Masjid Raya Rengat |
Masjid Raya Rengat adalah masjid raya di kota
kecamatan Rengat, kabupaten Indragiri Hulu, provinsi Riau. Masjid ini merupakan
peninggalan dari Kesultanan Indragiri, pertama kai dibangun oleh Sultan Ibrahim
berupa sebuah surau bersamaan dengan pembangunan Istana Kesultanan Indragiri di
tahun 1786. Saat itu yang menjadi guru dan penyebar agama Kerajaan adalah Sayed Putih
Al-Idrus.
Sultan Ibrahim adalah sultan Indragiri ke 18,
beliau adalah putra dari Sultan Salehuddin Keramatsyah. Sultan
Salehuddin merupakan sultan Kerajaan Indragiri yang ke- 16. Sebelum naik
takhta, ia bemama Raja Hasan yang mulai berkuasa tahun 1735. Oleh karena Sultan
Salehuddin dikenal seorang yang taat beragama, setelah meninggal oleh
masyarakat dikeramatkan sehingga namanya menjadi Sultan Salehuddin Keramatsyah.
Masjid Raya
Rengat
JL. Hang lekir, Kp. Besar Kota
Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu
Riau 29319 Indonesia
Ia mempunyai tiga orang anak.
Anak tertua mendapat gelar Raja Kecik Besar Mambang yang kemudian naik tahta menjadi sultan Indragiri
ke 17 sepeninggal ayahandanya, Putra kedua-nya bernama Raja Hasan yang kemudian
menjadi Panglima Kerajaan pada saat Raja Kecik Mambang menjadi Raja.
Raja Kecik Besar Mambang menjadi sultan di Kerajaan Indragiri
hanya beberapa tahun saja. Ia lebih senang menjadi penyebar agama Islam
daripada menjadi raja, sehingga ia menyerahkan mahkota kerajaan kepada adiknya,
Raja Ibrahim yang naik tahta
menjadi Sultan Indragiri ke 18.
Sedangkan Raja Kecil Besar Mambang berdakwah
menyebarkan Islam hingga ke Daik (sekarang masuk ke dalam wilayah provinsi Kepulauan
Riau) hingga ahir hayatnya,
Makam beliau berada di Masjid Bukit
Cengkeh, beliau dikenal dengan gelar Sunan
Inderagiri
Masjid Raya Rengat Sekarang dan Dulu |
Sultan Ibrahim kemudian membangun istana di daerah
Rengat yang kemudian dijadikan ibu kota Kerajaan Indragiri. Dan mendirikan surau disekitar tahun 1786. Pada
tahun 1787, surau tersebut dirombak
menjadi sebuah masjid. Setelah Sultan wafat, ia dimakamkan dalam masjid buatannya. Ketika Kerajaan
Indragiri berhadapan dengan penjajah Belanda, masjid ini pun sering dijadikan
tempat dalam menyusun kekuatan untuk mengusir Belanda.
Masjid yang berukuran 28 m x 27
m, mulanya terbuat dari kayu. Sejak
berdiri sudah beberapa kali
mengalami perombakan. Pada masa
pemerintahan Sultan Indragiri ke
24 di tahun 1887 dilakukan
penggantian seluruh papan kayu dengan batu. Kemudian pada masa pemerintahan Bupati
Masnoer dilakukan pemugaran
tahun 1970.
Masjid terakhir dipugar dan dipagar tahun
1990 sampai dengan bentuknya sekarang oleh Drs. H. R.
Rifa`i Rahman, putra Rengat yang ketika itu menjabat sebagai Wakil Gubernur
Provinsi Riau. Kemudian dibangun pula menara oleh Pemerintah Kabupaten
Inderagiri Hulu.
------------------------------------------------------------------
🌎 gudang
informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
🌎 informasi
dunia Islam.
------------------------------------------------------------------
Referensi
Baca Juga
No comments:
Post a Comment