Subang adalah salah satu kabupaten di provinsi
Jawa Barat yang berada di kawasan pantai utara Jawa (Pantura). Nama Subang bagi
kabupaten ini, konon berasal dari kata Suweng atau anting anting, namun ada
juga yang mengatakan nama tersebut berasal dari nama “Babakan Subang” yang
merupakan kampung nya para muhajirin (pendatang) dari daerah yang bernama
Subang di kabupaten Kuningan yang didatangkan oleh perusahaan perkebunan P
& T Land ke daerah yang
kini dikenal sebagai kabupaten Subang, dan ada juga yang mengindikasikan bahwa
nama “Subang” bagi kabupaten ini berasal dari nama “Subang Larang” yang
merupakan salah satu istri dari Prabu Siliwangi.
Sejarah masuk dan berkembangnya agama Islam di
wilayah kabupaten Subang memang tidak dapat dilepaskan dari peran RM. Wangsa
Ghofarana. Beliau disebut sebut sebagai orang pertama yang membawa dan menyebarkan
Islam di wilayah ini. Wangsa Ghofarana Beliau adalah putera Sunan Wanapati,
raja di Talaga. Menurut silsilah Cianjur, ia putra Sunan Ciburang putra Sunan
Wanaperi dan masih merupakan keturunan
dari Ratu Galuh dan Prabu
Siliwangi, Raja Pajajaran.
Ghofarana dikatakan sebagai orang
pertama dari Talaga yang memeluk ajaran Islam. Penyebaran Islam ke talaga
adalah hasil kegiatan Sunan Gunungjati. Wangsa Ghofarana dimakamkan di
Nangkabeurit, Kecamatan
Sagalaherang, Kabupaten
Subang, hingga kini makam beliau ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai
daerah. Nama beliau
kini diabadikan sebagai nama jalan yang membentang di depan Masjid Agung
Al-Musabaqoh Kabupaten Subang yang sebelumnya bernama Jalan Masjid Agung.
Masjid Agung Subang
Jl. RA.
Wangsa Ghofarana No. 7, Karanganyar, Kec. Subang
Kabupaten Subang, Jawa Barat 41215
Indonesia
Masjid Agung Al-Musabaqoh Kabupaten Subang ini berada
di sebelah barat Alun Alun, antara keduanya dipisahkan oleh ruas Jalan RA.
Wangsa Ghofarana. Di sebelah utara masjid, berdiri (exs) gedung catatan sipil
yang masih asli dengan nuansa kolonial-nya, sedangkan disebelah selatan masjid
terdapat Gedung Da’wah Islam sekaligus Kantor DPD Pengajian Al-Hidayah
Kabupaten Subang. Lokasi Masjid Agung Subang ini juga berhadapan langsung
dengan Kantor Bupati Subang yang berada di Jalan Dewi Sartika di sisi timur
alun alun.
Menurut data Kemenag, Masjid Agung Subang
dibangun tahun 1978 di atas tanah wakaf seluas 10.000 m2 dengan luas bangunan 7.500 m2 dan mampu menampung 1000 jemaah.
Masjid ini juga telah memperoleh nomor identitas masjid yakni 01.2.13.13.03.000001. Namun demikian, bangunan masjid
yang kini berdiri merupakan bangunan hasil renovasi tahun 1993 di masa kepemimpinan
Bupati Eep Hidayat dan atas
bantuan Menteri Perhubungan ketika itu, Haryanto Danutirto.
Pada awalnya bangunan masjid agung ini berupa
bangunan beton dengan kubah utama bundar di atapnya ditambah dengan beberapa
kubah yang lebih kecil dan dilengkapi dengan satu menara. Keseluruhan bangunannya di cat warna putih
seperti masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Bangunan
tersebut kemudian dirombak total ke bentuknya saat ini dengan rancangan yang
sama sekali berbeda.
Atas, jemaah aksi solidaritas Palestina di dalam Masjid Agung Subang. Bawah : jemaah sholat Ied yang meluber hingga ruas jalan R.A. Wangsa Ghofarana di depan masjid. |
Dibangun dalam rancangan masjid modern, bangunannya
terdiri dari dua lantai, dilengkapi dengan tiga pintu akses, masing masing di
sisi timur, utara dan selatan. Setiap pintu akses ini dilengkapi dengan
beranda. Dua menara mengapit induk bangunan di sisi utara dan selatan bangunan
masjid, menambah anggun bangunan masjid termegah dan terbesar di kabupaten
Subang ini.
Rutin Agendakan
Pesantren Ramadan
Seperti masjid masjid Agung lainnya di
Nusantara, Masjid Agung Subang ini juga begitu semarak di bulan suci Ramadhan
dengan kegiatan “Pesantren Ramadhan”. Hanya saja di masjid ini, kegiatan
tersebut dimotori oleh anak anak muda dan remaja yang tergabung di dalam Forum
Aksi Rohis Subang (Faros),
anak anak muda ini secara rutin setiap tahun menyelenggarakan kegiatan serupa
di masjid ini yang mendapat respon positif dari pelajar di Subang mulai
dari SMP hingga SMA/SMK.
Sebagai masjid agung kabupaten, Masjid Agung
Al-Musabaqoh ini menjadi masjid pusat aktivitas ke-Islaman yang diselenggarakan
setingkat kabupaten termasuk penyelenggaraan dua sholat hari raya yang dihadiri
oleh Bupati, Wakil Bupati dan jajarannya serta para tokoh masyarakat dan kaum
Muslimin Subang.
Aksi Solidaritas
Palestina
Pada tanggal 23 Marer 2016 yang lalu, masjid
Agung Al-Musabaqoh Subang ini menjadi saksi kepedulian muslim Subang terhadap
kemerdekaan Palestina melalui Aksi Solidaritas untuk Perjungan Bangsa
Palestina yang diselenggarakan
di masjid ini. Dalam acara tersebut berhasil dikumpulkan dana sebesar Rp. 327.313.000 rupiah
ditambah 3 buah cincin emas. Pada
kegiatan solidritas tersebut menghadirkan
ulama Palestina, Syeikh Abdurrahim MA Shehab yang menjelaskan kondisi terakhir
Bangsa Palestina.
Referensi
No comments:
Post a Comment