagian atasnya. Sebuah kubah bewarna kuning emas senada dengan kubah masjid ditempatkan di puncak menara.

Masjid ini juga dilengkapi dengan pelataran yang cukup luas disisi timurnya, yang seluruhnya sudah dilapis dengan keramik. Area terbuka disekitar masjid ini masih cukup lapang dan menjadi salah satu tempat paforit warga untuk berkumpul menikmati suasana senja. Berbagai acara tingkat kabupaten seringkali diselenggarakan dikawasan disekitar masjid ini yang memang menjadi pusat keramaian kota Luwuk.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Monday, August 5, 2019

Masjid Masjid Perkasa Yang Selamat Dari Bencana Tsunami Palu-Donggala

Beberapa masjid masih kokoh berdiri paska bencana gelombang tsunami melanda kota Palu dan Kabupaten Donggala 28 Septermber 2018 yang lalu.

Gempa bumi disusul gelombang tsunami dan likuifaksi tanah yang melanda Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu, juga menimbulkan kerusakan pada bangunan bangunan masjid yang ada di Donggala dan kota Palu. Diantaranya ada yang mengalami kerusakan total, bahkan ada yang miring tak lagi layak untuk digunakan serta harus dirobohkan.

Diantara masjid masjid yang terdampak bencana tersebut adalah Masjid Terapung Arqam Bab Al Rahman yang begitu terkenal sebagai ikon nya kota Palu yang terletak di pantai Talise, kota Palu, bangunan masjid ini seolah “Terduduk” ke bumi setelah seluruh tiang tiang penyanggahnya patah sedangkan bangunan masjidnya sendiri tampak masih utuh meski tak lagi dapat digunakan karena sebagian telah terendam air laut.

Kondisi Masjid Terapung kota Palu paska tsunami, bangunan masjid ini masih utuh meski kini terendam air setelah seluruh tiang tiang beton nya patah dihantam gelombang tsunami.

Berdasarkan pendataan Dewan masjid Indonesia sampai 21 Oktober 2018, terdapat 191 masjid rusak, 50 di antaranya rusak total sampai tidak bisa digunakan sebagai dampak dari Bencana tersebut. Gempa disusul dengan gelombang tsunami setinggi 11,3 meter itu tidak saja menyapu bersih bangunan disepanjang pantai namun juga menyeret kapal Sabuk Nusantara yang berukuran cukup besar, hingga ke daratan. Begitupun dengan Kapal patroli milik TNI Angkatan Laut dan kapal kapal nelayan milik warga setempat yang sedang sandar di pelabuhan. 

Namun dari sekian banyak masjid yang rusak tersebut ada beberapa masjid yang masih kokoh berdiri meski seluruh atau hampir semua bangunan disekitarnya rata dengan tanah, masjid masjid tersebut adalah sebagai berikut. 

1. Masjid Al Amin di Wani, Donggala

Masjid Al-Amin berada di pantai yang sama dengan Masjid Al-Mujahidin tak jauh dari pelabuhan Wani. Dua Masjid tertua di Donggala ini selamat dari terjangan tsunami.

Masjid Al Amiin adalah masjid tertua di Kabupaten Donggala lokasinya hanya berjarak sekitar 20 meter dari pantai di kampung Malambora, desa Wani, Kecamatan Tantopea, kabupaten Donggala. Gempa yang disusul gelombang tsunami pada tanggal 28 September 2018 telah meluluhlantakkan bangunan disekitar nya, namun masjid ini masih tetap berdiri kokoh ditempatnya. 

Masjid Al-Amin diketahui merupakan masjid tertua di Donggala, pertama kali dibangun tahun 1906 dan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya sejak tahun 2010. Tsunami tahun 2018 adalah untuk ketiga kalinya masjid ini selamat dari hantaman tsunami, peristiwa yang sama juga pernah terjadi tahun 1927 dan 1938.

2. Masjid Al-Mujahidin Wani, Donggala

Masjid Al-Mujahidin di pelabuhan Wani merupakan masjid tertua di Donggala, lebih tua dari Masjid Al-Amin dan kedua masjid tersebut sudah ditetapkan sebagai cagar budaya di Donggala pada tahun 2010. 

Masjid Al-Mujahidin berada di pantai dan desa yang sama dengan Masjid Al-Amin, Lokasi Masjid Al-Mujahidin ini berdekatan dengan Pelabuhan Wani. Bersama dengan Masjid Al-Amin, Masjid Al-Mujahidin ini juga sudah ditetapkan sebagai cagar budaya karena faktor sejarah dan usianya yang bahkan jauh lebih tua dari Masjid Al-Amin. Masjid Al-Mujahidin dibangun pertama kali tahun 1912.

Posisi masjid ini menghadap ke laut dan nyaris tak ada bangunan yang menghalanginya terhadap terjangan ombak tsunami, seluruh Jemaah sholat magrib di masjid ini sontak melarikan diri saat gempa dan tsunami datang termasuk Imam masjid. Namun begitu gelombang air berhenti dan warga serta Jemaah kemabli ke kampung mereka, tampak masjid ini masih berdiri kokoh ditempatnya diantara puing puing yang berserakan disekitar bangunan masjid termasuk sebuah kapal nelayan yang terdampar di pekarangan nya.

3. Masjid Babul Jannah di Loli Saluran, Banawa, Kabupaten Donggala

Masjid Babul Jannah masih berdiri kokoh paska tsunami yang melanda Donggala.

Masjid Babul Jannah di Loli Saluran, Banawa, Kabupaten Donggala menjadi saksi bisu dahsyatnya gempa dan tsunami menerjang Palu dan Donggala, Jumat 28 September 2018. Kendati mengalami kerusakan sedikit, bangunan ini menjadi satu-satunya yang tetap kokoh di tengah hamparan puing bangunan yang porak-poranda. 

Masjid terletak 50 meter dari di bibir pantai. Bangunannya cukup megah dengan dua kubah dan satu menara yang berdiri tegak, meski mengalami sedikit kerusakan terutama di pagar depan, sedangkan lainnya tetap utuh. Petaka yang datang di waktu sholat magrib itu, memberikan cukup waktu kepada Jemaah masjid ini untuk menyelamatkan diri meski air sudah sempat masuk ke dalam masjid. Kerusakan kecil pada masjid ini lebih disebabkan oleh hantaman berbagai material yang terseret oleh terjangan air. 

4. Masjid Jami Kelurahan Pantoloan Kota Palu 

Gelombang tinggi yang melanda kawasan sekitar masjid ini bahkan tak meninggalkan jejak basah pada buku dan kitab yang ada di dalam masjid ini.

Kondisi masjid Jami’ Kelurahan Pentoloan ini pertama kali diberitakan oleh para relawan PKS yang tiba disana beberapa saat setelah bencana terjadi. Masjid jami ini berada di Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu. Meski bangunan dan pepohonan disekitar masjid tampak jelas bekas tergerus oleh terjangan tsunami, namun masjid yang ukuran dan arsitekturnya tak sebesar dan tak semegah tiga masjid sebelumnya, bangunan masjid ini mampu bertahan dari bencana dasyat tersebut. 

Masjid jami ini dibangun dari beton bercat hijau muda dan beratap seng, berdiri di pemukiman yang tak jauh dari pantai, menurut warga, masjid pertama kali dibangun tahun 1938, dan menurut kesaksian warga, paska peristiwa tsunami tersebut bagian dalam masjid ini masih tetap bersih bahkan kitab dan buku buku yang ada di dalam masjid dalam kondisi kering seolah sama sekali tak tersentuh air. 

5. Masjid Ar Rahman Loli Dondo, Donggala 

Dan begitulah bila Allah berkehendak, meski Masjid Ar-Rahman di Loli Dondo ini berada persis dibibir pantai, namun  masjid ini masih berdiri kokoh meski kawasan disekitarnya luluh lantak dihantam gelombang tsunami yang begitu dasyat.

Masjid Arrrahman berada di pantai desa Loli Dondo, kecamatan Benawa, kabupaten Donggala. Letak masjid ini bahkan benar benar berada dibibir pantai Desa Loli Dondo, halaman depannya adalah hamparan pasir pantai. Masjid tersebut sudah berdiri sejak dua puluh tahun lebih dan baru selesai direnovasi dengan dana dari Jemaah. 

Saat tsunami datang warga desa berhamburan menyelamatkan diri menjauhi pantai dan tak terbayangkan bahwa masjid yang baru selesai mereka renovasi tersebut akan selamat dari terjangan ombak yang meningatnya pun membuat mereka merinding, namun nyatanya saat warga kembali ke desa setelah bencana mereda, masjid Ar-Rahman masih berdiri kokoh ditempatnya tanpa kerusakan yang berarti diantara puing yang berserakan disekitarnya.*** 

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------



Referensi

https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-masjid-babul-jannah-di-tepi-pantai-donggala-tetap-kokoh-diterjang-tsunami.html
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/18/10/26/ph7e26366-191-masjid-di-sulawesi-tengah-rusak
https://kumparan.com/@kumparannews/masjid-berumur-112-tahun-kokoh-berdiri-meski-3-kali-diterjang-tsunami-1539321020897712313
https://jurnalislam.com/kisah-imam-masjid-al-mujahidin-saat-tsunami-menerjang-desa-wani/
https://www.nahimunkar.org/masya-allah-sebuah-masjid-tua-di-donggala-masih-berdiri-kokoh-diterjang-gempa-tsunami/
https://www.liputan6.com/news/read/3672689/masjid-ini-jadi-bukti-keajaiban-bencana-gempa-dan-tsunami-di-palu
https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2018/10/12/152560/masjid-selamat-dari-terjangan-tsunami-palu.html


Baca Juga

Masjid Terapung Arqam Bab Al Rahman Kota Palu
Masjid Agung Darussalam Kota Palu
Masjid Agung A.G. KH Abdul Rahman Ambo Dalle, Pare Pare
Masjid Islamic Center Dato Tiro, Bulukumba