Sunday, July 31, 2016

Masjid Taqwa Kota Metro

Masjid Taqwa Kota Metro 

Kota Metro merupakan Kota Otonom kedua di provinsi Lampung setelah Kota Bandar Lampung. Sebelumnya Kota Metro merupaka bagian sekaligus ibukota dari Kabupaten Lampung Tengah. Di tengah kota Metro sudah lama berdiri sebuah masjid megah kebanggaan masyarakat setempat bernama Masjid Taqwa. Masjid Taqwa yang kini berdiri merupakan  bangunan baru yang dibangun dilokasi yang sama dengan bangunan sebelumnya yang dirobohkan total menyisakan hanya menaranya saja.

Tak pelak proses pembangunan yang berlabel renovasi namun ternyata menjadi pembanguan ulang dengan merobohkan seluruh bangunan lama mengundang kontroversi ditengah masyarakat muslim kota Metro yang meyayangkan dihancurkannya salah satu bangunan bersejarah di kota itu. Namun apa hendak dikata, bangunan lama sudah terlanjut dihancurkan dengan alat berat, pembangunan masjid baru mau tidak mau harus dilanjutkan ditengah kontroversi.


Kini bangunan masjid Taqwa berdiri megah berhadapan dengan Taman Kota Metro, menjadi ikon kota Metro dan disebut sebut sebagai masjid termegah di provinsi Lampung. Dibangun dengan anggaran mencapai Rp. 18 milyar selesai dibangun pada bulan Mei 2015, mampu menampung lebih dari 2000 jemaah. Ukuran bangunan utamanya sama dengan bangunan lama yakni 45 x 45 meter hanya saja bangunan baru masjid ini dibangun berlantai dua.

Salah satu ruangan dibawah kubah dilantai dua masjid ini dipergunakan sebagai ruangan perpustakaan masjid, dibelakang bangunan masjid dibangun kantor pengurus masjid dengan ruangan yang cukup refresentatif dilengapi dengan beberapa kamar yang juga diperuntukkan bagi mahasiswa yang akan membantu mengurus masjid tersebut. 

Sejarah Masjid Taqwa Kota Metro

Masjid Taqwa metro sudah berdiri sejak 21 Juli 1967 dibangun secara swadaya oleh masyarakat islam (kabupaten) Lampung Tengah, dan diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia, KH A Dahlan pada 23 Mei 1969. Sejak dibangun masjid ini sudah beberapa kali di renovasi namun tetap mempertahankan bentuk awalnya. Tanggal 27 Januari 2004, H.A Sajoeti selaku Ketua Yayasan Dakwah dan Pemeliharaan Masjid Taqwa Metro, H A Sajoeti  menyerahkan pemeliharaan Masjid Taqwa kepada Pemerintah Kota Metro.

Bangunan Masjid Taqwa Kota Metro Lama (sebelum rehabilitasi)

Bulan Maret 2013 Pemkot Kota Metro melakukan proyek rehabilitasi total terhadap masjid Taqwa ini yang kemudian mengundang kontroversi di tengah masyarakat muslim disana. Pembangunan masjid ini berlangsung selama dua tahun dan diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia - Lukman Hakim Saifuddin - pada jumat malam, 9 Mei 2015. Peresmian dilakukan pada saat beliau menghadiri acara pembukaan MTQ ke-43 Provinsi Lampung Kota Metro. 

Dalam sambutannya, Lukman Hakim Saifuddin mengajak masyarakat Lampung secara bersama melakukan gerakan masyarakat magrib mengaji, agar setiap anggota keluarga mengaji setiap harinya. Lukman menambahkan, "Al-Quran harus kita jadikan teman setia, sahabat kehidupan, yang dapat kita jadikan rujukan dalam menyelesaikan problem kehidupan".

Masjid Taqwa saat dalam proses rehabilitasi

Tuan Rumah MTQ Tingkat Provinsi

Di bulan April 2015, Masjid Taqwa Metro menjadi pusat kegiatan dari Musabakah Tilawatil Qur an (MTQ) tingkat Provinsi Lampung. Selain di masjid Taqwa, kegiatan tersebut juga dilangsungkan di Wisma Haji yang letaknya tidak berjauhan dengan lokasi Masjid. MTQ diikuti sekitar 1.500 peserta dari seluruh Kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Menariknya dalam perhelatan tersebut panitia menempatkan para peserta dari berbagai kabupaten di Provinsi Lampung secara homestay karena kurangnya kapasitas hotel dan penginapan yang ada di kota Metro.

Pengukuhan Ta’mir Masjid Taqwa

29 Januari 2016 Pejabat Walikota Metro Achmad Chrisna Putra, menghadiri acara Pengukuhan Ta’mir Masjid Taqwa Kota Metro Periode 2015-2020, bakda sholat Jum’at bertempat di Masjid Taqwa Metro. Pada kesempatan ini turut hadir Ketua DPRD Kota Metro Anna Morinda, Asisten I, Staf Ahli, Ketua MUI Kota Metro, seluruh Kepala Bagian di Pemerintahan Kota Metro, Perwakilan Kejaksaan Negri Metro, Perwakilan Pengadilan Negri Kota Metro, serta Camat dan Lurah Kota Metro. Ketua MUI Metro menyampaikan, bahwa pada tanggal 29 Januari 2016 (Jum’at). Berdasarkan surat keputusan Nomor. 577/kpts/sekda/02/2015,  Pj. Walikota Metro secara resmi mengukuhkan Ta’mir Masjid Taqwa Kota Metro. ***

--------------------------

Referensi


Islamic Center Sukadana

Islamic Center Sukadana Lampung Timur

Islamic Center Sukadana merupakan Islamic Center di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung di pulau Sumatera, lokasinya sekitar 80 KM dari Kota Bandar Lampung. Komplek Islamic Center ini memiliki dilengkapi dengan bangunan masjid, asrama haji, dan berbagai sarana pendukungnya. Islamic Centre kebanggaan masyarakat Kabupaten Lampung Timur itu dibangun dengan kondisi bentuk dan fasilitas yang cukup mewah, dibangun dengan dana APBD selama beberapa tahun anggaran sebesar Rp38,5 miliar pada areal sekitar 35 hektar.

Lokasi Islamic Center Sukadana
Jalan lintas timur sumatera Desa Muara Jaya
Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur.
Provinsi Lampung, Indonesia


Hi. Irfan Nuranda Djafar,CES adalah tokoh pencetus berdirinya pusat kegiatan islam di Kabupaten Lampung Timur dan diwujudkan dimasa pimpinan Bupati Hi. Bahusin MS dengan menggunakan anggaran dana APBD Tahun 2002. Pembangunan Islamic Center pada Tahun 2002 dimulai dengan pembebasan lahan seluas 20 hektar yang berlokasi dijalan lintas timur sumatera Desa Muara Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur.

Peletakan batu pertama pembangunan gedung Islamic Center dilakukan pada Tahun 2004 kemudian pada Tahun 2008 gedung Islamic Center diresmikan oleh Bupati Satono,SH,. SP  sebagai pusat kegiatan dan ikon Kabupaten Lampung Timur. Lokasi Islamic Center ini dekat dengan pusat pemerintahan kabupaten Lampung Timur.


Melalui Peraturan Bupati Lampung Timur Nomor 14 tahun 2011 Islamic Center menjadi UPTD dibawah naungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lampung Timur. Gedung Islamic Center dibuka untuk masyarakat luas dan keberadaan Masjid Agung Baiturrohman Lampung Timur berada di lokasi Islamic Center menambah kemegahan Islamic Center untuk di jadikan andalan pariwisata religi Kabupaten Lampung Timur.

Dibangun di bekas area Lokalisasi

Berdirinya Islamic Center Lampung Timur ini menjadi kebahagian warga Lampung Timur. Pasalnya lokasi sebelum terbangun ini merupakan eks lokalisasi. Dengan berdirinya Islamic Centre menjadi prestasi tersendiri merubah daerah lokalisasi menjadi pusat peribadatan.***

Masjid Agung Kota Tasikmalaya

Masjid Agung Tasikmalaya

Masjid Agung Kota Tasikmalaya bediri megah di persimpangan jalan Jl. K.H. Z Mustofa, Jl. Dr. Soekarjo, Jl. Yudanegara, dan juga Jl. Otto Iskandar Dinata, dipusat kota Tasikmalaya. bangunan masjid berarsitektur kontemporer ini berdiri di atas lahan seluas 7.215 meter2 sedangkan luas bangunannya mencapai 2.456 m2.

Masjid Agung Tasikmalaya pertama kali didirikan pada masa pemerintahan Raden Tumenggung Soeria Atmadja yang menjabat sebagai Bupati Sumedang. Tepatnya, Masjid Agung selesai dibangun pada tahum 1888 Masehi atau 1307 Hijriah. Masjid Agung ini sejak awal dimaksudkan untuk menjadi pusat kegiatan keagamaan. Kemudian, masjid agung diserahkan kepada Patih Tasikmalaya, Raden Demang Soekma Amidjaja penghulu Raden Aji Aboebakar. Bangunan awal masjid Agung Tasikmalaya ini mirip dengan bangunan Masjid Agung Demak.



Sejak dibangun pertama kali, Masjid Agung Tasikmalaya sempat mengalami beberapa kali renovasi sebelum ahirnya dibangun ulang seperti bentuknya saat ini. Renovasi pertama dilakukan pada tahun 1923 pada masa kepemimpinan Bupati Raden Adipati Wiratanuningrat. Kemudian renovasi kedua dilakukan pada tahun 1939 oleh Bupati RTA Wiradiputra. Renovasi  ketiga dilakukan 1970-an, pada saat kepemimpinan Bupati Husein Wangsaatmadja.

Renovasi dan perubahan bentuk masjid dilakukan pada sekitar tahun 1982 hingga tahun 1987 dimasa pemerintahan Bupati Hudli. Dan ditahun 2002 Masjid Agung Tasikmalaya di rombak total kedalam bentuknya saat ini di masa kepemimpinan Bupati Suryana WH, dengan total pengeluaran dana pada renovasi ini senilai Rp. 7,9 Miliar. Pada saat itu peresmian kembali Masjid Agung Kota Tasikmalaya dilakukan oleh wakil presiden bapak Hamzah Haz.

Masjid Agung Kota Tasikmalaya

Desain arsitektur Masjid Agung Tasikmalaya mengandung makna filosofis Islam. Masjid Agung memiliki lima atap, hal tersebut mencerminkan pada kewajiban menjalankan shalat lima waktu. Selain itu, mengarah kepada simbol rukun islam yang lima. Menara Masjid Agung juga terbagi menjadi tiga bagian, hal tersebut mencerminkan tingkat kesempurnaan sebagai seorang muslim, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.

Kemudian, menara masjid tingginya 33 meter, mengandung simbol Dzikrullah dalam bentuk Tasbih, Tahmid, dan Takbir. Selain tempat untuk beribadah shalat, Masjid Agung juga memiliki beberapa unit kegiatan keagamaan lainnya.

Dijual di Situs Online

Di bulan Februari tahun 2013 kabar tak sedap sempat menerpa masjid ini ketika seorang yang tak bertanggung jawab memasang iklan di sebuah situs online, menjual masjid Agung Tasikmalaya ini seharga rp. 50 juta rupiah. berita itu sempat menghebohkan masyarakat, dan nama penjual yang terdaftar di situs penjualan tersebut justru seorang remaja putri yang masih duduk di bangku SMP yang dicatut data nya oleh orang tak bertanggungjawab tersebut. ***

----------------------------------

Saturday, July 30, 2016

Masjid Tuo Kayu Jao

Masjid Tuo Kayu Jao

Masjid Tuo Kayu Jao ini merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia terutama bagi Kabupaten Solok dan Propinsi Sumatera Barat umumnya. Masjid ini dipekirakan sudah berdiri sejak abad ke 16 tepatnya sekitar tahun 1599. Keberadaan masjid ini sekaligus menjadi bukti bahwa agama Islam di Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat ternyata telah berkembang sejak abad ke-16. Masjid beratap ijuk yang didirikan oleh beberapa ulama daerah tersebut tetap dijaga keasliannya hingga kini. Di sebelah masjid terdapat sebuah tabuh (bedug) yang diyakini seumur dengan masjid tersebut.

Lokasi Masjid Tuo Kayu Jao
Jorong Kayu Jao Nagari Batang Barus
Kecamatan Gunung Talang, kab Solok
Provinsi Sumatera Barat, Indonesia
Koordinat : -1.004386, 100.628652


Di samping keasliannya yang tetap terjaga hingga kini, arsitekturnya masjid ini juga memiliki kesamaan dengan Masjid Demak dan Banten terutama pada bentuk atapnya yang bersusun tiga. Sedangkan dari sisi filosofis bangunan masjid ini memiliki beragam perlambang. Atapnya yang terbuat dari ijuk melambangkan desain rumah adat Minangkabau yaitu Rumah Gadang. Di bagian mihrab juga diberi gonjong seperti Rumah Gadang. Jumlah tiangnya sebanyak 27 buah yang melambangkan enam suku yang masing-masing terdiri dari ampek jinih (empat unsur pemerintahan adat) sehingga jumlahnya 24 bagian.

Ditambah tiga unsur dari agama yaitu khatib, imam dan bilal, sehingga jumlahnya menjadi 27. Aroma kuatnya agama Islam di daerah tersebut juga tergambar dari jumlah jendelanya yang 13 buah. Ini untuk mengisyaratkan rukum Shalat yang 13 macam.

Interior Masjid Tuo Kayu Jao

Di awal pembangunan masjid tersebut hingga beberapa tahun lalu, pola bangunan yang tidak memakai paku masih dipertahankan. bangunan tersebut tetap kokoh meski tidak satu bagian pun yang dipaku. Tapi hanya menggunakan pasak di setiap sambungannya. Namun hal itu sedikit berubah setelah dilakukan pemugaran. Namun yang jelas ciri khas masjid yang memakai ijuk dengan desain aslinya tetap dijaga.

Sebagai sebuah kebanggaan dan situs cagar budaya, mesjid tersebut dijadikan sebuah bukti bahwa di Nagari Batang Barus dan Kabupaten Solok secara umum, Islam telah berkembang sejak 400 tahun lalu. Hal ini menurutnya menjadi cerminan masyarakat yang memegang teguh agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam perkembangannya sebagai tempat pariwisata yang ramai dikunjungi, wisata religi yang ditawarkan masjid tersebut sangat memukau pengunjung. Tidak hanya dari segi arsitektur bangunan yang unik, tapi juga dari kondisi alam yang memiliki topografi menawan, Masjid ini berada di lokasi yang berhawa sejuk dan dikelilingi oleh perkebunan teh. Di samping itu, kontur wilayahnya sangat memukau. Terdiri dari lurah dan bukit yang saling bertaut dan berkombinasi sempurna.***


Friday, July 29, 2016

Masjid Islamic Center Baitul Mukhlisin Lampung Barat

Masjid Bintang Mas, Nama populer masjid yang berada di komplek Islamic Center Kabupaten Lampung Barat ini meskipun nama resminya adalah Masjid Islamic Center Baitul Mukhlisin.

Masjid Islamic Center Baitul Mukhlisin yang berada di Kawasan Sekuting Terpadu Kecamatan Balik Bukit, kabupaten Lampung Barat. Telah menjadi Ikon Kabupaten Lampung Barat. Selain tempat pusat kegiatan agama yang mencakup Ibadah, Da'wah dan Ta'lim, Islamic Center Kabupaten Lampung Barat juga menjadi tempat wisata bagi masyarakat terutama di waktu sore.

Lokasi Islamic Center Baitul Mukhlisin
Kawasan Sekuting Terpadu, Kecamatan Balik Bukit
Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung - Indonesia
Koordinat : -5.016960, 104.115707


Islamic Center Baitul Mukhlisin ini merupakan Islamic Center kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Bangunan masjid megah ini berarsitektur perpaduan antara ornamen Lampung dan arsitektur Arab. Berdiri di atas lahan seluas 13.5 hektar dengan luas bangunan masjid mencapai 4000 meter persegi, pembangunannya didanai APBD 2009-2010. Menghabiskan dana sekitar Rp. 33 Milyar. Masjid ini mampu menampung hingga 7200 jemaah sekaligus.

Masjid Islamic Center Baitul Mukhlisin diresmikan oleh Gubernur Lampung Sjacroedin Z.P bersama sama dengan Bupati Lampung Barat - Mukhlis Basri, pada Hari Jum’at tanggal 7 Mei 2010. Setelah peresmian, kegiatan keagamaan yang pertama akan dilaksanakan adalah sholat Jum'at. Dilanjutkan keesokan harinya dengan Pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-38 Tingkat Propinsi Lampung yang diikuti 14 kabupaten/kota se-Lampung. Pada saat diresmikan pembangunan tahap kedua masjid ini baru selesai 90 persen.

Susasana di dalam Masjid Bintang Mas saat tausiah Ustadz Arifin Ilham

Masjid megah ini juga disebut Masjid Bintang emas karena denah kubah limas masjid ini bila dilihat dari atas berbentuk seperti bintang dan diwarnai dengan warna emas, serta ornamen bulan bintang yang berada di bagian ujung kubah tersebut juga dilapisi emas, ada juga yang menyebutnya masjid Islamic center Balik Bukit karena berada di Kecamatan Balik Bukit, sementara lainnya menyebutnya sebagai Masjid Islamic Center Sekuting karena berada di Daerah Sekuting. Dan tentu saja anda akan dengan mudah menangkap kesamaan antara nama Belakang Masjid ini dengan nama depan Bupati Lampung Barat yang memprakarsai pembangunan masjid ini.

Arsitektur Masjid Islamic Center Baitul Mukhlisin

Ciri khas Lampung terlihat pada bentuk atap masjid yang mengadopsi ciri rumah adat Lampung dan selaras dengan bentuk Gunung Pesagi yang terdapat di Kabupaten Lampung Barat. Elemen ukiran kirai rumah adat Lampung mewarnai masjid ini termasuk kaca patri yang mengadopsi ornamen kain tapis serta pertemuan kolom dan balok yang dilengkapi ornamen paguk adat Lampung. Di halaman masjid ini ada sembilan tugu batu tinggi besar yang merupakan simbol sembilan wali penyebar agama Islam di Indonesia. Ruang utama masjid ini berukuran 33 x 33 meter merupakan simbol jumlah zikir.

Ruang utama masjid ini benar benar terasa lega dengan atapnya yang begitu tinggi dan tidak ada satu tiang pun di tengah ruangan. Arsitektur modern tampak jelas begitu dimaksimalkan dalam pembangunan masjid ini. Material bangunan Masjid Islamic Center tersebut dipilih dari batu marmer Lampung dan andesit yang mempercantik ruang dan meminimalisir biaya perawatan. Struktur bangunan masjid juga mengacu pada konsep bangunan tahan gempa yang memperhitungkan gaya lateral dan vertikal beban.

Interior masjid Bintang Mas

Masjid ini memiliki beberapa ruang fungsional seperti ruang sekretariat, perpustakaan, dan ruang pertemuan. Di halaman juga terdapat plaza yang dapat difungsikan sebagai arena pelatihan manasik haji dan berbagai aktivitas keagamaan. Masjid Islamic Center ini dibangun sebagai bentuk interpretasi cita-cita dan keinginan leluhur masyarakat Lampung Barat yang telah lama mendambakan gedung yang dapat menampung berbagai kegiatan sosial keagamaan.

Tabligh Akbar Ustadz Arifin Ilham

Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kabupaten Lampung Barat ke-24 Tahun 2015, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat mengadakan Pengajian Akbar / Tabligh Akbar Bersama Ustadz KH. Arifin Ilham di Masjid Islamic Center, Kawasan Sekuting Terpadu Kabupaten Lampung Barat pada hari Kamis, 01 Oktober 2015 Pukul 12.30.

Pemberangkatan Jemaah Caloh Haji

Sejak diresmikan tahun 2010 Islamic Center Baitul Mukhlisin menjadi tempat keberangkatan calon jemaah haji dari kabupaten Lampung Barat. Pada musim haji tahun 2010 sebanyak 330 Calon Jemaah Haji Kabupaten Lampung Barat yang tergabung dalam Kelompok Terbang Kloter 16 akan diberangkatkan ke Tanah Suci bersama 55 CJH Lampung Utara dan 65 CJH Kota Bandar Lampung . CJH Lampung Barat akan diberangkatan dari Masjid Islamic Center Baitul Mukhlisin pada Kamis tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.00 Wib menuju Asrama Haji Rajabasa di Bandar Lampung.***

Masjid Asasi Nagari Gunung

Masjid Asasi Nagari Gunung

MASJID ASASI terletak di Kelurahan Sigando Padang Panjang, merupakan Masjid tertua di Kota Padang Panjang. Masjid ini diperkirakan berusia ± 400 tahun, dibangun pertama kali oleh penyebar agama Islam pertama di Padang Panjang yang berasal dari Air Bangis Pasaman. Ada juga yang menyebutnya didirikan oleh masyarakat dari 4 koto yaitu dari daerah Gunuang, Paninjauan, Jaho dan Tambangan.

Lokasi Masjid Asasi Sigando
Desa Sigando, Kecamatan Padang Panjang Timur
Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, Indonesia
Koordinat : -0.473155, 100.422458


Pembangunan masjid ini memakan waktu Lebih kurang sepuluh tahun. Tanah masjid ini adalah tanah wakaf Imam Basa dan Khatib Kayo. Keduanya menurut adat yang berlaku diangkat menjadi imam masjid dan khatib Masjid Nagari Gunung. pengurus masjid Asasi disebut Tuanku Ampek Jurai Nagari Gunung.

Masjid Asasi dibangun di atas tanah 25 x 22 m, berbentuk segi empat, melambangkan bahwa yang mencetuskan pembangunan masjid adalah Nagari Ampek Jurai. Di tengah ruangan masjid terpancang tiang resar, melambangkan bahwa Nagari Gunung mempunyai kesatuan pimpinan (komando) yang tercermin dalam pepatah: ada orang yang didahulukan selangkah, ditinggikan seranting.

Interior Masjid Asasi

Masjid ini merupakan masjid tertua di Kodya Padang Panjang, dibangun secara gotong royong oleh seluruh masyarakat Nagari Nan Ampek Jurai dan nagari sekitamya. Arsitektur masjid ini  menerapkan konsep arsitektur tradisional Minangkabau. Ini terlihat bentuk atap dan ukir-ukiran dinding masjid. Sedangkan, kubahnya sebagai ciri sebuah masjid, berbentuk atap limas bertingkat tiga, sebagai perlambang bahwa Nagari Gunung dikuasai oleh 3 unsur, yakni agama, unsur adat, dan unsur pemerintah.

Masjid ini memiliki ciri khas arsitektur bangunan Minangkabau berupa bangunan berpanggung dengan ukiran-ukiran khas Minangkabau. Saat ini Masjid Asasi berada dibawah lindungan Kantor Wilayah Suaka Alam dan Peninggalan Sejarah Propinsi Sumatera Barat. Masjid Asasi pernah dijadikan sebagai basis pengembangan Islam terutama mengembangkan Madrasah Thawalib Gunuang. Tokoh-tokoh seperti Buya HAMKA pernah menggelar pengajian disini. Masjid Asasi memiliki 3 motif ukiran dari aliran yang berbeda yaitu Hindu, China dan Minangkabau.***

Thursday, July 28, 2016

Islamic Center Kotabumi

Dari kejuahan kubah masjid ini terlihat seperti buah durian dengan duri yang bewarna warni

Islamic Center Kotabumi merupakan Islamic Center Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung. Di dalam komplek Islamic center ini terdapat bangunan masjid yang rancangan kubahnya cukup unik, ditambah dengan fasilitas pendukung lainnya termasuk perkantoran, gedung serbaguna dengan daya tamping 2000 orang dan pusat pendidikan. Keseluruhan komplek Islamic Center Kotabumi ini menempati area seluas 3.5 hektar yang sebelumnya merupakan bekas lahan terminal regional Kotabumi yang tak terawat.

Lokasi Islamic Center Kotabumi
Kelurahan Tanjungharapan, Kecamatan Kotabumi Selatan
Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung
Koordinat : 4°50'33"S   104°52'10"E


Diresmikan Gubernur Lampung, Sjachroedin

Islamic Center Kotabumi diresmikan oleh guberur Lampung, Sjachroedin Z.P, pada hari senin tanggal 9 Mei 2011 sekitar pukul 11.00 dengan menandatangani prasasti sebagai tanda diresmikan dan dibukanya Gedung Islamic Center tersebut. Peresmian Islamic center tersebut sekaligus sebagai persiapan Lampung Utara sebagai tuan rumah MTQ ke-39 tingkat Provinsi Lampung tahun 2011.

Hadir dalam acara tersebut, antara lain Asisten II Pemkab Lampung Utara Azwar Yazid, Inspektur Jenderal Kementerian Kehutanan RI Irham Jafar Lan Putra, Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Jauhari, staf Ahli Bidang Kementerian PDT Lili Romly, dan tamu undangan yang lain.

Arsitektur Unik

Terkait keunikan gedung tersebut, untuk kubah bangunan masjid berbentuk Siger yang berputar dengan jumlah 99 melambangkan 99 Asmaul Husna, nama besar Allah. Sedangkan ketinggian menara 35 meter. Di sana terdapat fasilitas teropong bintang untuk menghitung hilal. Menara tersebut bukan hanya berfungsi sebagai menara masjid saja, melainkan juga dapat dijadikan sarana obyek wisata bagi warga untuk melihat keindahan Kotabumi.

Gapura Islamic Center Kotabumi dengan ornamen berupa penutup kepala khas masyarakat setempat

Ustad Solmed di Islamic Center Kotabumi

Sabtu 19 September 2015 pemkab lampung utara menggelar pengajian Akbar di Islamic Center Kotabumi, dimeriahkan dengan tausiah oleh ustadz kondang yang juga dikenal sebagai aktor ibukota, Ustadz Sholeh Mahmoed Nasution atau biasa dipanggil dengan nama beken nya, Ustadz Solmed.

Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara, Wakil Bupati Sri Widodo beserta jajaran Pemkab Lampung Utara serta sejumlah unsur Forkompimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) serta ribuan masyarakat Lampung Utara yang memadati kompleks Islamic Center Kotabumi.

Acara pengajian akbar di Islamic Center Kotabumi ini merupakan bagian dari acara rutin yang digelar oleh Pemkab Lampura setiap tiga bulan sekali, yang juga merupakan salah satu bagian dari janji politik Bupati Agung Ilmu Mangkunegara saat Pemilukada 2013. Sebelumnya beberapa penceramah kondang juga pernah mengisi acara pengajian akbar di Islamic Center ini termasuk Mama Dedeh dan Ustadz Maulana. Sebagai informasi, Mayoritas Masyarakat Kabupaten Lampung Utara adalah pemeluk agama islam yaitu sebesar (97,27%) atau berjumlah 562.364 orang (data tahun 2014).***

Sunday, July 24, 2016

Masjid Agung Kalianda

Masjid Agung Kalianda dari arah utara

Kalianda adalah ibukota Kabupaten Lampung Selatan, merupakan kota pertama yang ditemui setelah mendarat dari pelabuhan penyeberangan Bakauheuni yang merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera. Sudah sejak lama kota ini memiliki sebuah masjid Agung yang diberi nama Masjid Agung Kalianda sebagaimana tertulis di Gapura nya.

Masjid Agung Kalianda ini sempat berubah nama menjadi Masjid Kubah Intan di masa kepemimpinan Bupati Ryco Menoza ZP (2010-2015). Perubahan nama tersebut seiring dengan dipugar dan di renovasi total dimana pembangunannya berlangsung selama 2 tahun dan memiliki kubah yang menyerupai intan. Masjid ini menjadi salah satu icon Kota Kalianda. Masjid Kubah Intan dapat menampung sekitar 1.200 jamaah, diresmikan pada tanggal 27 Februari 2014, Masjid Kubah Intan diresmikan.



Nama Masjid Agung Kalianda kembali digunakan dimasa pemerintahan Bupati saat ini, Zainudin Hasan yang menjabat tahun 2016-2021[i]. Masjid Agung Kalianda juga dilengkapi dengan rest area yang terdapat kios-kios pedagang makanan dan minuman, sehingga para pengguna jalan lintas yang menuju arah Bakauheni dan sebaliknya, dapat mampir untuk beristirahat, membeli makanan dan minuman, sekaligus beribadah di masjid Kubah Intan.

Pemotongan Honor Imam dan Marbot

Kabar tak sedap sempat mencuat terkait pemotongan honor imam dan marbot masjid agung Kalianda ini. Usut punya usut ternyata hal tersebut terjadi karena sebelumnya dana yang dipakai untuk membayar honor Imam dan Marbot masjid tersebut dibayar dengan dana hibah. Seiring dengan arahan dari Badan Pengawas Keuangan yang tidak memperbolehkan penggunaan dana hibah untuk keperluan tersebut.

Pemkab Lampung berinisiatif membayar honor tersebut dengan dana APBD yang besarannya tidak sebesar honor saat dibayar dengan dana Hibah. Sejak Januari 2016 honor marbot di Masjid Agung Kalianda yang mulanya sebesar Rp. 750 ribu per bulan menjadi Rp. 500 ribu per bulan belum termasuk potongan pajak, sedangkan untuk imam dari Rp. 3 juta menjadi Rp. 2 juta per bulan. hal tersebut terjadi semata mata karena upaya efisiensi yang dilakukan jajaran pemkab[ii].

Sumbangan dana dari PNS Lamsel

Bupati Lampung Selatan (Lamsel) Zainudin Hasan memberikan sorotan penuh terhadap pembangunan Masjid Agung Kubah Intan Kalianda. Beliau pernah menerbitkan surat edaran agar para pegawai Pemkab Lamsel untuk salat berjemaah. Bupati asli putra daerah tersebut meminta para pegawainya untuk turut menyumbang dana pembangunan masjid tersebut, beliau sendiri memulainya dengan menyumbangkan dana yang seyogyanya merupakan dana untuk pempuatan seragam dinarnya sebesar Rp75 juta diserahkan kepada pengurus masjid, karena beliau sudah membuat sendiri dengan dana pribadinya seragam dimaksud.

Dia mengimbau kepala satuan kerja untuk ikut menyumbang pembangunan Masjid Kubah Intan Kalianda sedikitnya Rp10 juta per orang. Untuk eselon IV paling tak menyumbang Rp100 ribu dan untuk pegawai biasa minimal Rp10 ribu. Bantuan itu, akan untuk pembangunan pagar dan tempat wudhu, yang saat itu kondisinya rusak.[iii]

Referensi