Saturday, July 8, 2023

Masjid Jami Doom, Masjid Pertama di Papua Barat Daya

Masjid Jami Doom kota Sorong tahun 2022 (foto: amranyusuf)

Doom adalah sebuah pulau di kota Sorong, provinsi Papua Barat Daya. Lokasinya berada di lepas pantai kota Sorong, dapat dicapai dengan perahu motor dari pelabuhan kota Sorong dalam waktu tempuh sekitar 10 menit. Pulau Doom dapat dihat dengan mata telanjang dari area pantai kota Sorong.
 
Di pulau ini, sejak tahun 1911 telah berdiri bangunan masjid Jami Doom yang merupakan masjid pertama yang berdiri di wilayah Papua Barat Daya menjadi saksi sejarah masuknya agama Islam di wilayah Kepulauan Sorong hingga Raja Ampat. Masjid tua ini sudah beberapa kali mengalami renovasi hingga ke bentuk bangunannya saat ini.
 
Masjid Jami Doom Sorong Kepulauan
Doom Barat, Distrik Sorong Kepulauan, Kota Sorong, Papua Barat Daya
 
 
Dimasa lalu, Pulau Doom merupakan pusat pemerintahan Hindia-Belanda untuk wilayah Sorong dan sekitarnya, sampai kini masih terdapat rumah warga bergaya khas arsitektur Belanda. Sedangkan wilayah daratan Sorong dimasa itu mayoritas masih berupa hutan belantara.
 
Pulau ini juga menjadi saksi sejarah perang dunia kedua di wilayah pasifik antara tentara sekutu dengan balatentara kekaisaran Jepang. Satu bungker peninggalan tentara Jepang masih dapat dijumpai hingga kini di pulau Doom.
 
Dimasa kini, Pulau Doom terdiri dari dua kelurahan, yakni Doom Barat dengan 3 RW serta 10 RT dan Doom Timur dengan 3 RW serta 18 RT. Becak yang didatangkan dari Surabaya menjadi transportasi darat utama di pulau Doom selain sepeda motor.
 
Tiang Alif (Sokoguru) Masjid Jami' Doom. (foto: Kompas)

Masjid pertama
 
Masjid jami di pulau Doom pertama kali dibangun tahun 1911 menandai sejarah masuknya Islam ke wilayah tersebut, dimasa itu wilayah Sorong hingga Raja Ampat masih merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Tidore. Para da’i dari Kesultanan Tidore dikirim ke Pulau Doom untuk menyebarkan agama Islam dan mendapatkan sambutan baik dari warga setempat.
 
Bangunan Masjid Jami yang dibangun tahun 1911 berbentuk seperti rumah panggung, dindingnya dari kayu dan beratap pelepah pohon sagu. Bangunan tersebut hancur akibat serangan tentara sekutu terhadap tentara Jepang dimasa perang dunia kedua. Bangunan masjid yang rusak tersebut kemudian dipindahkan ke lokasinya saat ini. Sedangkan lahan tempat bangunan masjid pertama kini menjadi lapangan.
 
Pembangunan masjid di lokasi ini dapat terealisasi berkat kebaikan masyarakat setempat yang telah menghibahkan tanahnya. Mereka pun telah memeluk agama Islam. Dimasa kini jumlah umat Islam di Pulau Doom mencapai sekitar 5.000 jiwa.
 
Mihrab dan mimbar Masjid Jami' Doom (foto: kompas)

Beduk dan tongkat yang khatib merupakan peninggalan dari masjid pertama yang masih digunakan hingga kini. Khusus untuk beduk, pergantian dilakukan hanya pada kulit nya sedangkan beduknya masih asli.
 
Tradisi Beduk dan Azan
 
Seperti halnya kebanyakan masjid masjid di tanah air, Masjid Jami Doom di kota Sorong ini juga memiliki sebuah beduk yang sudah berusia cukup tua. Bedug digunakan sebagai penanda jelang masuknya waktu sholat fardhu.
 
Bukan hanya pukulan bedug yang masih dipertahankan secara turun temurun dari sejak dari Imam pertama. Lantunan suara azan untuk sholat lima waktu dimasjid inipun terbagi dua yakni; lantunan azan yang terdengar dengan jelas dan da azan yang dipelankan atau tidak terdengar. Pada saat sholat Subuh, Magrib dan Isya, azan akan dikumandangkan dengan pengeras suara, sehingga terdengar sampai ke seluruh Pulau. Namun begitu sholat Zuhur dan Ashar, azan dikumandangkan tanpa pegeras suara.
 
Setiap jelang sholat lima waktu, bedug masjid akan dipukul lima kali. dilanjutkan dengan azan dan sholat lima waktu berjamaah. Pada setiap hari kamis, bedug akan ditabuh pada pukul 18.00 WIT sebanyak 40 kali, dari suara keras lalu pelan hingga menghilang suaranya. Usai sholat subuh di hari Jumat, akan dibunyikan lagi. Untuk mengingatkan kembali kepada umat bahwa sebentar lagi masuk waktu sholat jumat.
 
Beduk tua di Masjid Jami' Doom.

Sedangkan caara menabuh bedug sebagai pertanda hari Jumat, bedug ditabuh tujuh kali tanpa irama, setelah itu, bedug akan dipukul secara berirama dengan pukulan yang cepat semampu si pemukul bedug. Lalu diulangi kembali memukul bedug seperti pukulan pertama sampai sebanyak tiga kali. Berbeda lagi untuk jelang Ramadhan atau jelang Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, bedug dipukul dengan irama seperti hendak mau takbiran, atau acara silat, tidak ada batasan, si penabuh bedug akan memukul bedug sampai dirasa cukup lalu, berhenti.
 
Arsitektur Masjid Jami’ Doom
 
Masjid Jami’ Doom berkapasitas sekitar 1500 jemaah. Bangunan masjid ini ditopang enam tiang alif (sokoguru) di dalam masjid yang dicat berwarna hijau mantis. Dulunya tiang alif di masjid ini hanya ada empat.
 
Toleransi Beragama yang Jempolan
 
Hubungan antara umat Islam dan pemeluk agama lainnya di Pulau Doom terjalin begitu harmonis. Misalnya umat nasrani juga mengikuti pawai obor ketika malam takbiran untuk menyambut Idul Fitri dengan berjalan kaki mengelilingi Pulau Doom. Toleransi beragama sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di Pulau Doom.
 
Tradisi Mengarak Hewan Kurban Sebelum Disembelih
 
Masjid Jami Doom memiliki tradisi unik dalam perayaan Idul Adha, yaitu dengan mengarak hewan yang akan dikurbankan. Tradisi tersebut secara turun temurun masih dipertahankan dalam memberikan hewan kurban. Semenjak pagi, warga telah berkumpul untuk memulai prosesi. sapi yang akan dikurbankan telah dikenakan kain putih. Sementara kambing yang akan disembelih, dipangku oleh seorang pria, dan diusung dengan tandu, yang oleh warga setempat disebut alifah. Hewan kurban tersebut kemudian diarak keliling kampung untuk menuju ke Masjid Jami Doom.***
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Rujukan
 
https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/04/19/jejak-sejarah-islam-di-papua-barat-daya-melalui-masjid-jami-doom
https://www.kompas.tv/nasional/12052/tradisi-pulau-doom-arak-hewan-kurban-sebelum-disembelih
https://papuabaratpos.com/tradisi-yang-dijaga-suara-bedug-di-masjid-jami-doom/

Baca Juga

 
Baca Juga 
 
Masjid Agung Al Falah Nabire
Masjid Al-Ishlah Arso IX, Keerom
Masjid Tembagapura, Mimika
Masjid Al Falah, Kepulauan Yapen
Masjid Agung Baiturrahman, Wamena
Masjid Agung Baiturrahman, Biak Numfor
Masjid An-Nur Agats, Asmat
Masjid Al-Mujahidin, Puncak Jaya
Masjid Agung Waisai, Raja Ampat
Masjid Raya Babussalam Timika, Mimika
Masjid Raya Al Aqsa, Merauke
Masjid “Baru” Baitul Muttaqin Tolikara

No comments:

Post a Comment