Masjid Gammalamo Jailolo. |
Masjid Gammalamo
adalah masjid tua di Desa Gamalamo, kecamatan Jailolo, kabupaten Halmahera
Barat, Provinsi Maluku Utara. Masjid tua ini merupakan peninggalan dari masa
kejayaan kesultanan Jailolo. Dibangun tahun 1902 dengan luas bangunan 150 meter
persegi, berdiri di atas lahan wakaf seluas 300 meter persegi.
Pembangunan
masjid ini atas prakarsa Suku Moro (suku tertua di Jailolo) rakyat Jailolo
bersepakat dan berswadaya mendirikan masjid. Empat suku di Jailolo yaitu suku
Moro, Wayuli, Porniti, tiap-tiap suku memberikan kontribusi berupa pemasangan
tiang kaba (soko guru) pada ruang ibadah masjid. Empat Tiang Kaba tersebut sebagai
simbolisasi persatuan dan kesatuan rakyat Jailolo yang saling bersaudara dan
tetap menjaga hubungan baik antarsesama walau beda suku dan agama.
Masjid
Gammalamo Jailolo
Gamlamo,
Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara
Kesultanan Jailolo memang tidak sepopuler
Kesultanan Ternate, Ternate dan Kesultanan Bacan, namun Masjid Tua Jailolo atau
yang familiar dengan Masjid Gamalamo masih terpelihara dengan baik. Menariknya,
pada halaman masjid terdapat sebuah meriam tua peninggalan belanda dengan
panjang 2,9 meter.
Masjid Gammalamo sempat menjadi markas para
pejuang pada perang Jailolo atau Rogu Lamo Jailalo melwan penjajah Belanda di
tahun 1914. di masjid ini para pejuang bertemu, bermusyawarah dan menyusun
strategi. Masjid ini juga sebagai benteng muslim
Jailolo dan Pemimpin Banau untuk menangkal dan menghalangi misi kristenisasi
yang dijalankan oleh pemerintah Belanda. Seluruh rakyat Jailolo beserta para
imam Masjid Gammalamo berdoa bersama dan menyusun strategi mengusir Kompeni
Belanda dari Jailolo.
Masjid Gammalamo
ini juga merupakan masjid tertua di Halmahera. Bangunan masjid ini telah mengalami
tiga kali renovasi, namun secara filosofis arsitektur bangunannya tetap
dipertahankan keasliannya. Lokasi Masjid Gammalamo berada di pesisir pantai
Teluk Jailolo merefleksikan eksistensi komunitas muslim di Jailolo Halmahera.
Masjid Gammalamo. |
Awalnya masjid
ini sebuah surau atau langgar tanpa nama yang digunakan untuk melaksanakan
shalat berjamaah lima waktu. Namun pada tahun 1920 setelah dipindahkan ke
lokasi baru masjid ini bernama Masjid Al-Kabir yang berarti masjid besar yang
menjalankan adat berlandaskan pada Islam adat matoto agama.
Pada tahun 1960
masjid ini direnovasi dengan tidak mengubah desain arsitektur asli bangunan.
Letnan Miring sebagai penanggungjawab perbaikan masjid bersama panitia
pembangunan masjid Raqib Abdus Samad memperbagus dan memperindah arsitektur bangunan
masjid. Setelah selesai perenovasian bangunan masjid, penamaan masjid ini pun
diubah lagi dengan nama Masjid Al-Amin.
Pada tahun 1993
sejak kemunculan anak cucu keturunan Sultan Jailolo Abdullah Abdul Rahman
Haryanto Syah di Tagalaya Jailolo yang dinobatkan sebagai pewaris tahta
Kesultanan Jailolo, maka Masjid Gammalamo menjadi masjid yang diklaim oleh
keluarga Sultan menjadi masjid Kesultanan. Masjid Al-Amin berubah namanya
menjadi Masjid Gammalamo yang pengelolaannya berdasarkan manajemen dan
strukturisasi Kesultanan Jailolo.***
------------------------------------------------------------------
🌎 gudang
informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
🌎 informasi
dunia Islam.
------------------------------------------------------------------
Referensi
Buletin Al-Turas, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri
Syahid Jakarta, Indonesia, Vol. XXII No.2, Juli 2016.
Baca Juga
No comments:
Post a Comment