Masjid Besar Lembang |
EMPAT
menara berdiri tegak di setiap sudut bangunan masjid. Satu menara lagi berdiri
di sudut kanan halaman masjid. Kelima menara dengan bentuk serupa ini menambah
kesan anggun dan cantiknya Masjid Besar Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Didominasi
cat warna hijau muda, masjid yang terletak di depan Alun-alun Lembang atau
tepatnya di Kampung Kaum, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, ini selama puluhan
tahun menjadi tempat peribadatan warga sekitar.
Tidak
diketahui pasti kapan masjid ini berdiri. Tidak ada literatur dan saksi mata
yang bisa menjelaskan sejarah pendirian masjid tersebut. Namun satu hal yang
pasti, masjid ini pernah menjadi tempat pengungsian warga korban dari
gerombolan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia).
"Saya
masih ingat, dulu masjid ini pernah jadi tempat pengungsian korban gerombolan
(DI/TII)," kata Asep Suherman (70), pria yang lahir dan besar di Kampung
Kaum, tak jauh dari Masjid Besar Lembang, Rabu (8/8).
Menurut
Asep, saat itu para pengungsi dari kawasan Jayagiri yang rumahnya dibakar
memilih berlindung di masjid ini. Meski kondisi masjidnya saat itu masih
sederhana, ukurannya kecil dan bangunannya perpaduan dari tembok dan kayu, para
pengungsi tetap betah karena merasa aman berada di dalam masjid tersebut.
Seiring
dengan perkembangan zaman, Masjid Besar Lembang pun beberapa kali direnovasi.
Tercatat pada 1979 dimulai renovasi besar-besaran atas prakarsa Camat Lembang
(saat itu) Nonon Sonthani. Belakangan Nonon menjadi Wali Kota Bekasi.
Selain
merenovasi bangunan, luas lahannya pun ditambah. Kini luas lahan Masjid Besar
Lembang mencapai 4.000 meter persegi. Adapun luas bangunannya mencapai 2.000
meter persegi. Saat ini bangunan masih satu lantai. Rencananya dipersiapkan
untuk dua lantai.
"Renovasi
ini sampai sekarang belum selesai. Jadi kami terus membangun dan mempercantik
masjid ini," kata Eutik M Zaelani, Ketua Bidang Imaroh (Kemakmuran) DKM
Masjid Besar Lembang.
Selain
pembangunan secara fisik, kata Eutik, di masjid ini juga digelar sejumlah
aktivitas keagamaan. Mulai dari salat berjemaah hingga pendidikan keagamaan
untuk anak-anak.
"Kami
memiliki pendidikan setingkat taman kanak-kanak. Ada TK Alquran, ada TK Taman
Pendidikan Alquran, ada Madrasah Diniyah. Kami juga menggelar pengajian
anak-anak setiap magrib. Juga ada pengajian rutin ibu-ibu," kata Eutik.
Di
bulan Ramadan ini, aktivitas keagamaan pun semakin meningkat. Selain menggelar
salat tarawih berjemaah, kuliah subuh, dan pertemuan remaja masjid, DKM Masjid
Besar Lembang juga menyediakan takjil setiap hari untuk mereka yang hendak
berbuka puasa.
"Kami
juga kerap menggelar tablig akbar. Beberapa dai kondang pernah ceramah di sini.
Di antaranya Pak EZ Mutaqin, Miftah Faridl, Aa Gym, Zainuddin MZ, Kiai
Ghazali. Bahkan pernah juga ulama besar
Kiai Anwar Musaddad," ujar Eutik. (*)
No comments:
Post a Comment