Masjid Amru Bin Ash di Fustath, Kota Kairo - Mesir, di malam hari (foto dari Flickr) |
Saksi Kebijaksanaan Sang Khalifah
Pernah
mendengar kisah tentang kebijaksanaan khalifah Umar Bin Khattab dalam
menegakkan keadilan bagi seluruh rakyatnya ?. Masjid Amru Bin Ash di Kairo,
Mesir ini menyimpan cerita tersebut sebagai teladan bagi para pemimpin setelah
Beliau. Kisah ini seringkali pernah dituturkan oleh (alm) Kyai Sejuta Ummat,
Zainudin MZ dalam salah satu episode ceramah-Nya.
Kisah
bermula ketika di tahun 641 Masehi bertepatan dengan tahun ke 21 Hijriah, Amru bin Ash berhasil merebut wilayah Mesir dari
kekuasaan emperium Romawi. Amru bin Ash adalah salah satu sahabat baginda
Rosulullah S.A.W. beliau mengemban amanat sebagai Jenderal perang semasa
pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab. Pada tanggal pada
1 Muharram 20 H./8 November 641 M, Amru bin Ash memproklamirkan kota
Fustath (kini bagian dari Kairo Tua) sebagai Ibukota wilayah Islam di Mesir dan
beliau sendiri ditunjuk oleh Khalifah Umar sebagai Gubernur Mesir Pertama.
Manakala
beliau berencana membangun Masjid bagi kota yang baru saja dimulai
pembangunannya itu, beliau berkeinginan membangun sebuah masjid besar di atas
tanah yang cukup luas tak jauh dari kediaman resminya. Hanya saja di atas lahan
tersebut terdapat sebuah gubuk milik seorang Yahudi tua. Amru bin Ash sudah melakukan negosiasi langsung
dengan-nya namun Yahudi tua tersebut menolah untuk menyerahkan tanah milik-nya.
Masjid Amru Bin Ash di siang hari |
Selaku
Gubernur, Amru bin
Ash naik pitam dan
memerintahkan pembongkaran paksa atas gubuk reot tersebut. Dalam keputus-asa-an
menghadapi kesewenangan gubernurnya, Yahudi tua tersebut memutuskan untuk
mengadu ke Khalifah Umar Bin Khattab di Madinah, Dan peristiwa setelah itu
mengubah segalanya. Yahudi tua tersebut sama sekali tak menduga bahwa Khalifah
yang ditemuinya adalah seorang yang sangat sederhana jauh dari kemewahan.
Lebih
terheran heran lagi ketika setelah mengadukan masalahnya, khalifah Umar
ternyata marah besar dan meminta-nya untuk mengambil sepotong tulang, lalu
dengan ujung pedangnya Umar menorehkan garis lurus di potongan tulang tersebut
dan meminta Yahudi tua tersebut memberikan tulang itu langsung ke Gubernur Amru bin Ash di Mesir.
Seketika
setelah menerima potongan tulang dari Yahudi tua itu, Gubernur Amru bin Ash pucat pasi dan serta merta
memerintahkan semua bawahannya untuk mengentikan pembangunan masjid di lahan
Yahudi tua tersebut dan memerintahkan menghancurkan bangunan masjid yang sudah
setengah jadi berdiri disana. Kontan saja tindakan itu membuat Yahudi tua itu
terhenyak dalam keheran yang bertubi tubi sejak dia bertemu dengan Khalifah
Umar bin Khattab di Madinah.
Gubernur
Amru bin Ash yang kemudian menjelaskan semuanya
setelah meminta maaf atas kesewenang wenangnannya. Beliau menjelaskan bahwa
tulang yang diserahkan Yahudi tua itu adalah perintah langsung dari Khalifah
kepada dirinya selaku gubernur, untuk senantiasa bertindah adil, bertindak
lurus baik dari kalangan atas sampai kalangan paling bawah seperti hurup alif
yang digoreskan khalifah Umar di atas tulang tersebut, bilamana tak mampu
menjalankan amanah dengan adil maka pedang khalifah Umar sendiri yang akan
memenggal kepalanya. Itu sebabnya Gubernur Amru bin Ash langsung pucat pasi menerima
peringatan langsung dari Khalifah tersebut.
Interior masjid Amru Bin Ash |
Alih
alih gembira dengan keputusan gubernurnya yang menghentikan pembangunan masjid
di atas lahan miliknya, Yahudi tua tersebut malah meminta khalifah untuk
menghentikan pembongkaran bangunan masjid yang sedang dibangun itu. Dia mengaku
sangat kagum dengan kepemimpinan Khalifah Umar yang begitu adil dan sangat
kagum dengan ajaran Islam dan karenanya dia ridho menyerahkan lahannya untuk
dibangun masjid dan meminta Gubernur Amru bin Ash untuk membimbingnya masuk Islam.
Subhanallah.
Masjid Tertua di Mesir dan Benua Afrika
Masjid
Amru Bin Ash ini seringkali disebut sebagai 'Taj Al-Jawami' atau 'Mahkotanya
Masjid'. Mesjid yang berada di
wilayah Fusthath
dibagian kota tua Kairo ini merupakan masjid pertama di Mesir dan Benuar Afrika.
Meski bangunan asli yang dibangun semasa Amru bin Ash sudah tak tersisa lagi, namun sejarah
awal pembangunannya menjadikan masjid ini memegang peranan penting bagi
peradaban Islam di Mesir dan benua Afrika.
Bangunan
masjid yang kini berdiri merupakan hasil pembangunan para penguasa sesudah
Beliau. Keindahan arsitekturalnya menarik perhatian berbagai pihak termasuk
para turis dari mancanegara, mahasiswa local dan luar negara, sampai sampai
salah satu adegan Film Ketika Cinta Bertasbih yang
diangkat dari novel karya Habiburrahman El-Shirazy, juga mengambil
tempat di pelataran tengah masjid ini. jadi, tak ada salahnya bila anda sedang berkunjung
ke Kairo untuk menyempatkan sejenak singgah ke masjid bersejarah ini.**
Begini gaya pengajian Ramadhan di Masjid Amru Bin Ash |
Source :
rindumasjid
----------------------
::: Baca juga :::
No comments:
Post a Comment