Masjid At-Taqwa Ketapang, sebelum dipindahkan ke tempat ini dulunya merupakan Masjid Jami Kerajaan Matan. |
Kerajaan Matan adalah sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di
wilayah kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Kerajaan ini pada masa jayanya
memiliki satu masjid Jami’ yang merupakan masjid resmi kerajaan Matan. Masjid
tersebut berada di kelurahan kauman, kecamatan Benua Kayong, kabupaten
Ketapang. Meski sudah tidak asli namun bangunan masjid ini masih terpelihara
dan digunakan dengan baik oleh muslim setempat dan kini disebut dengan Masjid
At-Taqwa.
Kini Masjid ini juga sudah kehilangan statusnya sebagai masjid kerajaan
sehingga kini tinggal
kenangan sebagai masjid panembahan di masa Kerajaan Matan. Meski
merupakan masjid kerajaan pada masanya, masjid ini tidak dibangun berdekatan
dengan istana kerajaan. Sejarawan
Dardi D Has menyebut, ketika pusat pemerintahan Ketapang berpindah dari
Tanjungpura ke Mulya Kerta, bentuk pemerintahan kesultanan berubah menjadi
kerajaan yang bersifat sekuler, dan itu salah satu penyebab pembangunan masjid
ini tidak berdekatan dengan istana kerajaan.
Masjid
At-Taqwa
Jalan KH Ahmad Dahlan,
Kelurahan Kauman
Kecamatan Benua Kayong Kauman,
Benua Kayong
Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat 78821
Ketapang merupakan salah
satu kota pertama yang kerap disebut sebagai pintu masuk tersebarnya Islam di
Kalimantan Barat. Salah satu jejak sejarahnya adalah Masjid At-Taqwa ini. Awalnya letak Masjid Jami At-Taqwa persis
di pinggir Sungai Pawan. Masjid
tersebut begitu tinggi, layaknya bangunan-bangunan di masa lalu, di mana untuk
mencapai lantai dasar masjid, harus menaiki tangga yang cukup tinggi,
namun karena erosi, maka kemudian
masjid tersebut dipindahkan
ke daerah yang lebih tinggi.
Pemindahan masjid tua ke
lokasi sekarang, berlangsung pada tahun 1950. Relokasi itu dirintis ulama besar
Kampung Kauman, yang
cukup lama bermukim
di Mekah, H. Muhammad Ali Usman. Setelah
pembangunan masjid selesai, Usman sempat mengajar di Darul Ulum. Ia wafat di
Bandung, Jawa barat, 30 Maret 1988.
Dalam catatan
warisan budaya di Kerajaan Tanjungpura, masjid dibangun pada masa pemerintahan
Panembahan H. Gusti Muhammad Sabran yang memerintah Kerajaan Matan di Mulia
Kerta pada tahun 1876-1909. namun bagian asli dari Masjid ini hanya tersisa satu
batang bekas tiang saja. dam
sejak dipindahkan ke lokasi baru, namanya pun berubah dari Masjid Jami’ Menjadi
Masjid At-Taqwa.
Dulu, Imam Masjid Jami
Kerajaan Matan Kampung Kaum adalah H. Muhammad Yunus yang bergelar Imam
Maharaje berasal dari Tanjungpura dan selaku Mufti yakni H. Abdul Madjid
bergelar Mulfi Setie Oegame Matan yang diangkat tahun 1903 M(1323 H).
Masjid At-Taqwa pada
zaman Kerajaan Matan merupakan masjid satu-satunya yang ada di Ketapang. Masyarakat
muslim dari Kampung Negeri Baru, Kampung Mulya Kerta, Kampung Arab, Kampung
Tuan-Tuan, Kampung Banjar, Kampung Sungai Kinjil, Kampung Baru, Kampung
Sukabaru, Kampung Mulia Baru, Kampung Kantor, Kampung Tengah, Kampung Sampit,
serta Panembahan Sabran melaksanakan Salat Jumat di masjid tersebut.
Panembahan Sabran
memerintah Kerajaan Matan setelah menggantikan Pangeran Perdana Menteri atau
Pangeran Jaya Anom (1833—1845). Gusti Sabran kemudian memindahkan pusat
pemerintahan dari Tanjungpura ke Mulya Kerta pada 1876. Di sini kemudian
terjadi perubahan nama dari Kesultanan Tanjungpura menjadi Kerajaan Matan
dengan kepala pemerintahan seorang panembahan.***
Referensi
No comments:
Post a Comment