Showing posts with label masjid di labuhanbatu utara. Show all posts
Showing posts with label masjid di labuhanbatu utara. Show all posts

Saturday, April 20, 2019

Masjid Raya Al Aman Aek kanopan, Labuhanbatu Utara


Masjid Raya Al-Aman Aek Kanopan.

Masjid Raya Al Aman Aek kanopan adalah masjid raya kabupaten Labuhanbatu Utara, provinsi Sumatera Utara. Masjid ini berada di Desa Aek kanopan, kecamatan Kualuh Utara yang merupakan ibukota kabupaten Labuhanbatu utara. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Labuhanbatu, ditetapkan dengan UU RI Nomor 23 tanggal 21 Juli 2008 dan menetapkan hari jadinya pada tanggal 15 Januari 2009.

Bila dilihat dari udara, wilayah kabupaten Labuhanbatu Utara ini tampak seperti lukisan indah  streogram yang terbentuk dari bentangan kebun kebun kelapa sawit yang menjadi primadona pendapatan masyarakat daerah tersebut.

Masjid Raya Al-Aman Aek Kanopan
Jl. Gazali Sinaga, Aek Kanopan Timur
Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara
Sumatera Utara 21273



Masjid Raya Al-aman merupakan pusat aktivitas ke-Islaman kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura). Lokasi masjid ini berada di lokasi yang sangat strategis di pusat kota Aek Kanopan. Lokasinya berdiri di pertigaan jalan linstas Sumatera dengan Jalan Gazali Sinaga, terpaut sekitar 450 meter dari komplek kantor Bupati Labuhanbatu Utara yang juga berada di ruas jalan lintas sumatera.

Lokasi masjid ini juga berdekatan dengan Terminal Bis Aek Kanopan dan menariknya Aek Kanopan ini, dari tata letak tempat ibadah-nya saja sudah cukuplah untuk menggambarkan kerukunan kehidupan beragama di Labuhanbatu Utara ini sangat harmonis.

Masjid ini bersebelahan dengan komplek Koramil 01 Aek Kanopan, SMA Muhammadiyah 9 Kualuh Hulu, di jalan Gazali Sinaga, berseberangan juga dengan SDN 115468 Aek Kanopan, dan masih satu ruas jalan yang sama bersebelahan dengan SMA Muhammadiyah terdapat Gereja HKBP Aek Kanopan.

Penduduk Labuhanbatu Utara di tahun 2015 total 351.097 jiwa. Dengan tingkat kepadatan 98,32 jiwa/km2. Mayoritas penduduknya beragama Islam (82.24%), Kristen Protestan (15.95%), Katolik (1.23%), Buddha (0.55%), Hindu (0.01%) dan Konghucu (0.01%).

Rencana pengembangan Masjid Raya Al-Aman Aek Kanopan.

Penggalangan dana untuk Palestina

Pada tanggal 19 Juli 2014 yang lalu masjid ini menjadi saksi aksi kepedulian muslim Labuhanbatu Utara terhadap rakyat Palestina dengan aksi penggalangan dana kemanusiaan bagi rakyat Palestina.

Dalam kesempatan itu berhasil dikumpulkan dana sebesar Rp. 100 Juta Rupiah yang kemudian diserahkan oleh Bupati Labuhanbatu Utara H.Kharuddinsyah Sitorus SE atau biasa dipanggil Haji Buyung, didampingi Sekdakab Drs Edi Sampurna kepada Kepala Cabang Bank Muamalat Aekkanopan, Arif untuk diserahkan kepada rakyat Palestina melalui lembaga baitul mal muamalat yang  sudah ditugaskan untuk mengelola bantuan-bantuan yang diarahkan ke Palestina.

Posko Mudik

Di musim mudik lebaran Mesjid Raya Al-Aman Aek Kanopan ini menjadi salah satu tempat persinggahan para pemudik untuk melepas lelah. Mesjid Al-aman menyediakan posko peristirahatan bagi para pemudik, selain itu fasilitas parkir yang luas serta teratak tambahan dan kaspet sejuk di bawah pohon sangat bermanfaat bagi pemudik yang hendak beristirahat. Pemudik sekalian memanfaatkan waktu istirahat untuk shalat.

Kunjungan Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno

Sebagai bagian dari safari-nya ke Sumatera Utara, Cawapres Sandiaga Uno, disambut antusias ribuan warga di Masjid Raya Al Aman Aekkanopan, Selasa (11/12/2018). Pekikan takbir dan sholawat terdengar mengiringi sandi saat memasuki kawasan masjid.

Kedatangan Sandi di dampingi anggota DPR RI Gus Irawan Pasaribu disambut antusias warga yang telah menanti sejak siang. Padatnya massa membuat tim pengaman kewalahan karena banyaknya warga yang hendak bersalaman dan foto bareng dengan mantan Wakil Gubernur DKI tersebut.

Hanya berselang beberapa menit saja, azan berkumandang dan rombongan masuk ke Masjid Al Aman untuk melaksanakan sholat Ashar berjamaah. Usai sholat, Gus Irawan Pasaribu selaku Ketua Tim Safari Maulid mengajak umat yang hadir mendoakan agar Sandiaga Uno dapat mencapai apa yang dicitakannya.

Referensi


------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Saturday, September 9, 2017

Masjid Raya Tanjung Pasir

Masjid Raya Tanjung Pasir atau Masjid Raya Alhaji Muhammad Syah.

Masjid Raya Tanjung Pasir atau Masjid Raya Alhaji Muhammad Syah adalah masjid raya yang berada di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhanbaut Utara, Provinsi Sumatera Utara. Masjid ini merupakan peninggalan Kerajaan Kualuh, Karenanya Masjid Raya ini juga seringkali disebut dengan Masjid Sultan Kualuh. Selain itu masjid ini juga dikenal dengan nama Mesjid Raya Alhaji Muhammad Syah, lokasinya berada jalan besar desa Tanjung Pasir.

Masjid bersejarah bercorak Melayu yang berukuran sekitar 20 x 20 meter ini terletak tak jauh dari sungai Kualuh, sungai yang membentang dari Kecamatan Kualuh Hulu, Kualuh Selatan, Kualuh Hilir, dan Kualuh Leidong. Selain arsitekturnya yang menarik, Masjid ini juga memiliki arti penting dari sisi sejarahnya di masa lampau.

Mesjid Raya Alhaji Muhammad Syah
Tj. Pasir, Kecamatan Kualuh Selatan
Kabupaten Labuhanbatu Utara
Sumatera Utara 21457



Didirikan oleh Sultan Kualuh III, Al-Haji Muhammad Syah pada tahun 1937.
Kesultanan Kualuh merupakan pecahan Kesultanan Asahan yang berdiri pada abad XVI, sedangkan Kesultanan Kualuh pada abad XVIII. Pada tahun 1920 Sultan Al-Haji Muhammad Syah memindahkan pemerintahan Kerajaannya ke Tanjung Pasir dan mendirikan Istana.

Anak gadis Sultan menikah dengan salah seorang pangeran dari kerajaan Langkat. Sebagaimana ayahandanya, Putri Sultan yang menjadi permaisuri tersebut berkeinginan membangun Masjid di Labura. Sultan berkunjung ke kerajaan Langkat, beliau sangat kagum melihat keindahan bangunan Masjid Azizi yang dibangun oleh Sultan Langkat pada waktu itu. Beliau menginginkan pembangunan masjid di seperti Masjid Azizi dan meminta agar membuatkan gambar dengan ukuran mini.

Sejarah Masjid Raya Al-Haji Muhammad Syah diawali berdirinya Kerajaan Kesultanan Kualuh di Labura pada abad XIX, tepatnya tahun 1829 dengan raja pertama Sultan Haji Ishaq Syah. Setelah beliau mangkat maka digantikan oleh putra tertuanya bernama Sultan Al-Haji Abdullah Syah dan memindahkan pemerintahan kerajaannya ke Kampung Masjid Kecamatan Kualuh Hilir yang sebelumnya kampung tersebut bernama Djatuhan Dadih.

Masjid Raya Tanjung Pasir

Perubahan nama kampung tersebut terjadi setelah kedatangan seorang ulama dari Rokan, Riau bernama Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan beserta para pengikutnya sekitar 150 orang. Kedatangan ulama terkenal tersebut disambut oleh Sultan dan memberikan bantuan berupa beras dan sejumlah uang untuk keperluan para santri.

Atas anjuran Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan, setelah Sultan berguru beberapa tahun maka Sultan berniat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah beserta putranya yang bernama Tengku Biong (yang kelak akan berganti nama) pada tahun 1870 selama kurang lebih 3 tahun untuk memperdalam ilmu agama.

Di sana, Sultan mendirikan tempat tinggal di sekitar Masjidil Haram tepatnya berada di Pasar Seng. Tempat tinggal tersebut diperuntukkan bagi keluarga dan masyarakat Kesultanan Kualuh yang pergi melaksanakan haji pada saat itu sehingga tidak perlu lagi mencari tempat tinggal di Mekah. Selanjutnya setelah Sultan merasa cukup, atas permintaan rakyatnya maka Sultan kembali ke tanah air (Kualuh) dan mewakafkan tempat tinggal tersebut.

Sebelum Sultan berangkat ke tanah suci, bersama Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan membangun sebuah masjid, yang kelak tempat tersebut bernama Kampung Masjid kerena terdengar kabar ada ulama besar mengajarkan ilmu agama di kampung tersebut.

Referensi