Artistik. Tampilan Masjid Agung Nurussalam di komplek perkantoran Pemkab Tanah Bumbu ini memiliki rancangan yang artistik dan tak biasa. |
Kabupaten Tanah Bumbu adalah
salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan. Sebelumnya kabupaten ini termasuk
dalam wilayah Kabupaten Kotabaru. Ibukota
kabupaten terletak di Kelurahan
Kelurahan Gunung Tinggi (dulunya
bernama Desa Pondok Butun)
kecamatan Batu Licin. Sedangkan
sentra kegiatan usaha dan ekonomi berada di kecamatan Simpang Empat, yang dulunya juga merupakan bagian dari Kecamatan
Batulicin. Kabupaten ini memiliki
luas wilayah 5.066,96 km² dan jumlah penduduk sebanyak 267.913 jiwa (Sensus
2010).
Pemekaran Kabupaten Tanah Bumbu dari kabupaten Kotabaru ditetapkan
berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 tanggal 8 April 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan
Selatan. Berdasarkan undang-undang tersebut, Kabupaten Tanah Bumbu selalu
merayakan hari jadinya pada tanggal 8 April setiap tahunnya. Nama historis yang pernah digunakan
untuk menyebut daerah kabupaten ini adalah Tanah Koesan – 1879 dan Tanah Bumbu
Selatan.
7 Tahun setelah dibentuknya kabupaten Tanah
Bumbu, di Batu Licin telah dibangun Masjid Agung kabupaten yang berada di dalam
komplek pemerintahan Kabupaten Tanah Bumbu, di Kawasan Gunung Tinggi, Batu
Licin. Masjid yang diberi nama Masjid Agung Nurussalam, diresmikan pada tanggal
25 April 2010 dengan luas keseluruhan mencapai 10.000 meter persegi berdaya tamping
mencapai 10 ribu Jemaah.
Arsitektur Masjid
Agung Nurussalam
Masjid tampak megah dengan
bentuknya yang unik, kubah besar, serta dominasi warna biru cerah yang
mencorong. Bentuk dasar bangunannya bulat, berbeda dengan kebanyakan masjid dan
bangunan lain di Indonesia yang biasanya persegi. Di bagian
luar, bentuk bundar masjid dihiasi bukaan yang menerobos masuk ke ruang utama
masjid. Atap masjid yang berbentuk oval melancip bertingkat dua sekilas mirip
bentuk atap depan Teater Keong Emas Taman Mini Indonesia Indah dan Sidney Opera
House.
Interior Masjid Agung Nurussalam Tanah Bumbu |
Bukaan jendela dipisahkan menjadi
empat sisi yang dibatasi oleh empat menara dinding dengan kubah kecil di
atasnya membentuk empat sudut pada tubuh bangunan, sehingga terdapat pola empat
sisi bukaan lancip. Pola ini sangat padu dengan kubah besar yang juga bulat
dengan warna cerah senada. Bentuk
bundar juga berpengaruh pada bagian dalam ruang masjid. Ruang utama ibadah
terlihat berbeda dari ruang utama masjid pada umumnya. Ruang utama tampil
lapang dan minimalis dengan dominasi putih dan jendela terawang yang
mengelilingi ruang. Jendela terawang ini sekaligus berfungsi sebagai dinding.
Di lantai dua yang juga melingkar
membentuk mezzanine, aksen jendela terawang diberi elemen hias kaca patri di
bagian tengah. Pada siang hari, kaca tersebut akan merefleksikan cahaya alami
matahari dari luar sehingga membentuk sorot cahaya yang eksotis. Secara
keseluruhan, konsep dinding dengan model jendela terawang ini juga membuat
pencahayaan dari luar bebas menerobos masuk. Dapat dikatakan, bangunan ini
sedikit banyaknya telah menerapkan konsep bangunan hemat energi.***
---------------
Baca Juga
No comments:
Post a Comment