Masjid dengan arsitektur asli Indonesia, Masjid Jami' Bengkulu di renovasi dengan sentuhan Bung Karno saat beliau tinggal di Bengkulu semasa pengasingan di masa penjajahan Belanda (IG herwan_efendi) |
Masjid Jami Satu ini sangat terkenal dan dikenal di
Bengkulu sebagai kenang kenangan manis dari Bung Karno, karena memang rancang
bangun nya saat direnovasi ditangani sendiri oleh beliau di masa pengasingannya
di Bengkulu. Meskipun sebenarnya masjid ini sudah dibangun jauh sebelum
kedatangan Bung Karno ke tanah Bengkulen sebagai tahanan politik pemerintah
kolonial Hindia Belanda. Namun bangunan yang kini berdiri memang hasil guratan
tangan Bung Karno sendiri. Awalnya masjid ini dibangun di kelurahan Kampung
Bajak, Bengkulu dekat dengan lokasi pemakaman Sentot Ali Basya, teman
seperjuangan Pangeran Diponegoro yang dibuang Belanda ke Bengkulu. Namun
kemudian masjid tersebut dipindahkan ke lokasinya sekarang ini di Jalan
Soeprapto, Kota Bengkulu.
Sejarah mencatat presiden pertama Indonesia, Ir.
Soekarno atau Bung Karno pernah diasingkan
di Bengkulu dalam kurun waktu 1938-1942. Pada masa itu, Bung Karno masih
berstatus sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia. Sebelum Bengkulu, sempat pula
sang proklamator berkelana menghabiskan masa pengasingan di Bandung (1928),
Sukamiskin (1930-1932), dan Flores (1934). Selama masa pengasingan di Bengkulu
tersebut Bung Karno merancang ulang Masjid Jami Bengkulu dan hasilnya masjid
kebanggaan warga Bengkulu ini masih dapat dinikmati hingga kini.
Masjid Jami
Bengkulu
Jl. Soeprapto, Kota Bengkulu
Propinsi Bengkulu, Indonesia
Koordinat geografi : 3°47'32"S
102°15'43"E
Masjid Jami’ Bengkulu pertama kali dibangun
diperkirakan pada abad ke 18M (tahun 17**) dengan bentuk yang sangat
sederhana, Awalnya masjid ini dibangun
di kelurahan Kampung Bajak, Bengkulu dekat dengan lokasi pemakaman Sentot Ali
Basya, teman seperjuangan Pangeran Diponegoro yang dibuang Belanda ke Bengkulu,
bisa jadi masjid tersebut merupakan masjid yang dibangun oleh Sentot Ali Basya
dan pengikutnya. Masjid tersebut kemudian dipindahkan ke lokasi yang sekarang
sekitar awal abad ke 19.
Pada tahun 1930 sejarah Indonesia ditandai oleh
banyaknya pengasingan atau pembuangan tokoh tokoh pergerakan nasional sebagai
akibat kebijakan politik gubernur jendral hindia belanda saat itu, De Jonge
yang lebih reaksioner. Perkumpulan dan rapat sama sekali tidak diperbolehkan
dan bagi yang melanggar hukumannya adalah pengasingan. Sebagai salah seorang
tokoh pergerakan, Soekarno termasuk tokoh yang di tangkap dan di asingkan
Belanda karena mengadakan rapat di Bandung sekitar tahun 1938. Inilah awalnya
bersentuhannya Soekarno dengan masjid Jami Bengkulu.
Aerial view Masjid Jami' Bengkulu (IG arisulistianto23) |
Selama mejalani masa pengasingan di Bengkulu, Soekarno
memanfaatkan waktunya dengan mengajar di Sekolah Muhammadiyah Bengkulu. Sebagai
seorang insinyur sipil, ia juga berinisiatif untuk merenvasi masjid tua yang
sudah bocor dan sering becek pada musim hujan. Menurut masyarakat setempat
renovasi masjid tersebut di danai secara swadaya oleh maysarakat.
Bahan material bangunan diambil dari desa Air Dingin,
Rejang Lebong, Bengkulu Utara. Selama di pengasingan beliau di Bengkulu, selain
merancang Masjid Jami Bengkulu, Bung Karno sempat merancang 4 rumah tinggal,
tapi hanya 2 yang terbangun, yakni rumah kembar untuk refendaris residen dan
rumah seorang demang.
Bangunan khas Indonesia dengan atap limas bersusun (IG eddyramlan65) |
Arsitektural
Masjid Jami Bengkulu
Ketika pertama kali dibangun, masjid jami ini hanya
menggunakan konstruksi kayu beratap rumbia. Konstruksi bahan masjid dari
material yang cepat lapuk tersebut menyebabkan masjid juga cepat mengalami
pelapukan, sehingga sering bocor dan becek pada musim hujan. Bangunan masjid
yang ada sekarang merupakan hasil rancangan Soekarn, dengan mengubah beberapa
bagian bangunan masjid. Bangunan. Bagian yang dipertahankan adalah dinding dan
lantai.
Tapi dinding tersebut ditinggikan lagi 2 meter dan
lantainya 30 cm. sehingga lebih tinggi dari sebelumnya. Sedangkan bagian yang
dirancang ulang oleh Soekarno adalah atap dan tang masjid. Atap masjid
rancangan baru ini berbentuk tiga lapis yang melambangkan Iman, Islam dan
Ihsan. Masjid ini juga dihiasi dengan ukiran ayat al-Qur’an dan pahatan
berbentuk sulur dengan cat warna kuning emas gading.
Masjid Jami' Bengkulu sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya (IG fidhelahmed) |
Bangunan masjid terdiri dari tiga bagian : ruang utama
untuk sholat, serambi masjid dan tempat berwudhu. Bangunan utama berukuran
14.65x14.65m, dilengkapi dengan tiga buah pintu masuk. Di dalam bangunan utama
tersebut, terdapat mihrab berukuran lebar 1.60 meter dan panjang 2.5 meter.
Pada sebelah kanan mihrab, juga terdapat mimbar dengan corak istambul. Pada
bagian atapnya terdapat dua buah kubah dari seng alumunium. Untuk naik ke atas
mimbar, terdapat empat buah anak tangga.
Di luar bangunan utama, terdapat serambi yang
berbentuk persegi panjang dengan ukuran 11.46 x 7.58 meter. Di serambi terdapat
sebuah bedug yang berdiameter 80 cm. bangunan lainnya yang melengkapi masjid
adalah tempat berwudhu yang berbentuk persegi panjang, berukuran 8.8x5.55
meter, dengan konstruksi dari batu biasa dan batu karang. Terahir sebagaimana
masjid masjid lainnya di Indonesia, masjid jami ini juga dilengkapi dengan
halaman yang cukup luas. Saat ini, halaman tersebut dilengkapi pagar besi
dengan pilar dari batu, di halaman tersebut juga terdapat banyak pohon dan
tanaman rindanga dan indah, sehingga udara di sekitar masjid terada sejuk dan
segar.
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami
di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid
di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
Referensi
Abdul Baqir Zein.
1999. Masjid Masjid Bersejarah di Indonesia. Jakarta. Gema Insani Press.
Baca Juga Masjid Di Bengkulu Lain-nya
No comments:
Post a Comment