Jejeran bangun yang khas menghias pelataran Masjid Agung Waisai, di Ibukota Kabupaten Raja Ampat |
Raja Ampat adalah nama yang
identik dengan destinasi wisata memikat hati bagi wisatawan lokal hingga
mancanegara. Keindahan alam Raja Ampat sudah dikenal dunia Internasional. Raja
Ampat merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Sorong yang dibentuk tahun 2002 dan di deklarasikan pada tahun 2003. Wilayah Kabupaten
Raja Ampat terdiri dari 4 pulau besar yaitu Pulau Waigeo, Batanta, Salawati dan
Misool, dan lebih dari 600 pulau-pulau kecil. Secara administratif Kabupaten
Raja Ampat dibagi menjadi 24 kecamatan dengan total luas wilayah 8.034,440 Km2
(berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 2008) dimana sekitar
85% wilayahnya berupa perairan..
Pusat pemerintahan berada di
Waisai, Distrik Waigeo Selatan, sekitar 36 mil dari Kota Sorong. Kepemerintahan di kabupaten ini baru
berlangsung efektif pada tanggal 16 September 2005. Berdasarkan posisi
geografis, Kabupaten Raja Ampat merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan
langsung dengan laut negara tetangga yakni Republik Federal Palau di Samudera
Pasifik. Akses ke wilayah ini sementara ini hanya dapat ditempuh melalui
perairan. Dari Kota Sorong, ditempuh dengan menggunakan kapal cepat selama 2
jam perjalanan laut.
Mayoritas agama yang ada di
Kabupaten Raja Ampat adalah Kristen Protestan dan Islam. Berdasarkan data tahun
2011 pemeluk agama Islam di Raja Ampat sekitar 32%, Pemeluk Protestan 63% dan
1% menganut agama Katholik. Pada kehidupan sehari-hari, kerukunan umat beragama
tetap terjaga. Selama ini belum pernah tercatat pelanggaran yang
mengatasnamakan agama.
Gapura Masjid Agung Waisai |
Di Kota Waisai sebagai ibukota
kabupaten Raja Ampat, saat ini sudah berdiri megah sebuah Masjid Agung dengan
nama Masjid Agung Waisai. Nama masjid ini sebenarnya adalah Masjid Agung Nurul
Yaqin, namun lebih dikenal dengan nama Masjid Agung Waisai. Masjid megah ini
awalnya merupakan bangunan masjid kecil sederhana dengan nama masjid Nurul
Yaqin dibangun dengan dana swadaya masyarakat tahun 2003 dengan imam pertamanya
bpk. Halimun Manam (alm). Setelah beliau berusia udzur digantikan oleh bpk H.M
Hanaping. Setelah jumlah masyarakat Islam bertambah banyak, masjid Nurul
Yaqin Waisai tidak mampu lagi menampung jamaah shalat Jumat atau tarawih. Selain
untuk kegiatan Shalat, Masjid ini juga digunakan anak-anak untuk belajar
membaca Al-Qur’an, dimana kegiatan mengaji dilaksanakan setelah Shalat
Isya.
Maka dibangunlah Masjid Agung
Nurul Yaqin Waisai di atas lokasi yang sama, dan mulai dibangun dengan
meletakkan batu pertama pada tanggal 10 januari 2006 oleh bapak wakil bupati
Kab. Raja Ampat, Drs. Indah Arfan. Dan masjid mulai ditempati untuk Sholat pada
tahun 2008. Keseluruhan bangunan masjid ini seluas 1800 meter persegi dibangun
diatas tanah wakaf seluas 30.000 meter persegi dan mampu menampung sekitar 1000
jemaah sekaligus.
Pada April 2014, Masjid Agung
Waisai menjadi tuan rumah Musabaqoh Tilawatil Qur’an ke-5 tingkat propinsi
Papua Barat (saat itu Provinsi Papua Barat Daya belum terbentuk dan Kabupaten Raja Ampar masih menjadi bagian dari provinsi Papua Barat) Acara tersebut dibuka oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan
Rakyat Republik Indonesia, Agung Laksono membuka dengan resmi kegiatan tersebut
ditandai dengan pemukulan Tifa dan disaksikan oleh seluruh peserta dan undangan
yang memadati pelataran Masjid Agung Waisai, Raja Ampat.
Pembukaan kegiatan MTQ
ke-5 Papua Barat dihadiri Wakil Menteri Agama RI, Kepala Kantor Kementerian
Agama Provinsi Papua Barat, Wakil Gubernur Papua Barat, Pangdam 17 Cenderawasih,
Kapolda Papua, Para bupati dan wakil bupati se-Provinsi Papua Barat, Walikota
Sorong, Para Wakil bupati serta sejumlah pejabat tinggi baik Jakarta, Papua
Barat maupun Raja Ampat. Kegiatan MTQ ke-5 ini dihadiri 11 kontingen: Raja
Ampat, Kabupaten Sorong, Kota Sorong, Sorong Selatan, Tambrauw, Manokwari,
Manokwari Selatan, Teluk Bintuni, Kaimana, Teluk Wondama, dan Kabupaten Fakfak.
Dalam perjalanannya
pengurus/ta’mir masjid telah mengalami dua kali perubahan. Ketua
Pengurus/Ta’mir masjid yang pertama kali diketuai oleh Bpk. Sawaluddin Taesa
sampai dengan tahun 2014. Setelah itu ketua pengurus/ta’mir masjid digantikan
oleh Bpk. H. Abdul Faris Umlati, SE, sampai dengan sekarang. sementara
Imam masjid sampai dengan sekarang juga masih bpk. H.M Hanaping. Di awal
Januari 2016 Presiden Jokowi sempat singgah ke masjid ini untuk menunaikan
ibadah sholat Jum’at dan disambut antusias oleh masyarakat setempat. (update 4 Juli 2023)***
--------------
Baca Juga
No comments:
Post a Comment