Masjid
Uswatun Hasanah, Istiqlal Mini di Nagreg
|
SIAPA
sangka terdapat masjid yang berjuluk "Masjid Istiqlal mini" pinggir
Jalan Raya Nagreg? Masjid bernama Uswatun Hasanah ini berada di kawasan turunan
Nagreg, tepat di pinggir jalan yang selalu dilewati pengendara dari Bandung
menuju Tasikmalaya dan Garut, atau sebaliknya.
Disebut
sebagai Masjid Istiqlal mini karena bentuk ketiga kubahnya sama persis dengan
bentuk kubah kecil di Masjid Istiqlal di Jakarta. Hanya saja, tiga kubah ini
sekarang bercat warna keemasan. Selain itu, semen yang digunakan untuk
membangun masjid ini pun sama persis dengan jenis semen yang digunakan pada
Masjid Istiqlal, yakni Pazzolan Trass.
Masjid
Uswatun Hasanah didirikan oleh Ili Sasmitaatmaja, warga sekitar tempat masjid
tersebut berdiri, yakni di Kampung Paslon, Desa Ciherang, Kecamatan Nagreg,
Kabupaten Bandung, 17 Agustus 1958. Ili sempat menjadi panitia pembangunan
Masjid Istiqlal di Jakarta dan memiliki hubungan sangat dekat dengan mantan
presiden Soekarno.
Anggota
DKM Uswatun Hasanah, Nurdin Setiawan (50), mengatakan, gaya bangunan masjid ini
sangat dipengaruhi arsitektur Masjid Istiqlal, termasuk spesifikasi
bangunannya. Semen jenis khusus dari Jerman yang digunakan untuk pembangunannya
membuat masjid ini sangat kokoh.
"Walaupun
sudah berusia puluhan tahun, dinding masjid ini tidak bisa dipaku menggunakan
paku beton, kecuali menggunakan mesin bor. Mantan presiden Soekarno meminta Pak
Ili supaya membuat masjid yang bisa kuat sampai seribu tahun. Dan Masjid
Uswatun Hasanahlah masjid itu," kata Nurdin saat ditemui di masjid
tersebut, Sabtu (11/8).
Walaupun
sering bergetar akibat truk yang melintasi Jalan Raya Nagreg, dinding masjid
ini tidak pernah retak. Begitu pun dengan bagian kubah dan menaranya.
Masjid
Uswatun Hasanah memang terlihat mungil, hanya bisa menampung sekitar 84 warga
pada saat salat berjemaah. Namun, selasar dan halamannya yang luas bisa
menampung ratusan warga. Masjid ini dilengkapi sebuah menara, kolam ikan, dan
taman, yang membuat masjid ini makin sedap dipandang.
Nurdin
mengatakan, sejak berdiri, masjid ini selalu digunakan juga sebagai tempat
persinggahan para musafir untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke
Bandung atau Garut. Karena itu, masjid ini memiliki lapangan parkir luas,
deretan toilet, dan rumah makan, yang disediakan untuk para musafir.
"Sebelum
ada tempat pelayanan kesehatan dan pos lainnya di Nagreg, masjid ini selalu
menjadi tempat pengobatan korban kecelakaan. Kalau masuk masa mudik
Lebaran, banyak yang tidur dan mandi di
masjid ini," kata Nurdin, yang sudah menjadi anggota DKM sejak sekolah di
SD.
Masjid
Uswatun Hasanah, ujarnya, berperan penting pada saat dilakukan operasi pagar
betis untuk mengepung para pemberontak DI/TII. Masyarakat sekitar menganggap
masjid ini sebagai tempat paling aman dari serangan para pemberontak tersebut.
Menjelang
masa mudik dan balik Lebaran, masjid ini terus berbenah untuk menyambut para
pemudik yang membutuhkan tempat untuk beristirahat sejenak atau salat sambil
menikmati keunikan "Masjid Istiqlal mini" di Nagreg ini. (*)
ini masjid sangat asri,udara sekitar sangat segar,tidak berubah dari dulu,insyaAlloh nanti akan sholat jum'at an lagi di masjid ini, love it,,,,
ReplyDeleteMasya Allah jadi teringat Ustadz Makmun dan pak Yayat guru saya ketika bermukim di Uswatun Hasanah.
ReplyDelete