Berdiri megah menghadap ke Alun Alun Kota Pati di Jawa Timur, Masjid Agung Baitunnur ini merupakan salah satu karya arsitek kawakan Prof. Muhammad Nu'man. |
Masjid Agung Baitunnur merupakan
masjid agung Kabupaten Pati,
Jawa Tengah. Lokasinya
beada di sisi barat alun alun di pusat kota Pati, tempat yang lebih dikenal
dengan nama Simpang lima. Di sisi utara alun alun kota Pati ini berdiri terdapat
Kantor Bupati Pati dan Gedung DPRD Kabupaten Pati. Masjid ini juga dilengkapi dengan Gedung
Islamic Center Kabupaten Pati yang berada di bagian belakang masjid, terhubung
teras dan kolam yang beralaskan tatanan batu batu kerikil yang memberikan efek
refleksi telapak kaki bagi siapa saja yang melaluinya.
Hampir keseluruhan bangunan masjid ini mengkombinasikan dengan apik apik antara
marmer putih pada lantai dan dinding bagian depan yang berpadu dengan ornamen
kayu berwarna coklat. Masjid
Agung Baitunnur ini merupakan salah satu karya dari maestro arsitek Indonesia,
Prof. Muhammad Nu’man yang dikenal luas dengan karya karyanya termasuk Masjid
Indonesia di Bosnia Herzegovina, Masjid
Agung At-Tien, Masjid
Islamic Center Jakarta dan masih banyak lainnya.
Masjid Agung Baitunnur Pati
Pati Kidul, Kec. Pati, Kabupaten
Pati, Jawa Tengah 59114
situs resmi : masjidagungpati.com
Sejarah Masjid Agung
Baitunnur Pati
Masjid Agung
Baitunnur Pati dibangun pertama kali oleh Raden Adipati Aryo Condro Adinegoro yang bernama asli Raden Bagus
Mita. Yang berkuasa tahun
1829-1895 M. Pembangunan Masjid Baitunnur ini dimulai pada tahun 1261 H atau
1845 M sebagaimana dijelaskan dalam prasasti berbentuk kaligrafi milik Masjid
Agung Baitunnur Pati yang sekarang berada di Masjid
Gambiran. Kaligrafi tersebut berbunyi: “ibtidaa’u binaa’i hadza
al-masjid fii sanah 1261 H / 1845 M”. (artinya: Awal Pembangunan Masjid ini
adalah pada Tahun 1261 Hijriyah bertepatan dengan Tahun 1845 Masehi)
Dahulu Atap
Masjid berundak seperti Masjid Agung Demak dan masjid-masjid kuno di Jawa
Tengah yang dibangun oleh para wali, berupa atap limas (seperti piramida) bersusun atau berundak undak yang
terdapat di rumah-rumah jawa kuno, bentuk atap seperti itu memang merupakan bentuk khas masjid
masjid tua tanah Jawa yang kini sudah menjadi ciri khas arsitektur masjid Nusantara.
Kemudian pada
tahun 1289 H / 1969 M atau 124
tahun seteah pembangunannya, masjid Agung Baitunnur Pati direnovasi. Sebagaimana dijelaskan pada
Tulisan Arab di sebelah kiri Prasasti Kaligrafi yang sama yang berbunyi “tajdiid wa tausii’u
hadza al-masjid fii sanah 1389 H / 1969 M” (artinya: renovasi dan
perluasan Masjid ini adalah pada Tahun 1389 Hijriyah yang bertepatan dengan
Tahun 1969 Masehi), Pada
masa itu Kabupaten Pati berada dibawah kekuasaan A.K.B.P. Raden Soehargo
Djojolukito (menjabat tahun 1967-1973
M).
Perjalanan metamorfosis Masjid Agung Pati |
Bentuk bangunan masjid berubah, atap masjid
yang sebelumnya tanpa kubah kemudian memiliki kubah di atasnya. Atap berundak
masjid masih dipertahankan. Menara depan masjid yang sebelum renovasi berdiri
gagah sudah tidak tampak lagi.
Rancangan Prof. Muhammad Nu’man
Pada tahun
1979 masjid Agung Baitunnur Pati direnovasi untuk kedua kalinya di akhir
Jabatan Bupati Kol. Pol. Drs. Edy Rustam Santiko (menjabat Bupati dari Tahun
1973-1979 M). Pembangunan Selesai pada tahun 1980 M yang pada saat itu Bupati
Pati dijabat Kol. Inf. Panoedjoe Hidayat. Desain masjid pada renovasi kedua ini
dilakukan oleh Nu’man dari ITB Bandung. Desain Masjid Agung Baitunnur Pati berubah
total dari desain sebelumnya.
Desain Masjid
Agung Pati yang sebelumnya berundak dan berkubah, setelah direnovasi pada 1979
M, atap Masjid tidak lagi berundak dan juga tidak lagi berkubah. Rancangan bangunan Masjid
tersebut terkesan desain minimalis dan bertahan sampai sekarang ini. Sebuah menara tunggal kini juga
berdiri kokoh dan menjulang disamping bangunan utama masjid.
Interior Masjid Agung Pati, Lain dari pada yang lain. |
Mimbar Kuno Masjid Agung Baitunnur
Masjid Agung
Baitunnur Pati juga memiliki mimbar unik dan kuno yang berumur sekitar 160
tahun. Mimbar ini adalah hadiyah atau pemberian Raden Adipati Aryo Condro
Adinegoro 9 tahun setelah pembangunan Masjid. Di dalam mimbar tersebut terdapat
prasasti bertuliskan huruf Arab Pegon.
Bunyi teks
pada Prasasti tersebut adalah: “yasa dalem kanjeng raden hadipati harya tjandra
adhinegara ing mimbar masjid negari pati punika (wulan) jumadal awwal (tahun)
dal (tahun) alfun wa mi´ataini wa sab’una (1270 H) utawi (wulan) januari tahun
1854 M”
(artinya:
karya/pemberian Kanjeng Raden Adipati Aryo Condro Adhinegoro berupa mimbar
Masjid Negara Pati pada Bulan Jumadil Awwal tahun Dal tahun seribu duaratus
tujuh puluh hijriyah (1270 H) bertepatan dengan Bulan Januari tahun 1854 M).
Referensi
No comments:
Post a Comment