Masjid Sunan Kalijaga di Kadilangu, Demak. |
Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu
Demak merupakan bangunan tua bersejarah yang berada disisi timur Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu Demak, sementara kebanyakan peziarah masuk
lewat selatan maka masjid ini mungkin seringkali terlewati. Akses
masuk ke dalam Masjid bisa melalui lorong samping yang menuju ke Makam Sunan
Kalijaga, atau lewat depan dengan menaiki sejumlah undakan.
Jika peziarah datang dari sisi timur ini, mereka bisa
berwudlu di masjid, shalat sunat di sana, baru kemudian pergi berziarah ke
makam dan sudah dalam keadaan suci. Masjid
ini terlihat lebih kecil dibanding Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon dan
Masjid Agung Demak, dua masjid dimana Sunan Kalijaga ikut terlibat dalam
pembangunannya.
Masjid Sunan Kalijaga
Desa Kadilangu, Kecamatan Demak Kota
Kabupaten Demak
Masjid Sunan Kalijaga di Kadilangu ini pada
awalnya memang dibangun dimasa Sunan Kalijaga masih hidup sekitar tahun 1532,
kala itu masih berupa Surau kecil. Setelah Sunan Kalijaga wafat dan
digantikan oleh puteranya yang bernama Sunan Hadi (putera ketiga), surau tersebut
disempurnakan bangunannya hingga berupa masjid seperti terlihat sekarang ini.
Pembangunan oleh Sunan Hadi dilakukan pada
tahun 1534H sebagaimana disebutkan di sebuah prasasti yang terdapat di
atas pintu masjid sebelah dalam yang berbunyi : "Meniko titi mongso
ngadekipun masjid ngadilangu hing dino Ahad Wage tanggal 16 sasi dzul-hijjah
tahun tarikh jawi 1456, (ini waktunya berdiri Masjid Kadilangu pada hari Ahad
Wage tanggal 16 bulan Dzul-hijjah tahun tarikh Jawa 1456).
Masjid Kadilangu ini sudah
beberapa kali mengalami perbaikan di beberapa bagian, sehingga banyak bagian
bangunannya yang sudah tidak asli, terutama bagian luarnya. Selain tergolong
masjid tua, masjid ini memiliki keunikan yang lain yakni mustaka yang atapnya
mirip dengan berbagai masjid lama seperti Masjid Agung Demak, Masjid Agung
Kauman Semarang serta banyak lagi, atap limasan itu bersusun dua. Di kubah
terpasang pengeras suara yang difungsikan untuk mengumandangkan azan agar
terdengar hingga ke pelosok daerah.
Interior Masjid Sunan Kalijaga |
Di bagian serambi masjid terdapat dua
buah beduk yang berfungsi sebagai penanda masuk waktu shalat. Dari dua beduk
itu salah satunya yang berada di sebelah kiri masjid merupakan peninggalan
Sunan Kalijaga. Bedug bersejarah itu hingga saat ini masih kuat dan terlihat
kokoh. Di ruangan utama
masjid terdapat empat saka
guru atau tiang masjid yang semuanya masih asli dan terbuat dari kayu jati. Begitu
pula pintu dan jendela masjid masih utuh dari kayu jati belum diganti.
Empat sokoguru penyangga atap berwarna
kuning bergaris hitam di sudutnya, polos tanpa ornamen. Hanya bagian pengimaman
yang terlihat cukup menarik dengan ornamen suluran yang anggun. Ruang utama Masjid Sunan Kalijaga
Kadilangu terlihat relatif sederhana, dengan, mimbar kayu jati dengan ukiran
cantik, dan sejumlah lampu gantung.
Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Jauharotun Nafis diketahui bahwa arah kiblat masjid Sunan
Kalijaga Kadilangu Demak diketahui kemelencengannya sebesar 8,42 derajat. Tetapi respon tamir terhadap
kemelencengan arah kiblat masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak kurang, karena
menurut pandangan tamir masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak bahwa ijtihad
Sunan Kalijaga dalam menetapkan arah kiblat tidaklah sembarangan, yakni
menggunakan laku spiritual yang pasti tepat dan harus diikuti tanpa ada keraguan.
Wallahu a’lam bishshowwab.***
No comments:
Post a Comment