Bila anda kebetulan sedang melintas di jalan
raya Klari di Karawang yang menghubungkan kota karawang dengan Purwakarta, dan bertepatan
dengan tiba nya waktu sholat, di daerah tersebut ada bangunan masjid yang cukup
nyaman dan mengesankan untuk disinggahi guna melaksanakan ibadah sholat fardhu.
Masjid tersebut bernama Masjid Raya Al-Kasiah.
Masjid megah berbahan besi dan kaca ini bukan
dibangun oleh pemerintah atau warga sekitar, bukan pula oleh sebuah perusahaan.
Tapi dibangun oleh satu keluarga muslim, menjadikan masjid ini sebagai masjid
keluarga namun terbuka untuk muslim manapun. Bangunannya pun dirancang terbuka
dan ramah lingkungan dan ramah pengunjung, menghilangkan kesan “sungkan” bagi
siapapun yang mampir kesana.
Masjid Raya Al-Kasiah
Jl. Raya Klari, Desa Klari, Kabupaten
Karawang
Jawa Barat 41371 Indonesia
Sejarah
Pembangunan Masjid Raya Alkasiah
Masjid Al-Khasiah Klari adalah masjid
keluarga, didirikan dengan dana yang dihimpun oleh ahli waris Keluarga S.
Wongsoredjo, diprakarsai oleh Alm. Soekandar Wignjosoebroto (wafat 1988), putra
sulung S. Wongsoredjo, sedangkan pembangunan masjid dikerjakan oleh alm. Drs.
Moh Sisman (wafat 2005), putra bungsu S. Wongsoredjo. Semasa hidupnya, S.
Wongsoredjo (wafat 1948) bertugas sebagai kepala stasiun kereta api Klari. Nama
masjid diambil dari nama isteri S. Wongsoredjo (Kasiah), suatu nama yang
tersebut juda dalam al-Quran.
Arsitektur
Masjid Raya Al-Kasiah
Masjid Raya Al-Kasiah ini, cukup mengesankan
rancang bangun nya, cukup mengesankan pula ditilik dari siapa pembangun nya.
Bila di Putra Jaya Malaysia terkenal dengan masjid yang mereka sebut sebagai
masjid besi karena hampir keseluruhan material masjid tersebut menggunakan besi
dalam berbagai aplikasi, maka, masjid Raya Al-kasiah ini mungkin dapat disebut
sebagai masjid besi nya Karawang.
Plakat pembangunan masjid, ada di dinding sisi kiblat. |
Bangunan utama masjid Raya Al-kasiah ini
seluruhnya menggunakan struktur besi baja, dari tiang hingga kerangka atap.
Dari luar ataupun dari bagian dalam masjid terlihat dengan jelas besi besi yang
digunakan untuk bangunan masjid ini. Menjadi sangat menarik karena masjid ini dibangun
dalam arsitektur asli indonesia yang merupakan warisan kuno dari era ke emasan
Majapahit, namun menggunakan material bangunan ke kinian.
Seperti sudah dibahas dalam artikel terdahulu
di blog ini yang bertajuk “Warisan Majapahit di masjid masjid kita”bahwa
struktur bangunan masjid dengan atap limas besusun yang kini menjadi ciri utama
masjid asli Indonesia merupakan warisan kekayaan arsitektur Majapahit yang
diaplikasikan ke dalam arsitektur Islam Indonesia oleh Raden Sepat. Dan kini
menjadi bagian tak terpisahkan dari masjid masjid Nusantara.
Hampir seluruh dinding masjid ini menggunakan kaca kecuali sisi kiblatnya. Menghasilkan ruang dalam masjid yang terang benderang di siang hari. |
Berdinding
Kaca
Keseluruhan dinding masjid Al-Kasiah, kecuali
sisi mihrab, menggunakan material kaca bening. Perpaduan dinding kaca dan
ketinggian atap masjid benar benar menghilangkan kebutuhan energi listrik untuk
penerangan di siang hari. Rancangan yang demikian ini juga menghasilkan ruangan
yang tetap terasa nyaman di siang hari ditengah teriknya matahari Karawang.
Ruang dalam masjid dibangun tanpa plafon.
Rancangan seperti ini selain memberikan ruang yang leluasa bagi sirkualasi
udara yang berguna bagi menjaga temperatur di dalam ruanganan, juga memberikan
keindahan tersendiri bagi interior masjid yang dihasilkan dari padu padan
rangkaian besi kerangka utama masjid dengan latar belakang nya berupa lapisan
kayu penutup sisi bawah atap masjid.
Mihrab Masjid Raya Al-Kasiah, perhatikan kaligrafi di bagian atasnya, sangat menarik. |
Dinding di sisi mihrab yang menjadi satu
satunya yang berbahan beton, itupun tidak keseluruhan, bagian atas tembok sisi
mihrab ini, tetap di beri bukaan dengan dinding kaca. Di tembok sisi mihrab ini
dipajang sebuah kaligrafi Al-qur’an dalam ukuran besar. Plakat pembangunan
masjid juga dipasang ditembok ini di bagian bawah sebelah kiri. Sementara ruang
mihrab masjid ditenrangi cahaya alami dari glass wall yang dipasang di sisi
depan mihrab. Sisi atap mihrab di hias dengan mushaf al-Quran memberikan kesan
bahwa ruang mihrab ini seakan akan dipayungi oleh kitab suci Alqur’an yang
sedang terbuka dan menhadap ke bawah.
Pendopo
besar dari kayu.
Masjid ini dilengkapi dengan bangunan pendopo
yang berukuran jauh lebih besar dari bangunan utama masjid. pendopo yang
dibangun disisi timur dan terhubung dengan bangunan utama masjid menjadikan
pendopo ini sebagai ruang sholat tambahan bagi jemaah sholat jum’at. Layaknya
pendopo yang biasa dijumpai di masjid masjid dan keraton jawa, pendopo masjid
Al-Kasiah pun dibangun tanpa dinding, beratap genteng dan tak terlalu tinggi
untuk memberikan keteduhan. Sangat nyaman untuk beristirahat sejenak di pendopo
ini.
Sejuk, ijo royo royo. |
Halaman belakang masjid (sisi utara) masih
ada lahan terbuka yang dipenuhi dengan pohon buah buahan termasuk pohon mangga.
pohon pohon besar juga du tanam dihalaman depan dan disekitar pendopo. Pohon
pohon besar dan rimbun di area ini memberikan suasana adem dan sejuk di sekitar
masjid.
Menara
Masjid
Menara masjid Raya AlKasiah dibangun terpisah
dari bangunan masjid. letaknya pojok barat daya masjid atau disisi kiri gerbang
masuk ke kawasan masjid. menara masjid ini juga dibangun menggunakan material
besi baja dan beton bertulang. Menara segi empat ini ke empat sisinya ditutup dengan
panel besi berkerawang yang terlihat cukup unik.
dari arah komplek pemakaman keluarga. |
Pemakaman
Keluarga
Di sebelah barat masjid terdapat komplek
pemakaman keluarga yang diperuntukkan khusus bagi keluaga Wongsoredjo. Keluarga
yang membangun masjid raya ini. Komplek pemakaman ini cukup luas untuk ukuran
pemakaman keluarga. Lengkap dengan papan nama berukuran besar di pintu utama
pemakaman yang menhadap ke areal parkir di sisi barat bangunan masjid.
Aktivitas
Masjid Raya Al-Kasiah
Lokasi masjid ini yang berada di daerah
industri bukan di tengah tengah pemukiman warga ataupun komplek perumahan,
menjadikan masjid ini hanya ramai jemaah justru di hari kerja, bukan di hari
hari libur. Di hari Jum’at saat pelaksanaan sholat jum’at masjid ini penuh
sesak oleh jemaah yang merupakan karyawan dari perushaan perusahaan yang berada
di daerah tersebut, dan pengguna jalan yang kebetulan melintas di kawasan
tersebut.**updated 08-08-2019** (orriginal
post)
------------------------------------------------------------------
🌎 gudang
informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
Baca Juga
No comments:
Post a Comment