Masjid Palembang Darusslam di Lhoknga merupakan hadiah dari rakyat
Palembang dan Sumatera Selatan untuk saudara saudara Muslim di Aceh paska
bencana tsunami tahun 2004 yang lalu. Arsitetektural bangunannya yang khas
Palembang menjadi pemandangan tersendiri di pantai Lhoknga, mengingat bentuknya
yang tak lazim bagi masjid masjid di propinsi Aceh. Masjid ini dibangun sebagai
replika dari Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) di pusat kota
Palembang.
Lokasi
Masjid Palembang Darussalam, Lhoknga
Mesjid Palembang
Darussalam Lhoknga berada di desa Mon Ikeun, Lhonga, sekitar 20 km arah barat kota Banda Aceh,
Propinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Di gerbang masuknya jelas terukir nama mesjid itu, “Mesjid Palembang
Darussalam”. Berdiri di atas tanah 500 m2, mesjid Darussalam menjadi ciri khas
Lhoknga, yang sebelumnya telah rata tersapu tsunami.
Arsitektural
Masjid Palembang Darussalam, Lhoknga
Masjid Agung SMB II di pusat kota Palembang (Sumatera Selatan) |
Seperti halnya Masjid Agung SMB II di Palembang, Masjid Palembang
Darussalam di Lhoknga juga dibangun dengan atap limas bersusun tiga layaknya
masjid tradisional Indonesia namun dengan sentuhan China yang sangat kental
dengan bentuk atap yang melengkung lengkap dengan ornamen disetiap ujung ujung
atapnya. Masjid
Palembang Darussalam didominasi
cat putih, dilengkapi ruang
terbuka selasar mengelilingi bangunan utama.
Pengaruh
arsitektural China memang sangat kental di Masjid Agung SMB II di Palembang. Tak
terlalu mengherankan bila kemudian warga Lhoknga sempat berkeberatan dengan
rancangan bangunan masjid yang disodorkan panitia pembangunan yang dibentuk
sendiri oleh para donatur, karena memang bentuknya yang mirip klenteng. Denah
dasarnya berbentuk simetris dengan tiga beranda di tiga pintu masuk utama, sisi
mihrab masjid juga berbentuk sama dengan tiga beranda yang lain meski dengan
fungsi yang berbeda, dan tentu saja tertutup sesuai fungsinya sebagai mihrab.
Sejarah panjang kota Palembang memang terbentuk oleh berbagai macam
etnis yang berbaur menjadi satu, termasuk etnis China. Pembauran berbagai etnis
itu melebur menjadi satu menjadi budaya Palembang, yang juga tercermin pada seni
bangunannya termasuk dalam seni bina bangunan Masjid Agung SMB II di pusat kota
Palembang yang kemudian direplika dalam bentuk yang lebih sederhana ke dalam
rancang bangun masjid Palembang Darussalam di Lhoknga, propinsi Nangroe Aceh
Darussalam.
Pembangunan
Masjid Palembang Darussalam, Lhoknga
Masjid Palembang Darussalam di Lhoknga, dibangun selama 6 bulan di tahun 2006. Dilengkapi
dengan sebuah menara
berbentuk seperti menara mercu suar terpisah dari bangunan utama
masjid dan dilengkapi juga dengan lahan
parkir kendaraan yang cukup luas pun
tersedia.
Masjid Palembang Darussalam saat dalam proses pembangunan
|
Bangunan masjid ini dibangun di lahan bekas sebuah Sekolah Menengah
Pertama yang hancur tak bersisa tersapu tsunami. Masjid ini dibangun untuk menggantikan masjid
desa Mon Ikeun yang dulunya terletak di dalam kawasan pasar Lhoknga, lebih kurang
berjarak 1 km dari masjid yang kini berdiri. Para donator pembangunan masjid
ini menganggap
pembangunan kembali mesjid di kawasan pasar tidak sesuai oleh karena itu mereka
meminta di tempat yang baru. Atas musyawarah bersama maka diputuskan mesjid
berdiri di tempat sekarang, persis di sisi kanan jalan Banda Aceh – Meulaboh.
Sebagaimana yang dituturkan
oleh Imam Mesjid
Palembang Darussalam,
Tengku Dahlan, Ketika panitia pembangunan mesjid
memperlihatkan rancang bangun masjid yang akan didirikan, warga setempat
sempat berkeberatan
karena bentuknya yang lebih mirip Kelenteng China. Mereka menginginkan bentuk masjid seperti lazimnya bentuk mesjid di Aceh, setelah
bermusyawarah masyarakat
pun dapat menerimanya. Tengku Dahlan adalah warga setempat, kini hidup
sebatang kara setelah
anak dan
istrinya telah meninggal dunia
dalam bencana tsunami
tahun 2004.
Hingga bulan September 2008, sholat Jumat belum dapat diselenggarakan di
Masjid Palembang Darussalam Lhoknga, karena masih minimnya jumlah penduduk sekitar. Paska
tsunami penduduk di
daerah tersebut tersisa
20% dari jumlah semula. Untuk
sholat Jumat warga
berkumpul di mesjid yang lain.
Tengku Dahlan mendapat
kepercayaan untuk menjadi
Imam sekaligus pengelola Mesjid Palembang Darussalam ini sejak pertama kali masjid diresmikan.
Tujuan
Wisata Religi di Pantai Lhoknga
Mesjid beraksitektur
oriental dan tak lazim di Aceh ini menjadi “oase religius” bagi para musafir yang
melewati ruas jalan jalan
Banda Aceh – Meulaboh. Tak
ketinggalan masyarakat Palembang yang berada di Aceh pun ramai mengunjunginya.
Mesjid dengan bentuk berbeda dari bentuk lazimnya tentu menjadi sesuatu yang
unik. Mesjid ini menjadi salah satu tujuan
wisata religius di Lhoknga.
Referensi
-------------------------------ooOOOoo-------------------------------------
Baca Juga Artikel Masjid Masjid di Sumatera Lainnya
No comments:
Post a Comment