Masjid Agung di Kota Lhok Sukon |
Megah dalam gaya masjid modern gaya Timur
Tengah dengan balutan warna putih pada hampir keseluruhan bangunan dan warna
biru di bagian kubah dengan sedikit sentuhan warna kuning emas, masjid Agung
Baiturrahim Lhoksukon berdiri megah di pusat kota Lhoksukon kabupaten Aceh
Utara. Wacana pembangunan masjid ini sudah mencuat di tahun 1968, dimulai
dengan pencarian lahan yang tepat untuk lokasi pembangunan. Lokasi yang dipilih
adalah lahan Sekolah Rakyat (Kini SDN 3 Lhoksukon) yang dikemudian dilakukan tukar guling di
tahun 1972.
Di tahun yang sama, pembangunan
masjid dimulai oleh masyarakat yang dipimpin oleh Tgk H. Ibrahim Bin H Ya’qub
dan para tokoh masyarakat lain, di antaranya Abu Sulaiman (Abu di Dayah ), Tgk
Abu Basyah, Tgk Ismail Aziz, Tgk Kasem Usman, Tgk Thaeb Usman, Tgk Ismail bin
Dayah selaku panitia serta Bupati Aceh Utara periode 1973-1978, Abdullah Yakob.
Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Baiturrahim dilakukan oleh
Bupati Aceh Utara kala itu dan disaksikan oleh Ulama Kharismatik Lhoksukon, Abu
Sulaiman (Abu di Dayah) dan panitia pembangunan masjid lainnya, dan seluruh
proses pembangunan baru diselesaikan tahun 1980.
Masjid mulai direnovasi total
pada tahun 2004, setelah ditetapkannya Lhoksukon sebagai ibukota Aceh Utara dan
pemekaran Kota Lhokseumawe tahun 2001. Kala itu tampuk pimpinan Bupati Aceh
Utara dijabat oleh Ir H
Tarmizi A Karim, M.Sc. Renovasi dilakukan bulan Agustus, bertepatan dengan
bulan Suci Ramadhan. Proses pembagunannya didanai oleh APBD dan swadaya
masyarakat.
Bentuk bangunan masjid dirancang ber-arsitektur Timur Tengah dengan 6 tiang pondasi dasar
untuk menopang kubah induk yang dikelilingi 4 kubah kecil dan 4 menara yang
mengelilingi kubah induk. Memiliki gerbang utama dengan rancangan yang sesuai
dengan bentuk masjid. Di bagian
dalam masjid memakai campuran warna dengan dominasi relief tembaga.
Status masjid pun berubah, dari
nama awal Masjid Baiturrahim Lhoksukon menjadi Masjid Agung Baiturrahim
Lhoksukon-Aceh Utara. Pemberian nama masjid agung pada tahun 2007 tersebut
disesuaikan dengan status
Lhoksukon yang sudah menjadi ibukota kabupaten. Tahapan pembangunan berikutnya dari masjid ini
adala proses perluasan halamannya yang saat ini masih berlangsung proses
pembebasan lahan di sekitar masjid secara bertahap.***
No comments:
Post a Comment