Saturday, January 21, 2017

Masjid Ar Raudah, Pekojan - Jakarta

Interior Masjid Ar-Raudah di Pekojan, Jakarta, seperti masjid masjid kebanyakan dilengkapi dengan mihrab meski hanya berupa ceruk kecil dan sebuah mimbar. namun tampilan luar masjid ini berupa bangunan seperti bangunan rumah disekitarnya, tidak nampak sebagai sebuah bangunan masjid.

Masjid Ar-Raudah adalah salah satu masjid tua di Jakarta yang berada di Jalan Pekojan II, kelurahan Pekojan, kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Masjid ini dahulunya merupakan tempat berkumpulnya anggota Jamiatul Khair (Perkumpulan Kebaikan) yang dibentuk oleh Ali dan Idrus yang berasal dari keluarga Shahab di masa penjajahan Belanda.

Perkumpulan itu berperan dalam penyebaran agama Islam pada masa Hindia Belanda. Namun, Belanda mencurigai kumpulan tersebut. Jamiatul Khair tetap ingin diakui sebagai organisasi dan mengajukan permohonan pada 1903. Baru pada 1905 mereka resmi diakui sebagai organisasi oleh pemerintah kolonial Belanda.

Ide dasar dari perkumpulan Jamiatul Khair adalah untuk memunculkan ide para pemuda Islam untuk membentuk organisasi organisasi kebangsaan lainnya seperti Budi Utomo yang berdiri pada 1908. Sejarah perkumpulan Jamiatul Khair dan adanya sumber mata air di dalam masjid ini yang tak pernah kering makin menghiasi sejarah dari Masjid Ar Raudah di Pekojan II ini.

Masjid ini berada di Jalan Pekojan II dan masuk ke dalam sebuah gang kecil, dengan banyak rumah di sekitarnya. Tampak luar masjid didominasi oleh warna cat putih dan hijau pada pintu dan jendela. Dominasi warna cat masjid ini sama halnya seperti Masjid An Nawier yang berada tepat di depan Jembatan Kambing dan Penjagalan, di kawasan yang sama. Masjidnya berlantai satu, dari luar memang tak tampak seperti masjid, bahkan layaknya rumah biasa saja. Di luarnya juga terdapat sofa-sofa sebagai tempat duduk di teras masjid.

Namun, ketika kita memasuki ke dalam, itu benar adalah masjid. Bagian depan ruangan terdapat mimbar, sajadah panjang, rak tempat Al Qur’an, dan bagian pojok kiri terdapat ruang shalat bagi wanita. Beranjak kepada ruangan selanjutnya, maka kita akan dikejutkan oleh sekolam mata air yang besar. Mata air di dalam Masjid Ar Raudah ini dikenal warga dengan mata air yang tak pernah kering meski pada musim kemarau sekali pun, bahkan kedalaman airnya pun tak diketahui. Bentuknya seperti kolam air biasa saja, banyak warga pun jika musim kemarau tiba mengambil air dari sana. ***

No comments:

Post a Comment