Monday, November 5, 2012

Islam di Republik Togo

Islamic Cultural Center in Lomé (foto mills.abwe.org )

Republik Togo, salah satu Negara di Afrika Barat yang memiliki penduduk muslim cukup signifikan meskipun tidak ada angka pasti mengenai jumlah dan persentase penduduk muslim disana. Republik Togo memiliki luas daratan 56,785 km2 sedikit lebih kecil bila dibandingkan dengan luas daratan propinsi Nangroe Aceh Darussalam 57,956 km2.

Dalam dunia persepakbolaan Togo cukup mengejutkan dunia ketika tampil dalam piala dunia sepakbola FIFA tahun 2006 di Jerman, negara bekas penjajahnya di tahun 1884. Ali Khadafi salah satu pesepakbola muslim Togo kini bergabung dengan Klub Indonesian Super League (ISL), Sriwijaya FC, Palembang.

Republik Togo beribukota di Lomé yang menghadap ke teluk Guyana di Samudera Atlantik. Togo bermakna “disisi air" dalam bahasa Ewe (salah satu bahasa nasional Togo) merujuk kepada wilayah togo yang berada disisi laut Atlantik. Togo merupakan Negara bekas jajahan Prancis sampai kemudian merdeka di tahun 1960.

Sejak 1991 negara ini dihantam perubahan politik yang cukup luar biasa yang memicu konflik bersenjata secara khusus di kawasan sentral dan selatan namun mengalami kondisi yang cukup stabil beberapa tahun belakangan ini. ekonomi Negara ini sangat tergantung pada perdagangan dan pertanian yang memberikan lapangan pekerjaan hingga 60% dari keseluruhan tenaga kerjanya. Kakau, kopi dan kapas menyumbang penghasilan 30% eksport mereka.

lokasi Togo di benua Afrika
Muslim di Togo merupakan 55% dari total populasi dari 13,3 juta penduduk Negara tersebut. meskipun hingga kini tidak ada angka akurat dan pasti menyangkut jumlah pemeluk Islam disana. Namun demikian satu hal yang pasti bahwa Islam telah hadir di Togo bersamaan dengan masuknya Islam di kawasan afrika Barat.

Sejarah Islam di Togo

Islam pertama kali dikenalkan di wilayah Afrika Barat di selatan Sahara, melalui rute perdagangan garam dan emas di kawasan tersebut. Proses pengislaman yang dilakukan oleh para pedagang muslim Berber dan Tuareg yang melakukan perjalanan di sepanjang rute perdagangan Sahara. Seiring dengan berlalunya waktu para ulama islam mengajarkan islam dan membangun tempat tempat ibadah disepanjang rute perdagangan yang mereka lalui.

Para ulama tersebut turut serta dalam kafilah perdangan tersebut. Kelompok masyarakat Hausa dan Fulani, kelompok yang secara tradisional senantiasa nomaden, mengembara diseluruh kawasan Afrika Barat meninggalkan jejak dan mengajarkan Islam di daerah yang kini menjadi Negara Guyana (Guinea), Siera Leone dan Liberia.

Muslim Togo sedang melaksanakan sholat berjamaah di Surau tengah kampung mereka yang sangat sederhana. 
Perkiraan jumlah pemeluk Islam di Togo memang bervariasi tergantung dari sumber nya. Merujuk kepada artikel wikipedia, Islam di Afrika penganut Islam di Togo hanya 13.7% sedangkan situs CIA Factbook menyebut angka 20%, sementara sumber sumber situs Islam bahkan menyebut angka yang jauh lebih tinggi hingga mencapai 55% atau 2,513,792 jiwa dari total populasi Togo sebesar 4,570,530 jiwa berdasarkan data tahun 1998, menjadikan Islam sebagai agama mayoritas di Togo.

Tentang Togo dan Masyarakatnya

Togo bermakna “disisi air" dalam bahasa Ewe (salah satu bahasa nasional Togo) merujuk kepada wilayah togo yang berada disisi laut Atlantik. Secara umum Togo hanya selebar 100km dan berukuran panjang 550km. Togo merupakan Negara bekas jajahan Prancis sampai kemudian merdeka di tahun 1960. Sejak 1991negara ini dihantam perubahan politik yang cukup luar biasa yang memicu konflik bersenjata secara khusus di kawasan sentral dan selatan namun mengalami kondisi yang cukup stabil beberapa tahun belakangan ini. ekonomi Negara ini sangat tergantung pada perdagangan dan pertanian yang memberikan lapangan pekerjaan hingga 60% dari keseluruhan tenaga kerjanya. Kakau, kopi dan kapas menyumbang penghasilan 30% eksport mereka.

Ada banyak muslim di tengah kelompok masyarakat Togo. Satu dari kelompok muslim terbesar di Togo adalah kelompok masyarakat muslim Kotokoli (sekitar 200 ribu jiwa), terkonsentrasi di kawasan sentral Togo, wilayah Sokode. Kaum Kotokoli ini yang mengontrol jalur perdagangan utama dan menajamkan reputasi mereka di kawasan tersebut.


Saat ini muslim Kotokoli merupakan para petani yang menanam sorgum dan ubi jalar sebagai makanan pokok mereka termasuk juga milet, jagung, kacang kacangan, okra, kacang tanah dan labu juga berternak domba, sapi, keledai dan kambing. Binatang ternak dipergunakan selain sebagai asset juga untuk kurban, acara pernikahan hingga transaksi pembayaran. Muslim Kotokoli kebanyakan tinggal di dalam rumah rumah tradisional berbentuk bulat dengan dinding lumpur dan beratap jemani bentuk kerucut.

Seperti halnya di Indonesia, di berbagai kota hingga ke pelosok kampung di Togo terdapat bangunan masjid. Seperti di pusat kota Lome berdiri megah Al-Furkan Center yang merupakan masjid sekaligus Islamic Center terbesar di Togo. Masjid ini dirancang oleh Arsitek Traoré Galadima dikelola oleh African Muslim Agency, selesai dibangun tahun 1997 yang lalu. Di Komplek Islamic Center ini terdapat sekolah Islam, pusat kebudayaan Islam dan panti asuhan bagi sekitar seratusan anak anak yatim piatu.

Baca Juga

No comments:

Post a Comment