Monday, August 5, 2019

Masjid Masjid Perkasa Yang Selamat Dari Bencana Tsunami Palu-Donggala

Beberapa masjid masih kokoh berdiri paska bencana gelombang tsunami melanda kota Palu dan Kabupaten Donggala 28 Septermber 2018 yang lalu.

Gempa bumi disusul gelombang tsunami dan likuifaksi tanah yang melanda Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu, juga menimbulkan kerusakan pada bangunan bangunan masjid yang ada di Donggala dan kota Palu. Diantaranya ada yang mengalami kerusakan total, bahkan ada yang miring tak lagi layak untuk digunakan serta harus dirobohkan.

Diantara masjid masjid yang terdampak bencana tersebut adalah Masjid Terapung Arqam Bab Al Rahman yang begitu terkenal sebagai ikon nya kota Palu yang terletak di pantai Talise, kota Palu, bangunan masjid ini seolah “Terduduk” ke bumi setelah seluruh tiang tiang penyanggahnya patah sedangkan bangunan masjidnya sendiri tampak masih utuh meski tak lagi dapat digunakan karena sebagian telah terendam air laut.

Kondisi Masjid Terapung kota Palu paska tsunami, bangunan masjid ini masih utuh meski kini terendam air setelah seluruh tiang tiang beton nya patah dihantam gelombang tsunami.

Berdasarkan pendataan Dewan masjid Indonesia sampai 21 Oktober 2018, terdapat 191 masjid rusak, 50 di antaranya rusak total sampai tidak bisa digunakan sebagai dampak dari Bencana tersebut. Gempa disusul dengan gelombang tsunami setinggi 11,3 meter itu tidak saja menyapu bersih bangunan disepanjang pantai namun juga menyeret kapal Sabuk Nusantara yang berukuran cukup besar, hingga ke daratan. Begitupun dengan Kapal patroli milik TNI Angkatan Laut dan kapal kapal nelayan milik warga setempat yang sedang sandar di pelabuhan. 

Namun dari sekian banyak masjid yang rusak tersebut ada beberapa masjid yang masih kokoh berdiri meski seluruh atau hampir semua bangunan disekitarnya rata dengan tanah, masjid masjid tersebut adalah sebagai berikut. 

1. Masjid Al Amin di Wani, Donggala

Masjid Al-Amin berada di pantai yang sama dengan Masjid Al-Mujahidin tak jauh dari pelabuhan Wani. Dua Masjid tertua di Donggala ini selamat dari terjangan tsunami.

Masjid Al Amiin adalah masjid tertua di Kabupaten Donggala lokasinya hanya berjarak sekitar 20 meter dari pantai di kampung Malambora, desa Wani, Kecamatan Tantopea, kabupaten Donggala. Gempa yang disusul gelombang tsunami pada tanggal 28 September 2018 telah meluluhlantakkan bangunan disekitar nya, namun masjid ini masih tetap berdiri kokoh ditempatnya. 

Masjid Al-Amin diketahui merupakan masjid tertua di Donggala, pertama kali dibangun tahun 1906 dan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya sejak tahun 2010. Tsunami tahun 2018 adalah untuk ketiga kalinya masjid ini selamat dari hantaman tsunami, peristiwa yang sama juga pernah terjadi tahun 1927 dan 1938.

2. Masjid Al-Mujahidin Wani, Donggala

Masjid Al-Mujahidin di pelabuhan Wani merupakan masjid tertua di Donggala, lebih tua dari Masjid Al-Amin dan kedua masjid tersebut sudah ditetapkan sebagai cagar budaya di Donggala pada tahun 2010. 

Masjid Al-Mujahidin berada di pantai dan desa yang sama dengan Masjid Al-Amin, Lokasi Masjid Al-Mujahidin ini berdekatan dengan Pelabuhan Wani. Bersama dengan Masjid Al-Amin, Masjid Al-Mujahidin ini juga sudah ditetapkan sebagai cagar budaya karena faktor sejarah dan usianya yang bahkan jauh lebih tua dari Masjid Al-Amin. Masjid Al-Mujahidin dibangun pertama kali tahun 1912.

Posisi masjid ini menghadap ke laut dan nyaris tak ada bangunan yang menghalanginya terhadap terjangan ombak tsunami, seluruh Jemaah sholat magrib di masjid ini sontak melarikan diri saat gempa dan tsunami datang termasuk Imam masjid. Namun begitu gelombang air berhenti dan warga serta Jemaah kemabli ke kampung mereka, tampak masjid ini masih berdiri kokoh ditempatnya diantara puing puing yang berserakan disekitar bangunan masjid termasuk sebuah kapal nelayan yang terdampar di pekarangan nya.

3. Masjid Babul Jannah di Loli Saluran, Banawa, Kabupaten Donggala

Masjid Babul Jannah masih berdiri kokoh paska tsunami yang melanda Donggala.

Masjid Babul Jannah di Loli Saluran, Banawa, Kabupaten Donggala menjadi saksi bisu dahsyatnya gempa dan tsunami menerjang Palu dan Donggala, Jumat 28 September 2018. Kendati mengalami kerusakan sedikit, bangunan ini menjadi satu-satunya yang tetap kokoh di tengah hamparan puing bangunan yang porak-poranda. 

Masjid terletak 50 meter dari di bibir pantai. Bangunannya cukup megah dengan dua kubah dan satu menara yang berdiri tegak, meski mengalami sedikit kerusakan terutama di pagar depan, sedangkan lainnya tetap utuh. Petaka yang datang di waktu sholat magrib itu, memberikan cukup waktu kepada Jemaah masjid ini untuk menyelamatkan diri meski air sudah sempat masuk ke dalam masjid. Kerusakan kecil pada masjid ini lebih disebabkan oleh hantaman berbagai material yang terseret oleh terjangan air. 

4. Masjid Jami Kelurahan Pantoloan Kota Palu 

Gelombang tinggi yang melanda kawasan sekitar masjid ini bahkan tak meninggalkan jejak basah pada buku dan kitab yang ada di dalam masjid ini.

Kondisi masjid Jami’ Kelurahan Pentoloan ini pertama kali diberitakan oleh para relawan PKS yang tiba disana beberapa saat setelah bencana terjadi. Masjid jami ini berada di Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu. Meski bangunan dan pepohonan disekitar masjid tampak jelas bekas tergerus oleh terjangan tsunami, namun masjid yang ukuran dan arsitekturnya tak sebesar dan tak semegah tiga masjid sebelumnya, bangunan masjid ini mampu bertahan dari bencana dasyat tersebut. 

Masjid jami ini dibangun dari beton bercat hijau muda dan beratap seng, berdiri di pemukiman yang tak jauh dari pantai, menurut warga, masjid pertama kali dibangun tahun 1938, dan menurut kesaksian warga, paska peristiwa tsunami tersebut bagian dalam masjid ini masih tetap bersih bahkan kitab dan buku buku yang ada di dalam masjid dalam kondisi kering seolah sama sekali tak tersentuh air. 

5. Masjid Ar Rahman Loli Dondo, Donggala 

Dan begitulah bila Allah berkehendak, meski Masjid Ar-Rahman di Loli Dondo ini berada persis dibibir pantai, namun  masjid ini masih berdiri kokoh meski kawasan disekitarnya luluh lantak dihantam gelombang tsunami yang begitu dasyat.

Masjid Arrrahman berada di pantai desa Loli Dondo, kecamatan Benawa, kabupaten Donggala. Letak masjid ini bahkan benar benar berada dibibir pantai Desa Loli Dondo, halaman depannya adalah hamparan pasir pantai. Masjid tersebut sudah berdiri sejak dua puluh tahun lebih dan baru selesai direnovasi dengan dana dari Jemaah. 

Saat tsunami datang warga desa berhamburan menyelamatkan diri menjauhi pantai dan tak terbayangkan bahwa masjid yang baru selesai mereka renovasi tersebut akan selamat dari terjangan ombak yang meningatnya pun membuat mereka merinding, namun nyatanya saat warga kembali ke desa setelah bencana mereda, masjid Ar-Rahman masih berdiri kokoh ditempatnya tanpa kerusakan yang berarti diantara puing yang berserakan disekitarnya.*** 

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------



Referensi

https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-masjid-babul-jannah-di-tepi-pantai-donggala-tetap-kokoh-diterjang-tsunami.html
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/18/10/26/ph7e26366-191-masjid-di-sulawesi-tengah-rusak
https://kumparan.com/@kumparannews/masjid-berumur-112-tahun-kokoh-berdiri-meski-3-kali-diterjang-tsunami-1539321020897712313
https://jurnalislam.com/kisah-imam-masjid-al-mujahidin-saat-tsunami-menerjang-desa-wani/
https://www.nahimunkar.org/masya-allah-sebuah-masjid-tua-di-donggala-masih-berdiri-kokoh-diterjang-gempa-tsunami/
https://www.liputan6.com/news/read/3672689/masjid-ini-jadi-bukti-keajaiban-bencana-gempa-dan-tsunami-di-palu
https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2018/10/12/152560/masjid-selamat-dari-terjangan-tsunami-palu.html


Baca Juga

Masjid Terapung Arqam Bab Al Rahman Kota Palu
Masjid Agung Darussalam Kota Palu
Masjid Agung A.G. KH Abdul Rahman Ambo Dalle, Pare Pare
Masjid Islamic Center Dato Tiro, Bulukumba

No comments:

Post a Comment