Masjid Tuo Kayu Jao |
Masjid Tuo Kayu Jao ini merupakan
salah satu masjid tertua di Indonesia terutama bagi Kabupaten Solok dan
Propinsi Sumatera Barat umumnya. Masjid ini dipekirakan sudah berdiri sejak
abad ke 16 tepatnya sekitar tahun 1599. Keberadaan masjid ini sekaligus menjadi bukti bahwa agama
Islam di Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat ternyata telah berkembang
sejak abad ke-16. Masjid beratap ijuk yang didirikan oleh beberapa ulama daerah
tersebut tetap dijaga keasliannya hingga kini. Di sebelah masjid terdapat
sebuah tabuh (bedug) yang diyakini seumur dengan masjid tersebut.
Lokasi Masjid Tuo Kayu
Jao
Jorong Kayu Jao Nagari Batang
Barus
Kecamatan Gunung Talang, kab
Solok
Provinsi Sumatera Barat,
Indonesia
Koordinat : -1.004386, 100.628652
Di samping keasliannya yang tetap
terjaga hingga kini, arsitekturnya masjid ini juga memiliki kesamaan dengan
Masjid Demak dan Banten terutama pada bentuk atapnya yang bersusun tiga.
Sedangkan dari sisi filosofis bangunan masjid ini memiliki beragam perlambang.
Atapnya yang terbuat dari ijuk melambangkan desain rumah adat Minangkabau yaitu
Rumah Gadang. Di bagian mihrab juga diberi gonjong seperti Rumah Gadang. Jumlah
tiangnya sebanyak 27 buah yang melambangkan enam suku yang masing-masing
terdiri dari ampek jinih (empat unsur pemerintahan adat) sehingga jumlahnya 24
bagian.
Ditambah tiga unsur dari agama
yaitu khatib, imam dan bilal, sehingga jumlahnya menjadi 27. Aroma kuatnya
agama Islam di daerah tersebut juga tergambar dari jumlah jendelanya yang 13
buah. Ini untuk mengisyaratkan rukum Shalat yang 13 macam.
Interior Masjid Tuo Kayu Jao |
Di awal pembangunan masjid
tersebut hingga beberapa tahun lalu, pola bangunan yang tidak memakai paku
masih dipertahankan. bangunan tersebut tetap kokoh meski tidak satu bagian pun
yang dipaku. Tapi hanya menggunakan pasak di setiap sambungannya. Namun hal itu
sedikit berubah setelah dilakukan pemugaran. Namun yang jelas ciri khas masjid
yang memakai ijuk dengan desain aslinya tetap dijaga.
Sebagai sebuah kebanggaan dan
situs cagar budaya, mesjid tersebut dijadikan sebuah bukti bahwa di Nagari
Batang Barus dan Kabupaten Solok secara umum, Islam telah berkembang sejak 400
tahun lalu. Hal ini menurutnya menjadi cerminan masyarakat yang memegang teguh
agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam perkembangannya sebagai
tempat pariwisata yang ramai dikunjungi, wisata religi yang ditawarkan masjid
tersebut sangat memukau pengunjung. Tidak hanya dari segi arsitektur bangunan
yang unik, tapi juga dari kondisi alam yang memiliki topografi menawan, Masjid
ini berada di lokasi yang berhawa sejuk dan dikelilingi oleh perkebunan teh. Di
samping itu, kontur wilayahnya sangat memukau. Terdiri dari lurah dan bukit
yang saling bertaut dan berkombinasi sempurna.***
No comments:
Post a Comment