Sunday, June 25, 2023

Masjid Agung Nurul Yaqin Mamasa

Masjid Agung Nurul Yaqin kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat [foto: Rahma Tiyah]

Masjid Agung Nurul Yaqin adalah masjid agung kabupaten Mamasa di kabupaten Sulawesi Barat. Lokasinya berada di Jalan Pembangunan Kelurahan Mamasa, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa provinsi Sulawesi Barat.
 
Berdiri diatas tanah seluas 1500 meter persegi, masjid Agung Nurul Yaqin memiliki sumber ekonomi produktif yakni berupa rumah kos yang terletak di belakang masjid dengan kapasitas kamar kurang lebih 15 kamar. Sumber ekonomi lainnya adalah berupa tenda terowongan yang dipersewakan dan mendatangkan pendapatan bagi keuangan masjid.
 
Masjid Agung Nurul Yaqin Mamasa
Jalan Pembangunan, kelurahan Mamasa, Kecamatan Mamasa
Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat 91365
🌏https://goo.gl/maps/XzBqgKeEXP7KC9GL6
 

 
Masjid Agung Nurul Yaqin pertama kali dibangunt ahun 1934 diatas sebidang tanah wakaf, dengan laus 600 meter persegi dan mampu menampung sekitar 1500 jemaah. Dilengkapi dengan Ruang Belajar (TPA/Madrasah), Perlengkapan Pengurusan Jenazah, Koperasi, Perpustakaan, Kantor Sekretariat, Sound System dan Multimedia, Pembangkit Listrik/Genset, Kamar Mandi/WC, Tempat Wudhu, Sarana Ibadah
 
Aktivitas Masjid Agung Nurul Yaqin Mamasa
 
Berbagai aktivitas dilakukan dimasjid ini selain penyelenggaraan sholat wajib lima waktu, sholat jum’at berjamaah, dua sholat hari raya, Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam
 
Sebagai masjid agung bagi kabupaten Mamasa, Masjid Agung Nurul Yaqin menjadi pusat Ke-islaman disana, termasuk penyelenggaraan sholat Idul Fitri dan Idul Adha juga pelaksanaan pemotongan hewan qurban di hari raya Idul Adha serta pembagian daging qurban kepada warga sekitar termasuk kepada warga non muslim. Selama bulan suci Ramadhan (bulan puasa) didepan masjid Agung Nurul Yaqin ini ramai dengan tenda tenda kuliner dari para pedagang yang menyediakan aneka rupa takjil dan menu buka puasa.

Interior Masjid Agung Nurul Yaqin Kabupaten Mamasa [foto: Slamet Cahyadi]
 
Sejarah Masjid Agung Nurul Yaqin Mamasa
    
Masjid Agung Nurul Yaqin Mamasa berawal dari masjid kecil di ibokota Kab.mamasa.Masjid ini adalah masjid bersejarah yang dibangun oleh generasi awal penyebar Islam di Kota Mamasa. Diawal abad 19 masyarakat dari luar wilayah mamasa seperti dari bugis dan Duri (Enrekang) menetap diwilayah mamasa untuk berdagang.
 
Tahun 1934 masjid pertama dibangun dengan ukuran yang sangat kecil dan seiring umat Islam di Mamasa semakin bertambah tahun 1980-an direnovasi oleh seorang pengusaha asal Mamasa yang sukses di Bali yaitu H.Zainal Tayyeb dan setelah Mamasa menjadi Kabupaten tahun 2002 maka renovasi masjid kedua dilakukan tahun 2012 dengan bangunan tiga lantai.
 
Kemeriahan Tahun Baru Islam
 
Dalam rangka menyambut tahun baru Islam, masyarakat Mamas memiliki tradisi melakukan pawai obor di malam 1 Muharam, pawai obor tesebut ditahun 2018 diganti dengan pawai lampion berbagai bentuk dan warna menyemarakkan malam tahun baru di Mamasa. Pergantian obor dengan lampion tersebut karena pertimbangan keamanan, mengingat lampion lebih aman dibandingkan dengan penggunaan obor terlebih dalam jumlah massal.

Masjid Agung Mamasa Tempo Dulu [foto: kemenag]
 
Lampion cantik warna-warni hasil kreasi peserta pawai menerangi lorong-lorong dan jalan-jalan protokol kota tersebut. Tradisi tahunan ini berlangsung meriah dan khidmat. Sepanjang jalan, para peserta pawai melantunkan shalawat dan lagu-lagu religius.
 
Tradisi tahunan menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram ini dimulai dari depan Masjid Agung Nurul Yaqin Mamasa kemudian menyusuri rute-rute jalan yang ditetapkan panitia hingga mengitari jalan-jalan protokol di tengah Kota Mamasa.  Kegiatan ini menjadi tontonan menarik warga di sepanjang rute yang dilalui peserta pawai. Ratusan polisi terlibat mengamankan jalannya pawai keliling Kota Mamasa tersebut.
 
Rujukan
 
http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/280681/
https://www.timurterkini.com/berita/berburu-takjil-di-depan-masjid-agung-nurul-yaqin-mamasa/2/
https://sulbar.tribunnews.com/2021/07/21/masjid-agung-nurul-yaqin-mamasa-kurban-18-sapi-50-kg-untuk-warga-non-muslim
https://regional.kompas.com/read/2018/09/11/10392631/pawai-lampion-cantik-sambut-tahun-baru-hijriyah-di-mamasa

Saturday, June 24, 2023

Masjid Candikuning Bedugul Bali

Masjid Besar Al-Hidayah atau lebih dikenal sebagai Masjid Candikuning Bedugul. [foto: Fathonikudo]
 
Nama resminya adalah Masjid Besar Al-Hidayah namun lebih dikenal sebagai Masjid Candikuning merujuk kepada desa tempatnya berada, di desa yang sama juga terkenal dengan kawasan wisata Bedugul dengan danau Bratan dan Pura Ulun Danu nya. Pura bersejarah yang pernah menghias uang kertas Rp. 50.000 rupiah.
 
Bila Pura Ulun Danu berada di danau Bratan, sehingga bila dilihat dari kejauhan tampak pesonanya yang seolah terapung dipermukaan air danau yang jernih, maka Masjid Candikuning atau masjid besar Al Hidayah justru berada dilereng bukit diseberang jalan dari Danau Bratan.
 
Masjid Besar Al Hidayah
Jalan Denpasar – Singaraja, Desa Candikuning
Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali 82191
https://goo.gl/maps/jwFrgoPucC6JVzKN6
 

Masjid Besar Al Hidayah dibangun dilereng bukit, sehingga untuk mencapai masjid ini dari jalan raya, harus melewati jejeran anak tangga dimulai dari gerbang hingga ke pelataran masjid. Sesampai dipelataran masjid, pengunjung akan langsung disuguhi dengan pemandangan bentang alam Bedugul yang menawan.
 
Sepanjang jalan dari tempat parkir Ulun Danu hingga ke Masjid Besar Al Hidayah, terdapat jejeran kios kios yang menawarkan berbagai souvenir menarik khas Bali yang bernuansa Islami, seperti mukena, sarung khas Bali, sejadah khas Bali, buku-buku dan berbagai souvenir lain-nya yang tak ditemukan di objek wisata lainnya.
 
Masjid Besar Al Hidayah Bedugul selain mengelola pondok pesantren, sekolah madrasah hingga ke jenjang Aliyah, juga mengelola agrowisata Strawberry dan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) yang cukup populer sebagai lokasi edukasi pertanian bagi siswa siswa berbagai sekolah di Bali.

Masjid Besar Al-Hidayah Candikuning.
 
Sejarah Singkat Masjid Al-Hidayah Bedugul & Persaudaraan antara Ummat Hindu dan Muslim di Bali
 
Masjid Al-Hidayah Bedugul dibangun sejak 1927, berdiri di atas tanah wakaf dari Kumpi Awal dan Kumpi Nurdinah, ikrar wakaf dilakukan dihadapan Guru Alimun, seorang pemuka Muslim setempat kala itu. Semula, bangunan masjid-nya sangat sederhana. Ukurannya sekitar 5x5 meter persegi. Karena itu, kebanyakan orang menyebutnya Langgar Candikuning. Sejak dibangun, tidak hanya difungsikan sebagai tempat shalat berjamaah, tetapi juga sarana pendidikan Islam, khususnya bagi anak-anak dan pemuda.
 
Langgar Candikuning pertama kali direnovasi ditahun 1948, renovasi selanjutnya dilakukan ditahun 1978, menyusul kemudian tiga kali perbaikan skala kecil dilakukan agar mampu menampung jamaah yang semakin bertambah. Adapun bangunan masjid Besar Al-Hidayah yang tampak saat ini merupakan hasil renovasi pada tahun 2009.
 
Muslim di Candikuning berada di tengah mayoritas Hindu, namun komunitas Muslim selalu hidup damai dan rukun bersama ummat Hindu. Masing-masing umat memang menjunjung tinggi semangat toleransi dan kebersamaan. Di Bali, terdapat istilah nyama beraya yang merujuk pada ikhtiar menjaga keharmonisan masyarakat. Secara harfiah, terminologi itu berarti ‘saudara semua'.
 
Masjid Besar Al-Hidayah Candikuning dari masa ke masa. 

Sejarah pembangunan masjid Candikuning ini tak lepas dari ikatan persaudaraan yang begitu kuat dalam kerukunan. Pembangunan masjid ini sejak awal sejarahnya dibangun secara bergotongroyong yang tidak saja dilakukan oleh kaum muslimin saja namun juga Bersama sama dengan ummat Hindu setempat. Ukiran ukiran yang ada dibangunan masjid saat ini dikerjakan oleh warga yang beragama Hindu dengan khat hurup arab nya diberikan takmir masjid untuk diukir.
 
Contoh sederhana lainnya dari kerukunan warga disana, pada tiap perayaan Maulid Nabi pihak takmir Masjid Besar al-Hidayah selalu mengundang ummat Hindu untuk makan bersama dan sebagainya. Diketahui bahwa di kampung tersebut juga dikenal luas terdapat dua makam kuno yang dipercaya masyarakat setempat sebagai makam tokoh Islam di masa lalu.
 
Di puncak pegunungan, terdapat makam Syekh Hasan dan di bagian lereng terdapat makam kuno Syekh Husein.  Kedua makam tokoh Muslim tersebut, tidak hanya dirawat dan dihormati umat Islam saja. Tapi juga oleh umat Hindu di wilayah itu. Di desa tersebut, juga terdapat makam ulama besar, Habib Umar bin Yusuf al-Magribi. Tokoh tersebut dikenal luas sebagai salah satu wali pitu, perintis dakwah Islam di Pulau Dewata.***
 
Rujukan
 
https://bali.jpnn.com/destinasi/18761/masjid-al-hidayah-candikuning-rujukan-wisatawan-saat-berlibur-ke-bedugul?page=2
https://www.republika.id/posts/34294/masjid-besar-al-hidayah-cermin-toleransi-di-pulau-dewata
http://www.balimuslim.com/tabanan-area/masjid-besar-al-hidayah-bedugul
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/15/06/02/npb77o-indahnya-masjid-candi-kuning-bedugul-habis
http://bundakheiza.com/blog/masjid-al-hidayah-bedugul

Sunday, June 18, 2023

Masjid Agung Al-A'la Gianyar

Masjid Agung Al-A’la Gianyar Provinsi Bali [foto: Agus Suryadi]
 
Masjid Agung Al-A'la adalah masjid agung kabupaten Gianyar di provinsi Bali, lokasinya berada di jalan Kesatrian no.16 desa Gianyar, kecamatan Gianyar, kabupaten Gianyar, provinsi Bali. Lokasi masjid agung ini berseberangan dengan Bataliyon Zeni Tempur (Yonzipur) 18/YKR Komando Daerah Militer (Kodam) IX Udayana.
 
Masjid Agung Al-A’la Gianyar pertama kali berdiri pada tahun 1967 sebagai Masjid Jami’ Al A’la Gianyar. Sejarah berdirinya masjid ini tak  lepas dari peran Bupati Gianyar saat itu, Bapak Made Kembar Krepun yang mewakafkan tanahnya untuk pembangunan masjid bagi warga muslim Gianyar.
 
Masjid Agung Al-A'la Gianyar
Jl. Kesatrian No. 16 Lingkungan Candi Baru Kelurahan Gianyar Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Provinsi Bali
https://goo.gl/maps/BDAus74NGoZbWjDVA
Instagram @ masjidagunggianyar
Situs: http://masjidagunggianyar.blogspot.com/
 

Masjid Agung Al - A'la Kabupaten Gianyar meraih Juara 1 Lomba Kemakmuran Masjid Tahun 2022 Tingkat Provinsi Bali. Appresiasi juga patut diberikan kepada pengurus masjid ini yang menghimpun beragam arsip sejarah masjid mereka, menyimpan dan menyusun nya dalam rangkaian tulisan di blog internet yang mereka kelola.
 
Bangunan Masjid Agung Al A’la Gianyar terdiri dari dua lantai dimana bagian dasar digunakan sebagai kantor dan lantai dua digunakan sebagai tempat beribadah. Masjid ini menggunakan arsitektur modern dengan kubah besar berwarna hijau pada bagian atapnya. Arsitektur khas Bali hanya tampak pada bagian gapura dan pagar yang mengelilingi kawasan masjid ini.
 
Status Masjid
 
Sejak dibangun tahun 1967 hingga tahun 1992 masjid ini bersatus sebagai Masjid Jami’. Barulah ditahun 1992 atas araham dari Kepala Departemen Agama Gianyar saat itu status masjid Jami’ Al-A’la menjadi Masjid Agung Al-A’la Gianyar sekaligus dibentuk Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Gianyar sebagai penyelenggara kegiatan hari besar Islam yang mencangkup seluruh wilayah Kabupaten Gianyar. Yang sebelumnya masih menjadi satu dengan masjid.
 
Masjid Agung Al-A’la Gianyar dari masa ke masa. Kiri: Masjid Agung Al-A'la Gianyar pada saat proses renovasi tahun 1996. Kanan; Masjid Agung Al-A'la ditahun 2017.

Sejarah Masjid Agung Al-A’la Gianyar
 
Berdirinya Masjid Agung Al-A’la Gianyar berawal dari Bupati Gianyar Made Kembar Krepun yang mewakafkan sebidang tanah miliknya di desa Serongga, Gianyar untuk digunakan sebagai lahan pembangunan masjid bagi muslim Gianyar yang saat itu di kota Gianyar sendiri baru terdiri dari 6 kepala keluarga muslim yakni keluarga H. Madrawi, H.M. Poliman, H. Saifudin Kamarudin Lukmanji, Bapak Nizan, Bapak Awi dan Bapak Niman.
 
Menimbang jauhnya lokasi tersebut dari pusat kota khususnya pemukiman warga Muslim. Panitia Pendirian Masjid meminta agar tanah yang diwakafkan oleh bapak Bupati tersebut, ditukar guling dengan tanah yang berlokasi di depan Markas Armada Pertahanan Udara Republik Indonesia (ARHANUDRI) Gianyar (sekarang Yonzipur 18/YKR Gianyar) dengan pertimbangan bahwa banyak anggota ARHANUD RI Gianyar yang juga beragama Islam.
 
Bangunan masjid mulai berdiri ditahun 1967 diatas lahan seluas ± 8are dan diberi nama Masjid Jami’ Al-A’la Gianyar. Pembangunan awal masjid yang diarsiteki oleh Raden Su’ud ini rampung dalam waktu dua tahun. Bangunan masjid jami’ tersebut tidaklah sebesar sekarang, hanya sepertiga dari luas bangunan sekarang, mengingat warga muslim saat itu juga belum sebanyak saat ini.

Interior Masjid Agung Al-A’la Gianyar [foto: Tri Wahyu Supriyanto]
 
Dengan para pendirinya terdiri dari warga muslim awal di Gianyar yakni H.M. Poliman (Ketua Partai NU Cabang Gianyar saat itu), H. Saifudin Kamarudin (aktifis Muhammadiyah Gianyar saat itu), Letnan Oka Sukarja dan Darwanto dari Arhanud RI Gianyar,  Saheran (Guru PNS), Jahrudin (Kepala Kejaksaan Negeri Gianyar asal Makassar, sekaligus Ketua Takmir pertama). Sumito (Komandan Polisi Resort Gianyar saat itu, sebagai Sekretaris Takmir Pertama) dan Sumarno (Kepala BRI Gianyar saat itu, sebagai Bendahara Takmir Pertama).
 
Seiring dengan telah berdirinya bangunan masjid, kemudian dibentuk Madrasah Ibtidaiyah di tahun 1969 namun menumpang tempat di Gedung TK Bayangkari. Barulah ditahun 1971 dibangun Gedung madrasah yang berlokasi dibelakang masjid. Remaja Masjid Al-A’la mulai dibentuk tahun 1984 oleh Sukandi (putera H.M. Poliman), Sumariyanto (kini menetap di Madura), H. Sadiran dan Alm. Mustamar (terakhir menjabat Seksi Kebersihan hingga wafat pada 13 Agustus 2018).
 
Renovasi Masjid Agung Al-A’la Gianyar
 
Renovasi pertama masjid ini dilakukan pertama kali ditahun 1992 sebatas pada perluasan serambi masjid. Rencana renovasi perluasan masjid dicetuskan ditahun 1995 dilanjutkan dengan pembentukkan Panitia Renovasi Pembangunan Masjid yang diketuai oleh Sapto Widodo dan Sekretaris Drs. H. Sholehuddin Abdul Choliq.

Fitur menarik di Masjid Agung Al-A’la Gianyar.
 
Sempat terjadi pergantian ketua panitia hingga tiga kali awalnya diketuai oleh Sapto Widodo karena pindah tugas digantikan oleh Drs. Hasanuddin Said, setelah dua tahun diganti oleh R. Suprayitno dan terakhir jabatan Ketua Panitia dipegang oleh Drs. H. Teguh Mahargono sedangkan arsiteknya adalah Ir. Bambang Hermanto.
 
Pada tanggal 6 Juli 1996 dilaksanakan Renovasi Masjid secara total hingga ke bentuknya saat ini, walau dengan modal sebesar Rp.  25.000.000,00. Upacara Peletakan Batu Pertama dilaksanakan pada Hari Jum’at oleh Bupati Gianyar Tjokorda Gde Budi Suryawan, SH turut disaksikan oleh Muspida Kabupaten Gianyar dan Ketua MUI Provinsi Bali (yang diwakili oleh Drs.Oentung Oetomo). Renovasi tersebut diperluas hingga lahan Madrasah di bagian belakang masjid, sedangkan Madrasah dipindah ke lokasi lain.
 
Renovasi selesai diawal tahun 2003, bangunan masjid berlantai dua memiliki dua kubah bulat di bagian depan, bentuk asli atap yang bertingkat dua tetao dipertahankan. Kemudian bangunan baru diresmikan oleh bupati Gianyar Tjokorda Gde Budi Suryawan, SH pada tanggal 9 Februari 2003.
 
Rujukan
 
https://masjidagunggianyar.blogspot.com/2016/11/sejarah-masjid-agung-al-ala-gianyar.html?sc=1686473787877#c5627317712815606630
https://bali.kemenag.go.id/gianyar/berita/44122/masjid-agung-al-ala-kabupaten-gianyar-raih-juara-1-lomba-kemakmuran-masjid-tahun-2022-tingkat-provinsi
https://kua-bali.id/detail-rumah-ibadah/kua_gianyar/509
https://rumahibadah.kemenagbali.com/index.php/id/detail/138

Saturday, June 17, 2023

Masjid Danau Prokos Bosnia: Niat Tulus Mendiang Suami, Diwujudkan Oleh Istri Tercinta

Prokos Mosque / Prokoški Mosque / Prokoško Mosque / Džamija Prokoško Jezero / Masjid Danau Prokosko di Bosnia & Herzegovina. Masjid di lokasi tertinggi di Eropa.
 
Ini kisah kecil dari sebuah masjid mungil ditepian danau Prokos, Bosnia & Herzegovina. Dari letak geografisnya, masjid ini merupakan masjid yang berada di lokasi tertinggi di benua Eropa. Masjid danau Prokos dibangun tahun 2005 oleh pasangan suami istri dari Visoko, mereka adalah Hadžija (Hajji) Salih Cabaravdic dan istrinya Hadžinica (Hajah) Ferida Cabaravdic.
 
Haji Salih dan Istrinya Ferida sudah sejak lama memiliki sebuah pondok peristirahatan kecil di tepi danau Prokos. Tiap kali mereka sedang disana, Haji Salih mengajak muslim setempat untuk sholat berjamaah di pondok mungil mereka. Berawal dari situ, Haji Salih meminta izin kepada istrinya untuk merobohkan pondok kecil mereka dan membangunnya lebih besar sebagai masjid untuk warga muslim setempat beribadah.
 
Musim gugur 2004 Haji Salih sudah mulai membeli bahan bahan material untuk membangun masjid impiannya. Pada Januari 2005 Haji Salih menjual seluruh saham miliknya ditempat ia bekerja yang akan ia gunakan untuk membangun masjid, namun beliau wafat sebelum sempat mewujudkan masjid impiannya. Hajah Ferida yang kemudian melanjutkan niat suaminya.
 
Bermodal uang tunai 30.000 Mark peninggalan mendiang suaminya, beliau mulai membangun masjid kecil di tepian danau Prokos setelah mendapatkan izin dari pemerintah dan komunitas muslim setempat. Apa yang ia lakukan kemudian mendapat perhatian dari para sahabatnya yang turut membantu.
 
Beberapa diantara mereka ada yang membantu pembuatan mihrab, teman temannya dari Iran menyumbang karpet, dan sepupunya Hazim Zečević membantu pembuatan menara masjid tersebut. Masjid Danau Prokos selesai dibangun dan mulai digunakan pada 24 Juni 2005. Selain meneruskan niat suaminya untuk membangun masjid, Hajah Ferida juga menunaikan ibadah haji badal untuk mendiang suaminya
 
Kini danau prokos menjadi salah satu destinasi wisata pavorit di Bosnia karena letaknya yang unik berada di dataran tinggi sehingga terdapat flora dan fauna endemik di danau dan sekitarnya. Masjid mungil inipun turut populer dikalangan wisatawan terutama bagi wisawatan dari negara negara arab dan negara negara Islam lainnya, karena memang merupakan masjid satu satunya di kampung kecil di danau Prokos.***

Sunday, June 11, 2023

Masjid Agung Bangli Provinsi Bali

Masjid Agung Bangli provinsi Bali [foto: Ubay 26].
 
Masjid Agung Bangli adalah Masjid Agung kabupaten Bangli di Provinsi Bali, lokasinya berada di seberang komplek kantor Polres Bangli di ruas jalan Lettu Lila No.5, desa Kawan kecamatan Bangli, kabupaten Bangli, provinsi Bali. 
 
Berdiri di kawasan pusat pemerintahan kabupaten Bangli di tengah desa Kawan, tentu saja masjid agung Bangli mudah untuk dicapai. Letaknya tak jauh dari Alun Alun Bangli (lapangan Kapten Mudita) tempat kantor Bupati Bangli Berada, dan kantor kantor dinas dan institusi pemerintah lainnya berada di kawasan tersebut.

Masjid Agung Bangli
Jl. Lettu Lila No.5, Kawan, Kec. Bangli, Kabupaten Bangli, Bali 80614
https://goo.gl/maps/SKzwrUSyQBW7Zv2C8
 

 
Menurut situs Layanan Agama Kecamatan Bangli, disebutkan bahwa Masjid Agung Bangli dibangun diatas tanah wakaf seluas 1300 meter persegi dengan penanggungjawabnya H. Ghufron Fathoni. Merujuk kepada situs simas kemenag, masjid Agung Bangli didirikan pada tahun 1981.
 
Majelis Ulama Indonesia (MUI) kabupaten Bangli berkantor di lingkungan masjid ini. Selain itu di lingkungan masjid juga terdapat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Diniyah dan Raudhatul Athfal (RA / taman kanak kanak Islam) Al-Hidayah yang lokasinya berada dibelakang bangunan masjid.

Pengelolaan Masjid Agung Bangli
 
Masjid Agung Bangli dikelola oleh Yayasan Masjid Agung Bangli dibawah pimpinan Ketua Yayasan H Lukman Hakim. Sedangkan Takmir (pengurus) Masjid diketuai oleh H Gufron Fathoni yang juga Ketua MUI kabupaten Bangli. Dan tak lepas dari peran serta Ketua PC NU Bangli H. Ma”arif, S.Ag, Ketua PHBI Bangli H. Ahmad Yani dan segenap Muslim Bangli.

Interior Masjid Agung Bangli [foto: kua-bali.id]
 
Pimpinan dan personal Polres Bangli yang kantornya berada tepat berseberangan dengan masjid ini juga secara aktif turut serta memakmurkan masjid ini terutama dalam aspek pengamanan aktivitas di Masjid Agung Bangli.
 
Kunjungan Bupati Bangli ke Masjid Agung Bangli
 
Pada 6 April 2023 Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta berkunjung ke Masjid Agung Bangli, untuk menghadiri acara silaturrahmi dan pemberian santunan yatim piatu dan dhuafa.
 
Dalam acara itu, Bupati Bangli mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh para pengurus dan anggota IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Bangli, yang bergotong royong melakukan pengumpulan dana dan shodaqoh untuk selanjutnya diberikan kepada anak yatim piatu dan dhuafa.
 
Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta menyerahkan santunan yatim piatu di Masjid Agung Bangli [foto: antara]
 
Dalam kurun waktu tahun 2023 Pemkab Bangli juga telah memberikan dana hibah kepada berbagai lembaga, termasuk kepada warga Muslim Bangli yang pada tahun 2023 juga diberikan Ambulans kepada Yayasan Masjid Agung Bangli.
 
Acara tersebut juga dihadiri DPD Bambang Santosa, Para Alim Ulama dan Tokoh Masyarakat Muslim se-Kabupaten Bangli, Pengurus Wilayah IPHI Provinsi Bali, Kepala Kemenag Kabupaten Bangli beserta undangan Lainnya.
 
Adapun dana hibah yang dimaksud, sudah diserahkan langsung oleh Bupati Bangli kepada Yayasan Masjid Agung Bangli pada 20 Februari 2023 bersamaan dengan penyerahan dana hibah untuk desa desa adat di kabupaten Bangli. Sedangkan satu unit Mobil Ambulance dari Bupati Sang Nyoman Sedana Arta diserahkan kepada pengurus masjid Agung Bangli pada 12 Mei 2023.
 
Masjid Agung Bangli [foto: Reza Maha]
 
Aktivitas Selama Pandemic Covid-19
 
Selama masa pandemic Covid-19, Kepala Kantor Kemenag kab.Bangli, I.Made Subawa, didampingi Kasubag TU dan Kasi Bimas Islam, Bersama Pengurus Takmir Masjid Agung Bangli memberikan sosialisasi tentang pentingnya gerakan 5M yaitu Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menjauhi kerumunan dan Mengurangi Mobilitas untuk mendukung upaya pencegahan Covid 19 secara efektif, efisien dan maksimal.
 
Aktivitas peribadatan di Masjid Agung Bangli berangsur normal di tahun 2022 seiring dengan mulai meredanya pandemic. Aktivitas peribadatan termasuk sholat tarawih berjamaah untuk umum sudah mulai kembali dilaksanakan pada bulan Ramadhan tahun 2022 sejalan dengan izin dari pemerintah. Sebelumnya selama pandemic, pelaksanaan sholat tarawih terbatas bagi pengurus dan masyarakat muslim disekitar masjid saja.***

Rujukan
 
https://bali.kemenag.go.id/bangli/berita/23528/sosialisasi-gerakan-5m-di-masjid-agung-bangli
https://www.antaranews.com/berita/3475137/bupati-bangli-santuni-anak-yatim-piatu-dan-dhuafa-di-masjid-agung
https://kua-bali.id/detail-rumah-ibadah/kua_bangli/35
https://www.balipuspanews.com/bupati-sedana-artha-serahkan-dana-hibah-daerah-kepada-yayasan-masjid-agung-dan-desa-adat-di-bangli.html
https://bali.tribunnews.com/2022/03/30/masjid-agung-bangli-gelar-shalat-tarawih-untuk-umum-seperti-sebelum-pandemi
https://resbangli.bali.polri.go.id/personil-polsek-bangli-amankan-kegiatantasyakuran-dan-doa-bersama-di-masjid-agung-bangli/
https://bali.tribunnews.com/2023/05/12/bupati-bangli-serahkan-sumbangan-mobil-ambulans-bagi-umat-muslim
https://simas.kemenag.go.id/profil/masjid/114540