Sunday, October 9, 2016

Masjid Agung Waisai Raja Ampat, Papua Barat Daya

Jejeran bangun yang khas menghias pelataran Masjid Agung Waisai, di Ibukota Kabupaten Raja Ampat

Raja Ampat adalah nama yang identik dengan destinasi wisata memikat hati bagi wisatawan lokal hingga mancanegara. Keindahan alam Raja Ampat sudah dikenal dunia Internasional. Raja Ampat merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Sorong yang dibentuk tahun 2002 dan di deklarasikan pada tahun 2003. Wilayah Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 4 pulau besar yaitu Pulau Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool, dan lebih dari 600 pulau-pulau kecil. Secara administratif Kabupaten Raja Ampat dibagi menjadi 24 kecamatan dengan total luas wilayah 8.034,440 Km2 (berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 2008) dimana sekitar 85% wilayahnya berupa perairan..

Pusat pemerintahan berada di Waisai, Distrik Waigeo Selatan, sekitar 36 mil dari Kota Sorong.  Kepemerintahan di kabupaten ini baru berlangsung efektif pada tanggal 16 September 2005. Berdasarkan posisi geografis, Kabupaten Raja Ampat merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan laut negara tetangga yakni Republik Federal Palau di Samudera Pasifik. Akses ke wilayah ini sementara ini hanya dapat ditempuh melalui perairan. Dari Kota Sorong, ditempuh dengan menggunakan kapal cepat selama 2 jam perjalanan laut.

Mayoritas agama yang ada di Kabupaten Raja Ampat adalah Kristen Protestan dan Islam. Berdasarkan data tahun 2011 pemeluk agama Islam di Raja Ampat sekitar 32%, Pemeluk Protestan 63% dan 1% menganut agama Katholik. Pada kehidupan sehari-hari, kerukunan umat beragama tetap terjaga. Selama ini belum pernah tercatat pelanggaran yang mengatasnamakan agama.

Gapura Masjid Agung Waisai 

Di Kota Waisai sebagai ibukota kabupaten Raja Ampat, saat ini sudah berdiri megah sebuah Masjid Agung dengan nama Masjid Agung Waisai. Nama masjid ini sebenarnya adalah Masjid Agung Nurul Yaqin, namun lebih dikenal dengan nama Masjid Agung Waisai. Masjid megah ini awalnya merupakan bangunan masjid kecil sederhana dengan nama masjid Nurul Yaqin dibangun dengan dana swadaya masyarakat tahun 2003 dengan imam pertamanya bpk. Halimun Manam (alm). Setelah beliau berusia udzur digantikan oleh bpk H.M Hanaping. Setelah jumlah masyarakat Islam bertambah banyak, masjid Nurul Yaqin Waisai tidak mampu lagi menampung jamaah shalat Jumat atau tarawih. Selain untuk kegiatan Shalat, Masjid ini juga digunakan anak-anak untuk belajar membaca Al-Qur’an, dimana kegiatan mengaji dilaksanakan setelah Shalat Isya.

Maka dibangunlah Masjid Agung Nurul Yaqin Waisai di atas lokasi yang sama, dan mulai dibangun dengan meletakkan batu pertama pada tanggal 10 januari 2006 oleh bapak wakil bupati Kab. Raja Ampat, Drs. Indah Arfan. Dan masjid mulai ditempati untuk Sholat pada tahun 2008. Keseluruhan bangunan masjid ini seluas 1800 meter persegi dibangun diatas tanah wakaf seluas 30.000 meter persegi dan mampu menampung sekitar 1000 jemaah sekaligus.


Pada April 2014, Masjid Agung Waisai menjadi tuan rumah Musabaqoh Tilawatil Qur’an ke-5 tingkat propinsi Papua Barat (saat itu Provinsi Papua Barat Daya belum terbentuk dan Kabupaten Raja Ampar masih menjadi bagian dari provinsi Papua Barat) Acara tersebut dibuka oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, Agung Laksono membuka dengan resmi kegiatan tersebut ditandai dengan pemukulan Tifa dan disaksikan oleh seluruh peserta dan undangan yang memadati pelataran Masjid Agung Waisai, Raja Ampat. 

Pembukaan kegiatan MTQ ke-5 Papua Barat dihadiri Wakil Menteri Agama RI, Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Papua Barat, Wakil Gubernur Papua Barat, Pangdam 17 Cenderawasih, Kapolda Papua, Para bupati dan wakil bupati se-Provinsi Papua Barat, Walikota Sorong, Para Wakil bupati serta sejumlah pejabat tinggi baik Jakarta, Papua Barat maupun Raja Ampat. Kegiatan MTQ ke-5 ini dihadiri 11 kontingen: Raja Ampat, Kabupaten Sorong, Kota Sorong, Sorong Selatan, Tambrauw, Manokwari, Manokwari Selatan, Teluk Bintuni, Kaimana, Teluk Wondama, dan Kabupaten Fakfak.

Dalam perjalanannya pengurus/ta’mir masjid telah mengalami dua kali perubahan. Ketua Pengurus/Ta’mir masjid yang pertama kali diketuai oleh Bpk. Sawaluddin Taesa sampai dengan tahun 2014. Setelah itu ketua pengurus/ta’mir masjid digantikan oleh Bpk. H. Abdul Faris Umlati, SE, sampai dengan sekarang. sementara Imam masjid sampai dengan sekarang juga masih bpk. H.M Hanaping. Di awal Januari 2016 Presiden Jokowi sempat singgah ke masjid ini untuk menunaikan ibadah sholat Jum’at dan disambut antusias oleh masyarakat setempat. (update 4 Juli 2023)***

--------------

Baca Juga


No comments:

Post a Comment