Masjid An-Nur ini dibangun di kota kecamatan dengan kemegahan yang tak kalah dengan masjid agung kabupaten. |
Pare adalah kecamatan yang terletak di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Sebagai sebuah kecamatan, Pare tergolong maju. Berbagai infrastruktur seperti hotel, rumah sakit besar, pusat perbelanjaan, dan kantor-kantor perwakilan bank ada di sana. Salah satu yang mencirikan pesatnya kemajuan Pare adalah Masjid Agung An-Nur. Masjid megah ini merupakan pusat syiar Islam di Pare dan Kediri. Lokasinya di jalan utama kota menegaskan keberadaan masjid sebagai landmark wilayah Pare.
Pola arsitekturnya indah. Tak
tanggung-tanggung, konsep arsitektur masjid ini telah mendapat penghargaan dari
Kerajaan Saudi Arabia sebagai juara pertama sayembara internasional untuk
kategori Perancangan Arsitektural Masjid, termasuk pemanfaatan teknologi modern
dalam arsitektur masjid. Sayembara ini digelar dalam rangka memperingati 100
tahun lahirnya Kerajaan Arab Saudi pada akhir Januari 1999 lalu.
Masjid yang namanya diambil dari
nama pejuang Islam tersohor di Pare, yakni Kiai Nurwahid, tersebut mengambil
pola dasar arsitektur khas Jawa Klasik. Hal ini dapat dilihat pada atap masjid
yang berbentuk tajug dengan model piramid di ujung atasnya. Menariknya, atap
ini dibuat dengan sudut kemiringan yang cukup ekstrem sehingga terkesan
menjulang tinggi ke langit.
Keindahan masjid diperkuat dengan
keberadaan kolam tepat di area plaza masjid. Pada waktu-waktu tertentu, kolam
tersebut merefleksikan bayangan masjid secara utuh hingga menghasilkan
pemandangan yang sangat indah. Pada malam hari pun kolam menjadi aksen
keindahan tersendiri karena dilengkapi lampu di sepanjang bibir dan tengah
kolam.
Meskipun mengambil gaya Jawa
Klasik, pada Masjid An-Nur ini juga diberlakukan modifikasi. Tiang utama atau
biasa disebut sebagai soko guru yang pada kebanyakan masjid Jawa Kuno berjumlah
empat, pada masjid ini masing-masing tiang digandakan lagi menjadi empat soko
guru yang disatukan oleh balok pengikat saling bersilangan.
Keunikan lainnya adalah beduk di
ruang utama ibadah. Di kebanyakan masjid, biasanya beduk diletakkan di plaza
atau luar ruang utama. Namun, keberadaan beduk ini terkesan sebagai aksen ruang
yang menegaskan keutamaan ruang tersebut. Masjid yang rancangannya
terilhami oleh arsitek asal Amerika Serikat, John Portman, tersebut berhasil
memadukan berbagai keunikan menjadi satu bentuk yang megah namun tetap elegan.
Hasilnya, kesan ramah pun terasa kental di sana.***
No comments:
Post a Comment