Sunday, June 22, 2025

Masjid Besar Taqwa Tompong Warisan Dari Masa Kerajaan Bantaeng

Masjid Besar Taqwa Tompong 
 
Masjid Besar Taqwa Tompong adalah masjid tua yang berdiri kokoh di Kampung Tompong, Kelurahan Letta, kecamatan Bantaeng kabupaten Bantaeng provinsi Sulawesi Selatan. Selain dikenal sebagai salah satu masjid tertua di Butta Toa (julukan bagi daerah Bantaeng), masjid ini juga menjadi saksi bisu sejumlah pertemuan raja, pemangku adat dua belas, serta aktivitas penyebar agama Islam di Bantaeng, pada masa lalu.
 
Sebagaimana ditulis di papan nama dibagian depan masjid, Masjid Besar Taqwa Tompong dibangun pada 27 Rabiul Akhir 1302 Hijriah bertepatan dengan tanggal 8 Februarui 1885 Masehi pada masa kekuasaan Kerajaan Bantaeng, salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Sulawesi Selatan. Masjid Besar Taqwa Tompong ini memiliki peninggalan masa lalu berupa Al-Qur’an tulisan tangan.
 
Masjid Besar Taqwa Tompong
Jl. Bete-Bete, Letta, Kec. Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan 92411
 
 
Sejarah Masjid Besar Taqwa Tompong
 
Masjid Besar Taqwa Tompong bermula dari sebuah langgar yang dibangun tahun 1885 atas prakarsa para pemangku adat dua belas atas persetujuan Raja Bantaeng, Karaeng Panawang (1877-1913), yang merupakan raja pertama BantaengLanggar tersebut menjadi tempat beribadah umat Islam, dan melakukan pengajian, serta kegiatan-kegiatan penyebaran Islam.
 
Tempat ini juga kerap digunakan raja bersama para pemangku adat untuk melakukan pertemuan dan rapat. Langgar tersebut yang kemudian dibangun menjadi Masjid Besar Taqwa Tompong dalam kurun waktu 1887 – 1913.
 
Masjid Besar Taqwa Tompong sebelum dilengkapi kanopi beranda.

Bangunan Masjid ini berdiri diatas tanah wakaf dari La Bandu seorang sudagar
asal Wajo Kabupaten Sengkang yang menetap dan menikah dengan perempuan Bantaeng. Selain mewakafkan tanahnya. La Bandu juga turut mendanai pembangunan masjid ini yang dirancang oleh La Pangewa seorang arsitek yang didatangkan dari Bone oleh La Bandu.
 
Arsitektur Masjid Besar Taqwa Tompong
 
Bentuk dasar bangunan utama Masjid Besar Taqwa Tompong ini mirip dengan Masjid Tua Palopo dan Masjid Al-Hilal Katangka. Bagian yang paling khas dari masjid ini terdapat pada mastaka dipuncak atap masjid yang dihias dengan sebuah guci dari era Dinasti Ming – China.

Bangunan utamanya berdenah segi empat dengan atap limas bersusun tiga. Bangunannya sarat dengan simbol-simbol filosofis, Di dalam masjid ada empat pilar (sokoguru) beton berukuran 80x80cm, berarti empat sahabat Nabi Muhammad saw, yaitu Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab,Usman bin Affan, dan Ali Bin Abu Thalib.
 
Interior Masjid Besar Taqwa Tompong dengan empat pilar beton, mihrab dan mimbar.

Langit-langit masjid memiliki 17 balok rangka menandakan 17 rakaat sholat lima waktu. Lima pintu masjid menyimbolkan lima rukun Islam, dan enam jendela, menyimbolkan enam rukun iman. Sejak dibangun, bentuk masjid yang sarat filosofis tersebut tak pernah diubah.
 
Berdiri di atas lahan 857 meter persegi. Bangunan berukuran panjang 31,5 M x lebar 21 M x Tinggi 16 meter. Terdiri dari tiga lantai. Saat ini lantai  kedua dan ketiga tidak lagi difungsikan. Sebelumnya digunakan sebagai tempat belajar agama dan mengaji bagi anak-anak setempat, dan juga tempat muazin mengumandangkan azan.
 
Tinggalan masa lalu di masjid ini masih terdapat sebuah mimbar khutbah yang terbuat dari kayu bayam berukit dihiasi relief dan kaligrafi yang berasal dari Singapura, lalu juga ada Kitab Suci Al-Qur’an tulisan tangan dan dua perangkat pengeras suara untuk azan yang berbentuk seperti terompet terbuat dari kayu dan besi.
 
Masjid Besar Taqwa Tompong. Kiri atas : atap limas bersusun tiga. Kanan atas : Guci dari era dinasti Ming menjadi mastaka dipuncak atap masjid. Kiri bawah: tangga menuju lantai atas. Kanan bawah : lantai atas masjid yang terbuat dari kayu. 

Untuk mengurangi dampak cuaca dan mencegah kerusakan dan memudahkan perawatan, kini tembok masjid ini ditutup dengan tegel begitupun dengan empat pilar (sokoguru) yang berdiri ditengah ruangan masjid.
 
Dimasa kini masjid Besar Tampong telah dilengkapi dengan sebuah bangunan menara tinggi berdenah segi empat dengan atap juga berbentuk atap limas (kerucut) beberapa corong pengeras suara ditempatkan disana dibawah atap. Sehingga muazin tak lagi menyuarakan azan dari lantai tiga masjid ini.
 
Cagar Budaya
 
Masjid Besar Tampong juga telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX melalui Surat Keputusan Bupati Bantaeng nomor 410/406/VIII/2019.***
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 
  
Rujukan
 
Arsitektur Masjid Tampong Sebagai Hasil Akulturasi / Sufyan, Jurusan sejarah dan kebudayaan islam fakultas adab dan ilmu budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta:
 

No comments:

Post a Comment