Muslim Rohingya - Myanmar |
Muslim
Rohingya Myanmar yang tinggal di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh meminta
pejuang demokrasi Aung San Suu Kyi berbicara bagi mereka dan membantu mengakhiri
penindasan mereka, Rabu (13/6).
Bangladesh
yang berbatasan dengan Myanmar adalah rumah bagi sekitar 300 ribu pengungsi
Rohingya. Sekitar sepersepuluh dari mereka hidup dalam kondisi memprihatinkan
dalam kamp bantuan PBB. Sekitar 25 orang tewas dan 41 orang lainnya terluka
dalam kerusuhan lima hari antara umat Buddha dan Muslim Rohingya di negara
bagian Rakhine. Sekitar 1.600 rumah Muslim Rohingya juga dibakar.
"Kami
meminta perlindungan kepada PBB, negara-negara lain, pemerintah Myanmar dan
terutama untuk Suu Kyi," ujar pemimpin pengungsi Rohingya yang tinggal di
kamp Nayapara di kota perbatasan Teknaf, Mohammad Islam, seperti dilaporkan
AFP, Kamis (14/6).
Sejauh
ini, menurut Islam, Suu Kyi belum melakukan atau mengatakan apapun bagi para
muslim. Padahal Muslim Rohingya, termasuk orangtuanya mendukung Suu Kyi dalam
pemilihan umum 1990. Seperti rakyat
Myanmar lainnya, dia hanya diam mengenai hak Muslim Rohingya.
Dalam
kunjungan pertamanya di luar Myanmar dalam 24 tahun, Suu Kyi bulan lalu bertemu
ribuan pengungsi Myanmar yang tinggal di kamp perbatasan Thailand. Dia berjanji untuk mencoba melakukan apapun
yang dia bisa untuk membantu mereka kembali ke rumah dan bersumpah tidak akan
melupakan mereka.
Islam
mengatakan, sementara Suu Kyi menyoroti nasib pengungsi Myanmar lainnya yang
sebagian besar orang Karen, Muslim Rohingya sudah tidak mempunyai harapan lagi.
"Kami mendengar hubungan antara pemerintah dan Suu Kyi telah diperbaiki
dan kini negara mengalami reformasi. Tapi untuk Rohingya perubahan ini tidak
berarti apa-apa," kata Islam.
Rohingya
sejak lama diperlakukan sebagai orang asing oleh pemerintah dan kebanyakan
rakyat Myanmar. Rohingya berbicara mirip dengan dialek Bengali di tenggara
Bangladesh. Para aktivis mengatakan situasi tersebut telah memupuk perpecahan
dengan umat Budha rakhine.
No comments:
Post a Comment