Bangunan utama masjid Agung Nurul Huda Sumbawa ini dibangun dengan atap limas bersusun tiga seperti halnya masjid masjid kesultanan di tanah Jawa |
Masjid Agung Nurul Huda
merupakan masjid agung di kota Sumbawa Besar, ibukota Kabupaten Sumbawa,
provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Masjid ini merupakan warisan dari masa
kejayaan kesultanan Sumbawa. Pada masa-nya, selain sebagai masjid resmi
kesultanan, Masjid Agung Nurul huda ini juga menjadi tempat penobatan para
sultan yang berkuasa di kesultanan Sumbawa. Pada tanggal 5 April 2011, masjid
Agung Nurul Huda kembali digunakan sebagai tempat penobatan Sultan Sumbawa setelah
70 tahun tertunda.
Sebagai masjd kesultanan, Masjid Agung Nurul Huda dibangun di dalam komplek istana (kraton) Dalam Loka Real Kesultanan Sumbawa. Lokasi masjid ini berada di sebelah barat bangunan istana, dan orientasi pembangunannya pun, pintu utama masjid ini yang berada di sisi timur lengkap dengan kanopi, menghadap ke arah Istana Dalam Loka Real, bukan menghadap ke jalan raya yang kini bernama Jalan Sudirman.
Bentuk bangunannya hampir sama dengan bentuk masjid masjid kesultanan di tanah air, berupa bangunan masjid tradisional Nusantara dengan atap limas bersusun tiga dengan lantai masjid ditinggikan dari permukaan tanah disekitarnya. Hanya saja Masjid Agung Nurul Huda dilengkapi dengan Menara Kembar yang mengapit bangunan utama di sisi barat. Bangunan Masjid Agung Nurul Huda ini di topang dengan sederet pilar pilar beton bundar yang membuatnya telihat sangat kokoh dan megah. Penggunaan bahan bahan kaca pada bangunan ini membuatnya terlihat lebih modern dibandingkan dengan kebanyakan bangunan masjid masjid kraton Nusantara lainnya.
Masjid Agung Nurul Huda
Jl, Sudirman No. 28
Sumbawa Besar
Kab. Sumbawa. Prov. Nusa
Tenggara Barat 84313
Telp : 0371 625199
Koordinat :
8°30'14.2"S 117°25'34.6"E / -8.503936, 117.426278
Penobatan
Sultan Muhammad Kaharuddin IV.
Daeng Muhammad Abdurahman
Kaharuddin sudah dikukuhkan sebagai Putra mahkota kesultanan Sumbawa pada
tanggal 5 April 1941, namun baru dinobatkan sebagai Sultan Sumbawa pada hari
Selasa tanggal 5 April 2011 dengan gelar Sultan Muhammad Kaharuddin IV.
Dinobatkannya Sultan
Muhammad Kaharuddin IV sebagai Sultan, menandai bangkitnya kembali kesultanan
Sumbawa meski jabatan Sultan saat ini tidak lagi memangku jabatan politik
seperti di masa lalu dan merupakan jabatan budaya yang bertugas sebagai penjaga
pusaka budaya dan adat istiadat Sumbawa yang religius, meliputi wilayah
kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat.
Prosesi penobatan
tersebut dihadiri oleh Bupati Sumbawa, Drs. H. Jamaluddin Malik, Wakil Bupati Kabupaten
Sumbawa Barat, Drs. H. Mala Rahman, Gubernur NTB, Dr.TGH. Zainul Majdi, MA, Staf
Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata,
Utoro Drajat, para pemangku Kesultanan dan kerajaan di Nusantara salah satunya
adalah Gusti Kanjeng ratu (GKR) Hemas, Permaisuri Sultan Hamengkubuwono X,
tokoh sipil dan militer pusat dan daerah serta masyarakat Sumbawa.
Referensi
suarantb.com - Setelah 70 Tahun, Kesultanan Sumbawa
Akhirnya Bangkit
No comments:
Post a Comment