Saturday, January 19, 2013

Masjid Calcutta, Masjid Pertama di Trinidad & Tobago

Masjid Calcutta, tertua di Trinidad & Tobago (foto dari ASJA di Flickr)

Trinidad & Tobago adalah negara yang terletak di gugus kepulauan laut Karibia. Negara ini terdiri dari dua pulau besar Yakni Pulau Trinidad yang terbesar dan pulau Tobago yang jauh lebih kecil ditambah beberapa pulau pulau mini lainnya. Luas keseluruhan daratannya sedikit lebih kecil dari luas keseluruhan pulau Bali.

Trinidad & Tobago tercatat sebagai negara Karibia dengan penduduk muslim terbanyak. Pemeluk Islam di Trinidad & Tobago mencapai jumlah antara 80 ribu hingga 100 ribu jiwa. Dan luar biasanya negara ini tercatat sebagai negara pertama di benua Amerika yang pernah dipimpin oleh Presiden Muslim. Adalah Noor Muhammed Hasanali yang menjabat sebagai presiden kedua dari tahun 1987 hingga 1997.

Sebagian besar dari muslim disana merupakan keturunan dari wilayah India Timur dan Pakistan, Afrika dan lainnya. Pada awalnya mereka tiba disana sebagai buruh semi budak yang dipaksa bekerja diperkebunan pada masa kolonialisasi untuk membayar hutang hutang mereka.

Para buruh kerja paksa ini datang dalam beberapa gelombang. Gelombang pertama adalah para buruh dari benua Afrika ini tiba di Trinidad & Tobago sekitar tahun 1817 bersama dengan Resimen India Timur (kini Pakistan dan sebagian wilayah India). Disusul kemudian oleh kedatangan buruh dari India dan Pakistan.

Mereka tiba di Trinidad untuk pertama kali bertepatan dengan perayaan ulang tahun Trinidad pada 31 Mei 1845 bersama dengan buruh lainnya menggunakan kapal Fath Al-Razak dan berlabuh di Port of Spain. Mereka datang dari Uttar Pradesh, India, dengan jumlah keseluruhan 227 orang dan rata rata beragama Hindu dan Islam. Selama periode 72 tahun tercatat 147.592 orang yang sudah diboyong ke Trinidad sejak Kapal pertama hingga kapal terahir s/s Ganges di tahun 1917.

Diantara penumpang beragama Islam dalam kapal Fath Al-Razak adalah Dookie Meah, namanya tercatat dalam urutan nomor dalam manifest penumpnag kapal. Beliau datang bersama Istri-nya Sonia dan dua orang putranya Khuda dan Illahi Baksh. Dookie Meah terikat kerja paksa selama lima tahun. Dengan perawakannya yang tinggi besar dan berkulit putih dia mampu bertahan menyelesaikan ikatan kerja paksa lima tahun-nya dan berahir sebagai orang bebas.

Setelah bebas, pemerintah colonial memberinya lahan seluar 20 acres di kawasan pemukiman Calcutta namun hanya setengahnya yang benar benar ia terima. Lahan ini yang hingga kini dimiliki oleh keturunan beliau, Zainul Muhammad yang kemudian menuturkan kisah perjalanan kakek buyutnya itu kepada generasi sekarang. Selain itu, Dookie Meah juga membeli lahan seluas 26 acres di Arena tahun 1904. Sampai ahirnya beliau mengalami kebutaan karena serangan penyakit diabetes.

Di tahun 1863, Dookie Meah mendirikan Masjid Calcutta di wilayah pemukimannya, dan ini menjadi bangunan masjid pertama yang berdiri di wilayah jajahan Inggris yang kini menjadi Republik Trinidad & Tobago. Masjid tua yang masih kokoh berdiri hingga kini meski sudah melewati usia satu setengah abad.

Source :


---------------------

Baca Juga


Tuesday, January 8, 2013

Islam di Islandia

Pulau Islandia terletak di Samudera Atlantik Utara, tetangga terdekatnya hanyalah pulau salju Green Land milik Denmark. Islandia terpisah cukup jauh dari daratan benua Eropa.

Islandia Mengakui Negara Palestina


Islandia, sebuah Negara pulau vulkanik di wilayah Nordic dalam lingkar kutub utara, merupakan salah satu Negara Eropa yang turut mendukung dan telah mengakui Negara Palestina yang baru disahkan oleh PBB sebagai Negara peninjau non anggota pada sidang umum PBB Kamis 29 November 2012 yang lalu, menjadi menarik karena Islandia sendiri tercatat sebagai salah satu Negara dengan penduduk Islam paling sedikit di dunia.


Pengakuan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Islandia Aissour Scarvidenson pada hari Kamis 15 Desember 2011sebagai sebagai komitmen dari parlemen Islandia. Pengumuman tersebut menyusul hasil pemilihan suara di parlemen Islandia yang diselenggarakan pada tanggal 28 November 2012 dengan keputusan mengakui Negara Palestina dengan perbatasan sebelum perang tahun 1967. Pengakuan Islandia ini diumumkan setelah beberapa hari sebelumnya bendera Negara Palestina dikibarkan untuk pertama kalinya di markas besar UNESCO di Paris.



Islam di Islandia

Berdasarkan data dari World fact book, mayoritas penduduk Islandia beragama Kristen (Gereja Lutheran Islandia 80.7%, Katholik Roma 2.5%, Reykjavik Free Church 2.4%, dan Hafnarfjorour Free Church 1.6%) Agama agama lain hanya 3.6%, serta tak menyebutkan agama yang di anut 3% hingga 6.2% (data perkiraan tahun 2006)

Merujuk kepada Wikipedia, komunitas muslim di Islandia hanya terdiri dari sekitar 694 orang saja atau setara dengan 0.2% saja dari total penduduk Islandia, yang tergabung dalam dua organisasi Islam yang sudah berdiri disana. Meskipun ditengarai jumlah muslim disana lebih banyak dari angka tersebut.

Masuknya Islam ke Islandia diperkirakan terjadi sejak tahun 1627, ketika para bajak laut dari Afrika Utara mencaplok sebagian pulau tersebut hingga ke pantai barat daya, Vestmannaeyjar, dan bagian selatan fjords. Peristiwa tersebut dikenal dalam sejarah Islandia sebagai Tyrkjaránið atau "Turkish Abductions"


April 2009 yang lalu, merupakan hari bahagia bagi pasangan Hjalti Bjorn Valthorsson dan Gunnhildur Aevarsdottir, yang menjadi pasangan pengantin muslim Islandia pertama yang melaksanakan pernikahan di negara tersebut. Salmann Tamimi, Presiden Asosiasi Muslim bertindak sebagai penghulu dalam upacara pernikahan yang dilakukan di ruang sholat milik Asosiasi Muslim Islandia yang mereka sebut sebagai Masjid An-Nur Reykjavík.

Organsasi Muslim Islandia

Muslim Islandia sudah memiliki dua organisasi resmi yang diakui oleh pemerintah setempat yakni Asosiasi Muslim Islandia, didirikan pada tahun 1997 oleh Salmann Tamimi, seorang warga imigran dari Palestina dengan anggota berjumlah sekitar 419 orang. Dan Islamic Center Islandia, didirikan antara tahun 2009 dan 2010 beranggotakan 275 orang.

Karena belum ada satupun bangunan masjid di Negara kutub utara ini setidaknya hingga tahun 2012 lalu. Untuk memfasilitasi kebutuhan akan tempat ibadah, Asosiasi Muslim Islandia menggunakan ruangan di lantai tiga gedung Ármúli 38 di kota Reykjavík sebagai ruang sholat sejak tahun 2002 lalu dan biasa disebut sebagai Masjid An-Nur Reykjavík. Berikut alamat lengkap organisasi tersebut.

The Muslim Association of Iceland
Ármúli 38, 3rd floor (entrance from Selmúli), 108 Reykjavik
President: Salmann Tamimi
telephone: +354 895-1967

Sedangkan Islamic Center Islandia menempati lantai dua gedung Ýmishúsið di Grensásvegur 8 – 108 kota Reykjavík. Alamat lengkapnya adalah sebagai berikut.

            The Islamic Cultural Centre of Iceland
Grensásvegur 8 - 108 Reykjavik, Iceland
GSM: +354 776 16 10
Imam : Ahmad Seddeeq
            Website : http://www.islamiccci.com/

Dua ruang sholat tersebut selain difungsikan sebagai tempat melaksanakan sholat lima waktu berjamaah, juga digunakan untuk menyelenggarakan sholat fardu Jum’at yang diikuti oleh muslim asli Islandia dan muslim dari berbagai Negara lainnya. Seluruh aktivitas keIslaman bagi muslim disana dipusatkan di dua institusi tersebut.

Masjid di Islandia

Meski belum memiliki satupun bangunan masjid di negaranya, muslim Islandia bersikukuh menolak bantuan asing untuk membangun masjid bagi mereka. Pada tahun 2000 yang lalu, The Muslim Association of Iceland mengajukan permohonan pembangunan masjid di Reykjavík. Namun tidak sepenuhnya disetujui oleh dewan kota, meskipun begitu otoritas setempat tetap menawarkan lahan berukuran 1,500 meter persegi di tahun berikutnya, lahan yang jauh lebih kecil dari yang diminta oleh asosiasi muslim disana.

Persetujuan untuk penambahan lahan yang diinginkan oleh muslim setempat dikaitkan dengan persetujuan terhadap Gereja Ortodok Rusia yang rencananya akan dibangun berdekatan. Belum lagi keinginan dari dewan kota yang menginginkan agar muslim disana agar bergabung dalam satu wadah masjid saja tidak dapat diterima oleh Asosiasi Muslim yang telah lebih dulu mengajukan permohonan.

Perkembangan Islam di Islandia

Kehidupan muslim di Islandia ini sempat menarik perhatian stasiun tivi Al-Jazeera. Dokumentasi Aljazeera di Islandia ini berupaya mendokumentasikan kehidupan sehari hari muslim disana. Terutama tentang bagaimana muslim Islandia menjalankan Ibadah puasa Ramadhan di negeri pulau yang mataharinya enggan untuk terbit itu, sehingga waktu puasa bagi muslim disana menjadi jauh lebih panjang dibandingkan dengan muslim dibagian bumi yang lain.


Hal lain yang menarik dari Negara kutub ini adalah sudah diterapkannya Sistem pemotongan hewan Islami di Islandia. Sejak musim gugur tahun 2010 lalu rumah rumah jagal ternak disana menghadirkan muslim untuk membacakan doa sesuai dengan proses penyembelihan yang diatur dalam hukum Islam. Hal positif bagi Islandia adalah diterimanya produk daging sapi dan domba mereka di pasar dunia islam. Sedangkan bagi muslim Islandia hal tersebut tentunya merupakan bentuk pengakuan yang luar biasa.


Hubungan dengan Indonesia

Indonesia sudah memiliki hubungan diplomatik dengan Islandia, meskipun pemerintah Indonesia belum menempatkan kantor perwakilan di Islandia. Perwakilan Indonesia untuk Islandia dirangkap oleh Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia yang berkedudukan di kota Oslo, Ibukota Norwegia, yang beralamat di

Fritzners Gate 12, 0244, Oslo, Norway.
Telepon: (47) 2212-5130. Fax: (47) 2212-5131.

---------------------

Baca Juga


Monday, January 7, 2013

Islam di Gabon

Masjid Hassan II di kota Libreville, lokasinya berdiri berada di belakang istana kepresidenan Republik Gabon (bila dipandang dari arah laut). Masjid dengan gaya Maroko ini memang dibangun oleh Kerajaan Maroko pada tahun 1983. Merupakan Masjid terbesar di Gabon dengan kapasitas mencapai 5000 jemaah. Raja Maroko Muhammad VI pernah singgah untuk menunaikan sholat di Masjid ini dalam rangkaian kunjungannya resmi nya ke Republik Gabon, Burkina Faso dan Senegal tahun 2005 lalu. (foto dari panoramio)

Apa dan dimanakah Gabon berada ?

Gabon adalah sebuah Negara Republik di pantai barat benua Afrika bagian tengah, bertetangga dengan Guyana Katulistiwa dan Kamerun disebelah utara, Republik Kongo di sebelah timur hingga ke selatan, dan tentu saja sebelah baratnya adalah wilayah pantai sepanjang 810km yang menghadap ke Samudera Atlantik. Gabon adalah bekas jajahan Prancis dan memperoleh kemerdekaanya 17 August 1960. Karenanya bahasa Prancis merupakan bahasa resmi Negara, sedikit sekali penduduknya yang mampu berbahasa Inggris. Republik Gabon ber-Ibukota di Libreville.

Luas Negara Gabon adalah 267,667 km2 berada dalam urutan ke 77 luas Negara di dunia, terdiri dari wilayah daratan seluas 257,667 km2 dan perairan seluas 10,000 km2. Negara ini beriklim tropis, letaknya berada beberapa derajat disebelah selatan garis Katulistiwa kira kira sama seperti letak pulau Jawa terhadap garis Katulistiwa. Titik terendahnya berada di permukaan samudera Atlantik (0 m) dan titik tertingginya berada di puncak gunung Iboundji (1,575 m).

Penduduk nya yang sedikit dengan sumber daya alam yang cukup melimpah, sebagian besar bahkan belum tersentuh, menjadikan Republik Gabon sebagai salah satu Negara Afrika yang paling makmur dan memiliki stabilitas politik yang baik serta membuat Negara ini sebagai salah satu Negara yang mampu menjaga keaslian hutan hujan tropis berikut kekayaan biodiversity-nya.

Islam di Republik Gabon

Merujuk kepada the-world-factbook-cia, penduduk Gabon terdiri dari bebeberapa suku, yakni Suku bantu, termasuk empat kelompok suku utama masing masing adalah Fang,  Bapounou, Nzebi, dan Obamba), lalu ditambah suku suku Afrika dan Eropa, sebanyak 154.000 jiwa termasuk 10,700 orang Prancis dan 11.000 jiwa warga dengan kewarganegaraan ganda.


Islam merupakan agama minoritas di Republik Gabon. 55% hingga 75% penduduk Gabon memeluk agama Kristen disusul penganut Animisme, sedangkan pemeluk Islam kurang 1% dari total penduduk Gabon yang berjumlah 1,608,321 (July 2012). Meski demikian beberapa sumber lain menyebutkan bahwa angka dibawah 1% tersebut sudah lama terlampaui.

Diperkirakan saat ini ada sekitar 12 persen penduduk Gabon sudah memeluk Islam meskipun disebutkan juga bahwa 80-90% dari jumlah itu adalah orang asing. Lebih lanjut disebutkan bahwa komposisi pemeluk agama di Gabon terdiri dari 70% Kristen (Katholik dan Protestan), 12% Islam, 10% masih menjalanjan kepercayaan tradisional dan 5% sisanya sama sekali tidak beragama.

Kehidupan beragama di Gabon cukup baik. Pemerintah memberikan kebebasan kepada rakyatnya untuk memeluk agama dan keyakinannya masing masing, setidaknya sampai tahun 2007 tidak ada laporan apapun tentang pelanggaran hak atas kebebasan beragama. Meski tidak ada dukungan dana apapun dari pemerintah untuk lembaga lembaga pendidikan swasta baik lembaga pendidikan keagamaan yang di dominasi oleh sekolah Kristen (Katolik dan Protestan) maupun lembaga pendidikan sekuler. Namun pemerintah tetap mewajibkan semua lembaga tersebut untuk mengikuti silabus pendidikan sesuai standar pemerintah.

Secara resmi pemerintah mengakui hari hari besar keagamaan sebagai hari libur nasional termasuk Idul Fitri dan Idul Adha. Televisi nasional milik pemerintah juga menyediakan jam tayang gratis bagi para tokoh agama untuk menyiarkan agama mereka masing masing, termasuk bagi tokoh muslim disana. Meskipun sempat ada keluhan dari kelompok denominasi Protestan yang menuduh stasiun televisi pemerintah tidak adil dalam menerapkan jam tayang gratis yang dimasa lalu pemerintah dan militer lebih mengutamakan Katholik dan Islam.

Omar Bonggo
Perkembangan Islam di Gabon cukup baik. Ber-Islamnya presiden Gabon kedua, Omar Bonggo sejak tahun 1973 tentunya turut memberikan pengaruh bagi perkembangan Islam di Negara tersebut baik langsung ataupun tidak langsung. Keluhan yang disampaikan oleh perwakilan Protestan terkait hak tayang gratis di saluran televisi nasional negara tersebut yang dinilainya lebih condong kepada ummat Katholik dan Islam menunjukkan bahwa Islam bersama Katholik memang mendapatkan ‘sesuatu’ dari penguasa pemerintahan dan militer setempat.

Pada bulan Juni tahun 2004 yang lalu untuk pertama kalinya diselenggarakan Konfrensi Nasional Muslim Gabon di Ibukota Negara, Libreville, dibuka oleh Presiden Majelis Tinggi Islam Gabon (Supreme Council for Islamic Affairs of Gabon - CSAIG) Ali Bonjo dan turut dihadiri oleh Uskup Agung Lebreville serta Pimpinan Gereja Anglican setempat. Konfrensi Nasional Muslim Gabon pertama tersebut mengusung tema ‘United for the sake of a flourishing and tolerant Islam’ atau dalam bahasa Indonesia nya “Bersatu Untuk Perkembangan Islam dan Toleransi”.

Perhelatan nasional tersebut merupakan hal yang positif bagi ukhuwah Islamiah, tak kurang 34 komunitas Muslim dari berbagai daerah di Republik Gabon turut serta dalam konfrensi tersebut dan turut menandatangan nota kesepakatan untuk senantiasa melakukan koordinasi dalam setiap langkah kerja. Di dalam struktur Majelis Tinggi Islam Gabon. Presiden Gabon, Haji Ali Bonggo Ondimba sendiri bertindak sebagai Penasehat khusus, sedangkan jabatan Chaiman sekaligus sebagai imam Besar Gabon dijabat oleh Ismael Oceni Ossa.

Dipimpin Presiden Mualaf

Setelah merdeka dari Prancis di tahun 1960, Gabon dipimpin oleh presiden pertamanya bernama Gabriel Léon M'ba. Di bulan Februari 1964 Jean-Hilaire Aubame melakukan kudeta terhadap pemerintahan Léon M'ba meski kekuasaanya tak berlangsung lama karena di intervensi oleh pemerintah Prancis. Léon M'ba menjabat sebagai presiden Gabon hingga wafat karena penyakit kanker di bulan November 1967 dan digantikan posisinya oleh wakil presiden Albert-Bernard Bongo yang dikemudian hari masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Haji Omar Bonggo Ondimba atau lebih dikenal sebagai Omar Bonggo.

Albert-Bernard Bongo atau Haji Omar Bonggo Ondimba menjadi salah satu kepala Negara dengan masa jabatan terlama di dunia. Beliau mendominasi kekuasaan politik Negara Gabon selama empat dekade (1967-2009), sebelum menjabat sebagai presiden pun dia sudah  berada di jajaran puncak kekuasaan sebagai wakil presiden yang dijabatnya dari tahun 1960 ketika Gabon merdeka hingga tahun 1967.

Seperti halnya 55%-75% penduduk Gabon, Presiden Albert-Bernard Bongo terlahir sebagai penganut Kristen sampai menjabat wakil presiden hingga menduduki jabatan presiden beliau masih mempertahankan agama lamanya. Interaksi dengan para pemimpin Negara Negara anggota OPEC yang mayoritas dihuni oleh Negara Negara muslim Teluk Arabia, memberinya kesempatan bergaul dengan para peminmpin Negara Negara Islam. Di tahun 1973 secara mengejutkan Albert-Bernard Bongo mengumumkan bahwa dirinya sudah masuk Islam dan setelah menunaikan Ibadah Haji mengganti nama nya menjadi Haji Omar Bonggo dan di tahun 2003 dia menambahkan Odimba dibelakang namanya.

Sebuah keputusan kontroversional yang tak pelak mengundang aksi tak simpatik dari rakyatnya sendiri yang bahkan meminta dia mengundurkan diri dari jabatan presiden. Selama menjabat sebagai presiden selama hampir 42 tahun presiden Omar Bonggo memang banyak menuai kontroversi termasuk kebijakannya dibidang ekonomi. Namun secara keseluruhan Gabon mencapai prestasi sebagai salah satu Negara Afrika yang paling makmur.

Presiden Omar Bonggo begitu banyak mendapat kecaman dari lawan lawan politiknya termasuk kritikan tajam atas 7x hasil pemilu presiden yang memenangkannya dinilai penuh dengan kecurangan. Termasuk pemilu terahir tanggal 27 November 2005 ketika Omar Bonggo Bonggo memenangkan hingga 80% suara. Namun bukan lawan politik yang ahirnya melengserkan Omar Bonggo. Pada tanggal 8 Juni 2009 Omar Bonggo wafat di sebuah rumah sakit di Barcelona, Spanyol, akibat penyakit jantung yang sudah lama dideritanya.

Presiden Ali Bonggo
Gabon dan Omar Bonggo dikenal luas di Negara Negara tetangganya sebagai tokoh kuat yang mampu menjadi juru damai dan memecahkan masalah masalah pelik di kawasan tersebut termasuk menjadi mediator dan penjaga perdamaian di Negara Negara konflik  Republik Afrika Tengah, Congo-Brazzaville, Burundi, dan Democratic Republic of Congo. Sebuah warisan yang sangat baik kepada putranya Ali Bonggo Ondimba yang kini meneruskan tahta Bapaknya sebagai presiden Gabon, sesuai dengan hasil pemilu 2009.

Stabilitas politik dan kekuatan ekonomi menjadikan Gabon sebagai Negara yang cukup disegani di kawasan serantau. Sudah sejak lama Negara ini memainkan peran penting dalam penyelesaian konflik di Republik Afrika Tengah yang masih bergolak hingga kini dengan membentuk Misi Pedamaian Economic Community of Central African States. Gabon juga merupakan aktor dibalik layar bagi terbentuknya Brigade Pasukan Cadangan sebagai penjaga perdamaian yang bermarkas di Gabon, dibawah naungan Organisasi Persatuan Afrika (African Union).

OKI dan Hubungan Gabon dengan Indonesia

Pemerintah Indonesia tidak memiliki kantor perwakilan di Republik Gabon, hubungan diplomatic  Indonesia dengan Republik Gabon diwakili oleh kedutaan besar Indonesia di Dakar, Ibukota Senegal. Kedutaan Besar Indonesia di kota Dakar ini sekaligus menjadi perwakilan Indonesia untuk Senegal, Gambia, Gabon, Pantai Gading, Sierra Leone dan Zaire.  Semua kepentingan pemerintah Indonesia dengan pemerintah Gabon ditangani oleh Kedubes RI di Dakar ini, termasuk pengurusan pemulangan Lima ABK Indonesia yang terdampar di kota Port Gentil, akibat ditelantarkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja pada bulan Maret 2012 lalu.

Meski pemeluk Islam di Gabon minoritas, namun Gabon sudah bergabung dengan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) sejak tahun 1974 atau setahun setelah Presiden Omar Bonggo menyatakan diri masuk Islam, dan turut berperan aktif dalam organisasi tersebut. Presiden Gabon saat ini, Ali Bonggo (putra dari Omar Bonggo) dalam berbagai kesempatan pertemuan sesama anggota OKI selalu menyerukan media dunia Islam untuk menjadi yang terdepan dalam mempromosikan dan menyebarluaskan nilai-nilai Islam yang benar. Sebab, inti dari stereotip negatif tentang Islam berawal dari kesalapahaman yang serius.***

-----------------------------------

Baca Juga


Sunday, January 6, 2013

Masjid Ummu Haram, Berawal dari Sahadah berahir Sebagai Sahidah

Hala Sultan Tekke ditepian danau Air Asin Larnaca, Cyprus bagian selatan

Masjid Ummu Haram adalah sebuah masjid tua di tepian danau air asin (Salt Lake) di kota Larnaca, Pulau Cyprus bagian selatan yang kini menjadi Republik Cyprus terpisah dari Cyprus Utara yang memproklamsirkan diri sebagai negara sendiri sejak tahun 1955. Hala Sultan Tekke adalah nama yang diberikan oleh orang Turki bagi komplek ini. Tekke dalam bahasa Turki berarti sebuah tempat berkumpulnya para pengikut aliran tariqat sufi, semacam Khanqah dalam bahasa Parsi. Dulunya masjid ini memang menjadi salah satu tempat berkumpulnya para pengikut aliran sufi di pulau Cyprus. Itu sebabnya di dalam komplek masjid ini dilengkapi dengan bangunan guest house sebagai tempat menginap bagi pengikut tariqat yang datang dari berbagai daerah.

Sedangkan Ummu Haram yang digunakan sebagai nama masjid ini dikarenakan masjid ini dibangun berdekatan dengan makam Ummu Haram binti Milhan dan untuk mengenang Almarhumah yang tak lain adalah salah satu Sohibah Nabi Muhammad S.A.W. Beliau wafat di Cyprus pada saat perang penaklukan Cyprus dari kekuasaan Romawi Timur (Bizantium) oleh pasukan Islam semasa Muawiyah Bin Abu Sufyan menjabat sebagai gubernur di Damaskus (ibukota Syria) dibawah Khalifah Usman Bin Affan.

Ummu Haram, Menyeberang Laut Menjemput Syahid

Nama lengkapnya adalah Ummu Haram Binti Milhan bin Khalid bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir, adalah saudari dari Ummu Sulaim binti Milhan, beliau juga merupakan istri dari ‘Ubaidah bin Syamit. Sedangkan Ummu Sulaim Binti Milhan adalah istri dari Abu Tholhah, ibunda dari Malik Bin Anas, pembantu setia Rosulullah. Maka Ummu Haram adalah bibi dari Anas Bin Malik. 

sekali setahun, danau Larnaca menjadi persinggahan burung burung Flaminggo yang sedang bermigrasi. Masjid Halla Sultan Tekke tampak di kejauhan.
Berkata An Nawawi di dalam Syarh Shohih Muslim: "Ulama sepakat bahwa Ummu Haram dan Ummu Sulaim termasuk mahram Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam. Dan Berkata Wahab: "Ummu Haram adalah salah seorang bibi Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam dari susuan".

Dalam salah satu kesempatan Rosulullah singgah ke kediaman keluarga Milhan, Ummu Haram menyambut beliau dengan gembira dan menyediakan aneka makanan kesukaan beliau. Sesaat kemudian Rosulullah menyempatkan tidur siang namun sesaat kemudian beliau terbangun dan dengan wajah senyum memandang ke arah Ummu Haram.

Dengan heran Ummu Haram bertanya, “Ya Rosulullah, kenapa baginda tersenyum kepadaku ?”. Lalu Rosulullah menjawab “Sesungguhnya aku melihat beberapa sahabatku sedang berkendara menyeberangi lautan laksana para raja diatas singgasananya”. Tanpa menyianyiakan kesempatan Ummu Haram langsung mengajukan permintaan, “Ya Rosulallah, mohonkan kepada Allah agar aku bersama mereka”, dan betapa gembiranya Ummu Haram ketika Rosulullah menjawab “Sesungguhnya kamu bersama kelompok yang pertama”. (sebagaimana dijelaskan dalam hadist riwayat Anas bin Malik).

Sepanjang hidupnya, Ummu Haram bersama suaminya Ubidah Bin Syamit tak pernah menyia nyiakan kesempatan untuk bergabung dalam jihad di medan perang demi menegakkah kalimah Allah. Beliau berjuang berihad dimedan perang bersama suaminya sejak masih tinggal di Quba, lalu ke Madinah, Syria, hingga ke Palestina mengikuti suaminya yang ditugaskan sebagai hakim disana semasa khalifah Umar bin Khattab.

Makam Ummu Haram berada di dalam bangunan berkubah di sisi kiblat (sisi selatan) atau pada bagian depan pada foto Masjid Hala Sultan Tekke di atas.
Beliau juga turut berperang bersama suaminya tatkala Amru Bin Ash membutuhkan tambahan pasukan dalam perang merebut wilayah Mesir dari kekuasaan Romawi, dan memenangkan perang disana, Mesir takluk, Amru Bin Ash diangkat sebagai Gubernur Mesir pertama mendirikan peradaban Islam baru disana termasuk mendirikan Masjid Amru Bin Ash sebagai Masjid pertama di tanah Mesir dan Afrika. Ummu Haram mengikuti suaminya pindah dan menetap di Damaskus, Syria.

Penaklukan Cyprus dan Permohonan Yang Terkabul

Gubernur Syria, Mu’aawiyah bin Abu Sufyan tahu persis bahwa pulau Cyprus merupakan pangkalan perbekalan angkatan laut Romawi dalam setiap penyerbuan mereka ke kota kota pelabuhan di Syria. Karenanya kemudian beliau memohon izin kepada khalifah Umar Bin Khattab untuk menyerbu ke Cyprus. Namun permintaan tersebut ditolak oleh Khalifah Umar yang mengkhawatirkan keselamatan pasukan Islam dalam perang laut melawan Romawi, dan Muawiyah mengurungkan niatnya menyerbu Cyprus mematuhi titah Khalifah Umar.

Dimasa pemerintahan Khalifah Usman Bin Affan, Muawiyah kembali mengajukan permohonan untuk menyerbu Cyprus dan kali ini Khalifah mengabulkan permintaan tersebut dengan syarat agar tidak memaksa siapapun untuk turut serta dalam penyerbuan tak biasa tersebut. Mengingat pasukan Islam tidak terbiasa dalam perang laut. Nyatanya seruan Muawiyah disambut gegap gempita oleh muslim Damaskus yang siap berjihad, termasuk Ummu Haram dan Suaminya Ubaidah Bin Syamit dan para sahabat lainnya.

Bagi Ummu Haram penyerbuan ke Cyprus (tahun 647 atau 649M) ini benar benar menggembirakan. Sebuah permohonan yang terkabul. Sebagaimana pernah disampaikannya kepada Baginda Rosulullah untuk bergabung dalam pasukan Islam yang menyeberangi lautan laksana para raja diatas singgasananya, sebagaimana digambarkan dalam mimpi Beliau.

Makam Ummu Haram.
Disepajang pelayaran dari Syria menuju pulau Cyprus, Tak henti hentinya Ummu Haram mengucap syukur dan membayangkan wajah Rosulullah yang sedang tersenyum kepadanya, ketika menyampaikan bahwa Ummu Haram akan menjadi bagian pertama dari perang di laut dalam menegakkah kalimah Allah, dan berujar kepada dirinya sendiri “Yang kau ucapkan adalah benar, ya Rosulullah”.

Memulai Dengan Sahadah Berahir Sebagai Sahidah

Perang sudah dimulai sejak masih ditengah laut, kapal perang pasukan Islam berhasil mengalahkan hadangan perang pasukan laut Romawi dan mendarat dengan selamat di pulau Cyprus. Sesampainya disana pasukan Islam bersiap untuk melakukan perang darat dan bergerak ke jantung pulau Cyprus atau Qubrush dalam bahasa Arab.

Di suatu kesempatan ketika Ummu Haram naik ke atas tunggangannya, namun tak dinyana binatang itu mengamuk sejadi jadinya dan melemparkan tubuh beliau begitu keras, Ummu Haram wafat seketika itu juga dengan raut wajah yang tersenyum manis. Jasad beliau kemudian dimakamkan ditempat dimana beliau terjatuh, peristiwa tersebut terjadi di sekitar tahun ke 28 Hijrah.

Makam beliau kini masih dapat ditemui di komplek masjid Hala Sultan Teke, seakan bersaksi kepada dunia, tentang perjalanan hidup dan perjuangan seorang Muslimah tangguh, muslimah sejati, sahabat Rosulullah, istri dari salah seorang Sahabat Ansor yang pertama berbai’at kepada baginda Rosulullah. Menjadi saksi tercapainya cita cita beliau untuk mati sahid, dimulai dengan Sahadah dan berahir sebagai Sahidah.***

Diambil dari bujangmasjid

----------------------

::: Baca juga :::


Friday, January 4, 2013

Masjid Kubah Kecubung – Palangkaraya

Rencana Masjid Kubah Kecubung Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah

Bila masjid masjid Dian Al-Mahri di Depok (Jawa Barat) dikenal karena kubahnya yang berlapis emas hingga kemudian masyarakat luaspun terbiasa menyebutnya sebagai masjid kubah emas. Lain Lagi dengan Masjid Agung Kota Palangkaraya, Ibukota Propinsi Kalimantan Tengah, yang kini sedang dalam tahap pembangunan. Masjid Agung Palangkaraya ini nantinya setelah setelah kubahnya bukan dilapisi emas, tapi justru akan menggunakan  batu Kecubung.

Anda tahu Batu Kecubung ?. Para Kolektor batu permata mengenal Batu Kecubung sebagai salah satu Batu Mulia yang cukup bernilai tinggi. Batu yang di nominasi warna ungu sampai merah muda ini memiliki nama asli Amethyst. Ada dua jenis Amethyst yang dikenal secara luas yakni Amethyst Banded dan Ametyhyst Flower yang masind masing dipercaya oleh para kolektor memiliki energi positif bagi meningkatkan daya meditasi, membersihkan aura, menolak energi negatif dan beberapa manfaat lainnya. sementara di Indonesia masih ada jenis batu Kecubung Combong yang memiliki lubang dari atas sampai ke bawah.

Secara ilmiah, Batu kecubung merupakan jenis batuan mineral kuarsa. dalam istilah geologi disebut sebagai batu mineral supercomposite. Selain warnanya yang menarik, batu kecubung juga dikenal memiliki beraneka corak alamiah sebagai akibat proses alamiah yang mencapai jutaan tahun. Batu Kecubung masuk dalam katagori batu mulia kelas 2 dengan tingkat kekerasan 7 pada skala Mohs. Bandingkan dengan tingkat kekerasan berlian yang memiliki tingkat kekerasan 10 Mohs. Maklumlah Intan merupakan batuan alam terkeras yang pernah ditemukan, wajar bila harganya pun selangit.

Menag saat peletakan batu pertama pembangunan Masjid Kubah Kecubung Kota Palangkaraya,  provinsi Kalimantan Tengah
Penggunaan Batu Kecubung sebagai bahan kubah masjid terbilang sangat unik, dan sejauh ini Masjid Agung Palangkaraya ini merupakan masjid pertama yang menggunakan batu mulia sebagai bahan kubahnya. Maklumlah selama ini pulau Kalimantan selama ini memang terkenal hingga ke mancanegara sebagai gudangnya batu permata.

Intan Trisakti yang merupakan intan alami terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia berukuran 166,75 karat, juga ditemukan di pulau Kalimantan pada tanggal 26 Agustus 1965. Jadi wajar bila salah ibukota propinsi di pulau Kalimantan ini menggunakan Batu Kecubung salah satu jenis batu permata yang nilainya jauh dibawah Intan sebagai kubah masjid yang akan menjadi kebanggaan warga disana nantinya.

Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Kubah Kecubung di Palangkaraya ini telah dilaksanakan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali pada tanggal 18 Juni tahun 2011 lalu dan diperkirakan akan menghabiskan dana hingga 120 milyar. Pak Menteri sendiri berharap bangunan masjid Kubah Kecubung ini dapat diselesaikan selama dua tahun.  Bangunan Masjid Kubah Kecubung ini menempati lahan seluas 3.6 hektar di Jalan RTA Milono Kilometer 4,5 Palangkaraya. Upacara peletakan batu pertama tersebut turut dimeriahkan oleh Bang Haji Rhoma Irama bersama Sonetanya.

Selain ruang sholat, nantinya masjid ini juga akan dilengkapi dengan gudang, ruang majelis taklim, toko dan toilet. Bangunan masjid-nya memiliki luas 12.577 meter persegi, yang antara lain terdiri dari bangunan utama seluas 2.793 meter persegi dan selasar seluas 2.830 meter persegi. Kapasitas masjid ini mencapai hingga 4500 jemaah sekaligus di ruang dalam dan 3800 jemaah di bagian luar.

Sumber pendanaan pembangunanya berasal dari masyarakat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Palangkaraya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, serta sumbangan yang tak mengikat. Lokasi Masjid ini berdiri berada di sisi ruas jalan Banjarmasin - Palangkaraya. Karena itu, mereka yang melintasi jalur tersebut bisa beribadah dan beristirahat di Masjid Kubah Kecubung.

Masjid ini juga diharapkan akan menjadi obyek wisata baru bagi kota Palangkaraya, terutama sebagai obyek wisata rohani bagi kaum muslimin yang kebetulan sedang melintas di daerah tersebut ataupun bagi mereka yang penasaran untuk sekedar membuktikan teori bahwa batu kecubung memiliki energi positif untuk meningkatkan daya meditasi, dalam konteks ini tentunya adalah meningkatkan tingkat kekhusu’an sa’at beribadah di dalam masjid berkubah batu kecubung ini, apalagi bagi anda anda pecinta batu kecubung, maklumlah batu kecubungnya tidak sekedar seukuran batu cincin yang menempel di salah satu jari anda tapi batu kecubung yang sangat buesar berupa kubah masjid dan anda sholat di dalamnya.***

---------------

::: Baca juga :::


Tuesday, January 1, 2013

Masjid Al-Noor, Megah di Gemerlapnya Kota Sharjah

Masjid Al-Noor di kota Sharjah, Uni Emirat Arab (foto dari khaleejtimes.com)

Sharjah adalah salah satu dari tujuh wilayah Ke-Emiran yang membentuk Uni Emirat Arab. Ke-Emiran Sharjah beribukota di kota metropolitan Sharjah yang merupakan kota terbesar dan terpadat ketiga di seluruh negara Uni Emirat Arab. Ke-Emiran Sharjah merupakan wilayah monarki konstitusional dipimpin oleh oleh seorang Emir dari dinasti Al-Qasimi. Emir Sharjah saat ini adalah Sultan bin Mohamed Al-Qasimi sejak tahun 1972.

Wilayah ke-Emiran Sharjah meliputi wilayah kota kota metropolitan Sharjah ditambah dengan beberapa wilayah Exclave termasuk Exclave Kalba, DIbba Al-Hisn dan Khor Fakkan. Wilayah Ke-Emiran Sharjah yang paling menarik ada di Exclave Nahwa, wilayah kecil milik Sharjah yang berada di tengah tengah exclave Madha milik kesultanan Oman yang berada ditengah tengah wilayah Fujairah, Uni Emirat Arab. (tentang Madha dan Nahwa, selengkapnya baca disini)

Masjid Al-Noor Megah di kawasan Kurnis Buhariah, kota Sharjah (gulfnews.com)
Dan sebuah prestasi diraih oleh kota metropolitan Sharjah, ditahun 2008 lalu kota ini terpilih oleh UNESCO sebagai ibukota budaya dunia arab, harap maklum, tak tanggung tanggung kota ini memiliki 17 museum menjadikannya sebagai tempat terbaik untuk mempelajari budaya dan sejarah Uni Emirat Arab.

Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah kota Jeddah dengan membangun dan mengembangan kawasan kurnis Jeddah ditepian laut merah, kota Sharjah pun tak ketinggalan dengan mengembangkan Kurnis di kawasan Buhairah. Kurnis Buhairah ini kini menjelma menjadi kawasan pemukiman, bisnis dan rekreasi yang luar biasa.

Masjid Al-Noor dalam kemilai keindahan festival lampu di kota Sharjah (foto dari thenational.ae)
Seperti halnya kota kota di dunia arab lainnya kota Sharjah juga bertabur masjid masjid megah. Di kota Sharjah ini setidaknya terdapat 600 masjid, 300 ratus diantara berada di jantung kota Sharjah. Salah satu dari 300 masjid tersebut adalah Masjid Al-Noor ini.

Masjid Al-Noor ini merupakan salah satu masjid terbesar di kota Sharjah, bersama dua masjid besar lainnya yakni Raja Faisal dan Masjid Al-Maghfiroh. Masjid Al-Noor ini menjadi begitu terkenal karena lokasinya yang berada ditepian laguna Khalid  di Kurnis Buhairah membuatnya begitu indah dipandang dari arah laut ditambah dengan arsitekturalnya yang sangat menawan.

Masjid Al-Noor dipandang dari arah laut (foto dari placesonline.com)
Memadukan arsitektural Usmaniyah dan rancangan masjid modern. Arsitektural luar masjid ini memang memiliki kemiripan dengan masjid biru (masjid Sultan Ahmed ) di kota Istambul, Turki. Masjid megah ini terbuka untuk kunjungan umum termasuk para expatriate setiap hari senin pukul 10 pagi.

Kubah utama masjid ini dikelilingi dengan bentuk setengah kubah yang menempel ke kubah utama ditambah dengan puluhan kubah lainnya. Dua menara tinggi mengapit bangunan utama. Menara masjid ini memadukan arsitektural menara Usmaniyah yang tinggi dengan ukung lancip seperti pensil. Namun sentuhan Arabia sangat kental pada ekterior maupun interior masjid ini.

Pembangunan Masjid Al-Noor ini dimulai pada tanggal 6 April 2003 lalu dan selesai dibangun selama dua tahun. Bangunan utamanya dilengkapi dengan ruang sholat khusus bagi jemaah wanita yang mampu menampung 400 jemaah wanita. Sedangkan ruang sholat utamanya untuk jemaah pria mampu menampung hingga 2200 jemaah sekaligus.***

::: Baca juga :::