Masjid Agung Kediri dari arah Alun Alun Kota Kediri. |
Masjid Agung Kediri adalah masjid termegah dan
terbesar di kota Kediri, Sesuai dengan statusnya sebagai Masjid Agung bagi Kota
Kediri, Masjid ini berdiri kokoh di depan alun alun kota Kediri di sebelah
timur sungai Brantas
serta berada di persimpangan jalan jurusan Surabaya dan Tulung Agung. Dari kejauhan sudah nampak menara-nya yang menjulang tinggi dengan kubah hijaunya. Bangunan masjid ini selesai
dibangun pada tahun 2006 dibangun tiga lantai dengan memadukan berbagai gaya
masjid dunia tanpa meninggalkan identitas masjid Nusantara.
Masjid agung Kediri juga dilengkapi dengan
lantai basemen yang berfungsi sebagai area pendukung operasional seperti tempat
wudhu, kamar mandi dan tempat parkir kendaraan bermotor. Lantai dasar masjid
merupakan ruang serbaguna yang kini biasa digunakan untuk acara acara kegiatan
keagamaan hingga prosesi ijab qobul dan acara pernikahan serta kegiatan
lainnya. Ruang sholat ditempatkan di lantai dua dan lantai tiga.
Masjid Agung Kota Kediri
Jl. Panglima Besar Sudirman No.160
Kp. Dalem, Kec. Kota Kediri, Kota Kediri
Jawa Timur 64129, Indonesia
Masjid Agung Kota Kediri ini dilengkapi dengan
satu bangunan menara yang menjulang tinggi berada di sisi tenggara bangunan
masjid dan sisi selatannya juga terdapat gedung perpustakaan masjid. Sederetan
anak tangga di tempatkan di sisi depan masjid yang menghadap ke jalan Raya
Panglima Sudirman sebagai akses bagi jamaah ke ruang utama masjid.
Jejeran pilar pilar beton bundar berukuran
besar dan tinggi mendominasi sisi tampilan luar bangunan masjid ini. Jejeran
pilar seperti ini dikenali sebagai salah satu ciri bangunan bangunan bergaya
Eropa. Ciri khas masjid Nusantara masih melekat di masjid ini yang pada
dasarnya berupa struktur atap yang berupa atap Joglo bersusun tiga.
Masjid Agung Kota Kediri, Dulu dan Kini. |
Tiga tumpukan atap masjid ini tidak dirancang
sejajar satu dengan lainnya melainkan bersilangan satu dengan lainnya
menghasilkan atap masjid yang berdenah seperti bintang delapan bila dilihat
dari udara. Bentuk atap tumpang bersilangan seperti ini dapat dijumpai di
Masjid Said Naum Jakarta Pusat. Segi delapan
dikenali sebagai salah satu simbol dunia Islam, sekaligus juga sebagai simbul
delapan arah mata angin mengisyaratkan bahwa Islam menebarkan rahmat bagi
seluruh alam.
Dipuncak tertinggi atap Masjid dilengkapi
dengan sebuah kubah bewarna hijau. Kubah merupakan salah satu ciri universal
sebuah bangunan Masjid. Pilar pilar tinggi dan besar di masjid ini mengingatkan
kita pada bentuk pilar di Masjid Agung Pati yang
dirancang oleh Prof. Muhammad Nu’man. Pilar pilar dengan bentuk nyaris serupa
juga digunakan di Masjid
The Foundation of Islamic Center of Thailand, Kedua Masjid yang disebut belakangan ini
dibangun jauh lebih dulu sebelum Masjid Agung Kota Kediri.
Interior Masjid Agung Kota Kediri |
Sentuhan bangunan masjid bergaya Usmaniyah
(Muslim Eropa / Turki) sangat terasa saat di dalam masjid dan memandang tembok
masjid yang massif dan tinggi dengan jendela jendela kaca berukuran besar.
Sebuah mimbar kayu berukir sangat indah ditempatkan di ruang mihrab yang juga
dihias dengan seni kaligrafi dari ukiran kayu yang sangat khas. Akan sulit bagi
anda untuk menemukan mimbar berukir seperti ini di masjid masjid di luar
Indonesia.
Masjid Agung Kota Kediri yang kini berdiri
bukanlah bangunan masjid pertama di tempat tersebut. Kota Kediri sudah memiliki
Masjid Agung Sejak Abad ke 17, sebuah masjid berkubah besar tanpa menara
memiliki kemiripan dengan masjid masjid di tanah melayu Sumatera. Menyimak foto
masa lalu masjid ini anda dengan mudah menemukan kemiripannya dengan Masjid
Azizi Langkat, Masjid
Raya Sulaimaniyah Serdang ataupun Masjid
Al Osmani yang semuanya
berada di Sumatera Utara. Hanya saja bangunan Masjid dari abad ke 17 tersebut
sudah tak berbekas, berganti dengan Masjid megah yang kini berdiri.***
No comments:
Post a Comment