Sunday, November 4, 2012

Masjid Umar Bin Khattab – Madinah

Masjid Umar Bin Khattab - Madinah (panoramio)

Diantara masjid masjid tua bersejarah yang berada di sebelah barat daya (sebelah timur bagian selatan) Masjid Nabawi, Masjid Umar berada paling selatan. Berturut turut dari utara ke selatan adalah, Masjid Ali Bin Abi Thalib, Masjid Abu Bakar, Masjid Ghamama, Masjid Usman dan Masjid Umar. Masjid  masjid tua bersejarah yang pembangunannya terkait erat dengan kehidupan Rosulullah S.A.W dan empat khalifah Khulafaur Rasyidin.

Masjid Umar, terletak lebih kurang 500 disebelah barat daya Masjid Nabawi, dahulunya merupakan rumah sahabat Rosulullan S.A.W, Umar Bin Khatab, yang juga merupakan Khalifah ke dua dalam jajaran Khalafaur Rasyidin, Setelah Khalifah Abu Bakar Siddiq.


View Umar Ibn Al Khattab Mosque in a larger map

Masjid Umar dibangun pada tahun 850H oleh Shamsuddin Muhammad ibnu Ahmad as-Salawi, dilanjutkan Sultan Mahmoud in 1254 H serta putranya Abdul Majid di tahun 1266 H yang kemudian merenovasi Masjid Umar seperti yang kita kihat saat ini. ukurannya memang tidak terlalu besar apalagi dibandingkan dengan Masjid Nabawi karena memang tujuan pembangunnya adalah untuk mengenang Khalifah Umar Bin Khatab.

Masjid ini berbentuk persegi empat, panjang sisinya kira-kira delapan meter. Dibangun dengan batu basal. Bagian dalam masjid dicat dengan wama putih dan dipoles dengan kapur. Masjid ini diberi atap kubah yang tingginya dari dalam kira-kira 12 meter, dihiasi dengan ornamen tanaman yang indah. Mihrabnya berada di tengah dinding selatan masjid. Di samping kanan dan kirinya terdapat dua jendela persegi panjang. Di hadapannya, pada bagian utara, terdapat dua jendela. Di tengah kedua jendela tersebut terdapat jalan masuk.

Seiring dengan perluasan Masjid Nabawi keberadaan masjid Umar ini memang cukup terancam. Sampai sejauh ini belum ada pernyataan dari pemerintah Saudi Arabia untuk mengkonservasi masjid masjid bersejarah di kawasan tersebut. Proyek perluasan Masjid Nabawi telah berjalan dan masjid ini terlihat nyempil diantara galian raksasa proyek konstuksi perluasan Masjid Nabawi, seperti tampak dalam foto di atas.

::: Baca juga :::


Masjid Abu Bakar Siddiq .R.A – Madinah

Abu Bakar Siddiq – Madinah (foto dari sabspoint)

Masjid Abu Bakar Siddiq R.A.merupakan salah satu dari tiga masjid tua bersejarah di barat daya (sebelah timur bagian selatan) Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini berjejer dengan Masjid Ghamama dan Masjid Ali. Hanya terpaut sekitar 40 meter dari Masjid Ghamama dan merupakan salah satu masjid yang kemungkinan besar akan turut di robohkan oleh pemerintah Saudi Arabia dalam rangka perluasan masjid Nabawi dalam waktu dekat ini.

Ada dua versi tentang latar belakang sejarah Masjid Abu Bakar, versi pertama menyebutkan bahwa di lokasi masjid ini, Khalifah Abu Bakar Siddiq semasa hidupnya pernah menyelenggarakan sholat Hari Raya bersama Rosululah dan muslim terdahulu. Versi kedua menyebutkan bahwa dilokasi masjid ini berdiri dulunya merupakan rumah kediaman Abu Bakar Siddiq. R.A.


View Masjid Abu Bakar Siddiq in a larger map

Karena latar belakang sejarah tersebutlah, masjid ini dibangun di lokasi ini. lokasi nya berdiripun hanya terpaut sekitar 335 meter dari Masjid Nabawi. Khalifah Umar Bin Abdul Aziz sekitar tahun ke 50H kemudian dibangun ulang dalam bentuknya sekarang oleh Sultan Mahmud Khan al-Utsmani (Sultan Mahmud II, wafat tahun 1255 H/ 1839M), dan direnovasi oleh Raja Fahd tahun 1411H tanpa mengubah bentuk aslinya. Luas Masjid Abu Bakar berukuran 19.5 x 15 m.


::: Baca Juga :::


Wednesday, October 31, 2012

Masjid Ghamama - Madinah

Masjid Ghamama (foto dari panoramio)

Masjid Ghamama berada sekitar 300 meter sebelah barat daya (sebelah timur bagian selatan) Masjid Nabawi, tak bejauhan dengan Masjid (Sahabat) Umar r.a dan Masjid (Sahabat) Ali r.a. Bangunan masjid ini dibangun untuk mengenang beberapa peristiwa penting dimasa kehidupan Rosulullah S.A.W. dan peristiwa peristiwa penting tersebut juga yang hingga kini melekat sebagai nama masjid ini.

Disebut sebagai masjid Ghamama (Ghamama = awan mendung), di lahan masjid ini berdiri merupakan tempat Rosulullah S.A.W melaksanakan Salatul Istiskah (sholat untuk meminta hujan). Segera setelah pelaksanaan sholat awan mendung pun datang dan hujan pun turun. Itu sebabnya sampai kini masjid ini disebut Masjid Ghamama.

Disebut sebagai Masjid Id (Masjid hari raya) karena di lokasi tempat masjid ini berdiri merupakan tempat Nabi Muhammad S.A.W melaksanakan sholat hari raya di empat tahun terahir kehidupan Beliau.




Di lokasi ini juga (ketika belum dibangun bangunan masjid) atau di lokasi yang berdekatan dengan lokasi masjid ini, Rosulullah S.A.W pernah melaksanakan sholat jenazah bagi Najashi, Kaisar Aksum di Abbysinia (kini Ethiopia). Dalam riwayat disebutkan bahwa Najashi adalah seorang raja di kerajaan Aksum di Ethiopia yang beragama Kristen, namun menyambut baik kedatangan kaum muslimin yang mengungsi ke negerinya menghindar dari kekejaman kafir Quraisy Mekah. Dikemudian hari Najashi pun berikrar masuk Islam.

Ketika Najashi wafat, tak ada siapapun yang bersedia memimpin sholat jenazah baginya dan kemudian Rosulullah yang men-sholatkan beliau secara ghaib. Peristiwa ini merupakan satu satunya peristiwa Rosulullah melakukan sholat ghaib atau sholat jenazah tanpa kehadiran dari jenazah yang di sholatkan.

Sayangnya, berdasarkan berita yang kini beredar di berbagai media, dalam bulan ini pemerintah Saudi Arabia akan memulai pembangunan perluasan Masjid Nabawi dengan menggusur bangunan bangunan yang ada di areal ini termasuk Masjid Ghamama, Masjid Umar dan Masjid Ali.


Baca juga


Akankah Makam Rosulullah Digusur ?

Masjid Nabawi empat tahun mendatang (duhur.com)

Pemerintah Saudi Arabia dalam waktu dekat, segera setelah musim haji tahun ini selesai akan melaksanakan proyek perluasan Masjid Nabawi di Madinah. Proyek pembangunan ini diperkirakan akan menghancurkan tiga masjid tertua di dunia yang berdekatan dengan Masjid Nabawi, proyek ini juga akan menyentuh Makam Bagida Rosulullah S.A.W dan dua Sahabat Beliau yakni Abu Bakar r.a, dan Umar Bin khattab r.a, sebagaimana dilansir oleh arabianbusiness.com.

Proses pembangunan perluasan Masjid Nabawi di Madinah ini akan mulai dijalankan bulan depan. Pembangunan ini dalam rangka memperluas Masjid Nabawi hingga dapat menampung Masjid Nabawi hingga mencapai kapasitas 1,6 (satu koma enam) juta jemaah sekaligus. area perluasan dilakukan pada sisi barat bangunan Masjid Nabawi saat ini, tempat bermakamnya Rosulullah bersama dua sahabat Beliau Abu Bakar dan Umar.

Di kawasan yang akan segera dibangun tersebut saat ini terdapat tiga Masjid tua bersejarah masing masing didedikasikan kepada Sahabat Abu Bakar dan Umar Bin Khattab serta Masjid Ghamama yang dibangun di tempat dimana dulu Rosulullah menyelenggarakan sholat hari raya untuk pertama kalinya. Dan sejauh ini belum ada rencana dari pemerintah setempat untuk melestarikan tiga masjid tua tersebut yang sudah eksis disana sejak abad ke-7.


Pemerintah Saudi Arabia selama ini memang sudah menghabiskan dana milyaran dolar dalam rangka membangun kota Mekah untuk menyambut jemaah yang datang ke kota suci tersebut. Lebih dari 10 juta jemaah datang ke kota ini setiap tahun. Untuk jemaah haji tahun ini saja mencapai 4 juta jemaah.

Berita rencana penggusuran ini bukanlah hal yang pertama dilakukan oleh pemerintah Saudi di Kota Mekah dan Madinah dalam rangka pengembangan dua kota tersebut. Sebelumnya, pemerintah setempat telah meruntuhkan benteng Aiyad yang dibangun semasa emperium Usmaniah berikut bukit tempatnya berdiri untuk membangun komplek mewah Jabal Umar, merombak kawasan tempat kelahiran Nabi Muhammad serta kediaman Khadijah, Istri Beliau. Rumah tempat kelahiran Nabi di kota Mekah, kini berubah menjadi sebuah Perpustakaan, sedangkan kediaman Khadijah, Istri Nabi, kini di ubah menjadi seretan bangunan WC umum.

Sebuah Institut Timur Tengah yang berkedudukan di Washington memperkirakan 95% bangunan bangunan berusia 1000 tahun di kota Mekah dan Madinah telah dihancurkan oleh pemerintah Saudi dalam kurun waktu 20 tahun terahir ini.***

Tuesday, October 30, 2012

Kini India Memiliki Masjid Kaca Pertama

Masjid Madina, Masjid Kaca Pertama dan Satu satunya di India
Sebuah masjid dari kaca dibangun di kota Shillong, ibukota negara bagian Meghalaya, India. Masjid bewarna biru ini dibangun menggunakan material kaca sebagai bahan bangunan utama membuatnya begitu antik, unik, dan bukan masjid biasa dan tentu saja menjadi daya pikat wisata baru di salah satu negara bagian dengan luas terkecil di India ini.

Masjid Kaca pertama dan satu satunya di India ini diberi nama Masjid Madina. Diresmikan dan dibuka beberapa hari lalu oleh Menteri negara untuk urusan minoritas di negara bagian Meghalaya, Vincent H Pala. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa masjid ini merupakan symbol persatuan antara pemeluk agama disana.

Negara bagian Meghalaya - India
Masjid Madina dibangun empat lantai setinggi 120 kaki dan lebar 61 kaki. Memberikan pemandangan yang teramat menarik dan tiada duanya di kawasan tersebut. Masjid ini menyediakan tempat khusus untuk jemaah wanita serta disediakan tempat tinggal bagi yatim piatu. Sekaligus menjadi masjid terbesar di negara bagian tersebut.

Meski India merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar ke tiga di dunia setelah Indonesia dan Pakistan namun di Negara Bagian Meghalaya ini, muslim merupakan minoritas. Merujuk kepada Wikipedia dari total penduduk negara bagian Meghalaya sebesar 2,175,000 jiwa, hanya sekitar 4% saja dari jumlah itu yang beragama Islam.

Seiring dengan fakta bahwa India tak pernah henti did era oleh pertikaian etnis dan agama, wajar bila kemudian menteri negara Meghalaya, Vincent H Pala mengatakan bahwa masjid kaca di Shillong ini sebagai symbol persatuan ummat beragama disana.***

Baca juga


Sunday, October 28, 2012

Islam di Nigeria

::: Bayi Ajaib Nigeria ::: Abdul Wahab Iyanda Aderemi Irawo, bayi yang lahir membawa Alquran dari rahim ibunya. (republika)

Bayi Ajaib Nigeria, Lahir membawa Al-Qur’an

Di bulan Mei yang lalu, Nigeria digemparkan oleh berita lahirnya seorang bayi dari keluarga Kristen yang ketika lahir menggenggam sebuah mushaf kitab suci Al-Qur’an di genggaman tangannya. Sebagaimana dilansir oleh Republika online yang mengutip dari harian Pmnewsnigeria, disebutkan bahwa bayi tersebut lahir di 112 Olateju Street, Mushin, Lagos State, Nigeria Barat Daya pada 7 Mei 2012 lalu. Saat keluar dari rahim ibundanya, bayi tersebut membawa sebuah Mushaf kecil di tangannya.

Mengetahui hal tersebut ibu dan nenek dari sang bayi yang sejatinya beragama Kristen langsung mengucapkan dua kalimat syahadat dan menyatakan diri masuk Islam. Kelahiran bayi tersebut pun menyedot perhatian para ulama di negara benua hitam tersebut. Para ulama di Nigeria berkumpul untuk memberikan nama kepada bayi tersebut. Setelah menyampaikan ceramah singkat, seorang ulama Nigeria, Ustad Abdul Rahman Olanrewaju Ahmed, memberikan nama kepada bayi tersebut Abdul Wahab Iyanda Aderemi Irawo.

Tentang Nigeria

Peta Negara Republik Federasi Nigeria (wikipedia)
Nigeria bernama resmi Federal Republic of Nigeria, merupakan negara republik Federasi yang terdiri dari 36 negara bagian ditambah satu Daearah Khusus Ibukota Abuja. “Jangan Sampai tertukar dengan Republik Niger, yang merupakan tetangganya disebelah utara”. Nigeria berada di bagian barat benua Afrika, daerah pantainya yang menghadap ke Samudera Atlantik berada di sebelah selatan, disebelah utara bebatasan darat dengan Republik Niger, timur dengan Kamerun, Benin di sebelah barat, sedangkan di penjuru timur laut, Nigeria berbagi wilayah di danau Chad dengan Niger, Chad dan Kamerun.

Nigeria beribukota di Abuja yang merupakan daerah khusus Ibukota di Nigeria. Abuja merupakan wilayah kota baru yang sengaja dibangun untuk dijadikan ibukota menggantikan kota Lagos pada tahun 1980-an dan secara resmi menjadi ibukota negara pada tanggal 12 Desember 1991. Nigeria merupakan negara bekas jajahan Inggris, memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1960. Nama Nigeria sendiri diambil dari nama sungai yang mengalir membelah negara tersebut. Semasa penjajahan Inggris mengakui kekuasaan para pemimpin suku di negara ini. paska kemerdekaan sempat terjadi perang sipil di negara ini sebagai akibat dari perjuangan kemerdekaan yang dilakukan oleh suku Biafra yang ingin mendirikan negara sendiri.

Nigeria memiliki luas wilayah seluas 923,768 km, menempati peringkat ke 32 dalam ukuran, terdiri dari luas daratan 910,768 km dan perairan seluas 13,000 sq km. dengan jumlah total penduduk mencapai 170,123,740 (perkiraan bulan Juli 2012) dan terdiri dari 250 suku. Suku suku terbesar disana melipytu suku Hausa dan Fulani 29%, Yoruba 21%, Igbo (Ibo) 18%, Ijaw 10%, Kanuri 4%, Ibibio 3.5%, dan Tiv 2.5%.

Islam di Nigeria

Masjid Nasional Abuja - Nigeria, dibangun berseberangan dengan Gereja Abuja tampak di sebelah kanan foto (panoramio)
Merujuk kepada situs world fact book komposisi keber-agama-an di Nigeria terdiri dari Muslim 50%, Kristen 40%, kepercayaan tradisonal lama sekitar 10%. Muslim di Nigeria merupakan muslim Suni bermazhab Maliki. Muslim Syiah juga eksis di Nigeria, mereka merupakan minoritas di Nigeria dan sebagian besar menetap di negara bagian Sekoto.

Kehidupan beragama di Nigeria cukup mendapatkan perhatian dari pemerintah. Ketika pemerintah memutuskan untuk memindahkan ibukota negara dari Lagos ke Abuja, di pusat kota Abuja dibangun Masjid Nasional Abuja beseberangan dengan Gereja Nasional Abuja yang keduanya berukuran besar. Masjid Nasional Abuja sendiri hingga kini menjadi Land Mark Kota Abuja.

Islam mulai masuk ke bagian utara Nigeria di awal abad ke 9 dan berkembang pesar di wilayah ke kaisaran Kanem-Bornu dimasa kekuasaan Kaisar Humme Hilmi. Darisana kemudian menyebar ke kota kota penting di bagian utara negara tersebut hingga abad ke 16 dan kemudian tersebar hingga ke pelosok pelosok negeri.

Beberapa pihak bahkan yakin Islam telah masuk ke Nigeria sejak abad pertama Hijriah, sebagaimana disampaikan oleh ulama kelahiran Nigeria, Sheikh Dr. Abu-Abdullah Abdul-Fattah Adelabu yang mengatakan bahwa Islam sudah mencapai wilayah Sub Sahara termasuk Nigeria sejak abad pertama Hijriah melalui para pedagang muslim dan ekspedisi selama penaklukan oleh Bangsa Arab pimpinan Uqba bin Nafi (622–683) dari dinasti bani Umayah semasa Muawiyah dan Yazid, islam telah menyebar di Afrika Utara atau Magribi Al-Arabi termasuk wilayah yang kini dikenal sebagai Aljiria, Tunisia dan Maroko.

::: Masjid Sental Lagos ::: Lagos, bekas ibukota pemerintahan Nigeria dan kini menjadi Ibukota perdagangan Nigeria dengan penduduk mencapai 16 juta jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk mencapai 6% pertahun akan segera menggantikan Kairo sebagai kota terbesar di benua Afrika (telegraph.co.uk).
Islam juga masuk ke Nigeria di daerah barat daya yang berbahasa Yoruba semasa kekuasaan Mansa Musa dari Emperium Mali yang menyebarkan Islam berhadapan dengan kerajaan Emperium Yoruba di Nigeria. Pengaruh dari kebesaran dinasti Abbasiah (750-1258) turut memperkuat penyebaran Islam di daerah tersebut dan mengahiri kekuasaan Katholik di Afrika selama beberapa abad.

Namun demikian dari data tertulis yang sudah berhasil ditemukan oleh para peneliti, Islam masuk ke Nigeria di Abad ke 9. Arsip arsip yang ada menunjukkan bahwa islam sudah menjadi agama mayoritas dimasa kekuasaan Emperium Bornu dibawah kekuasaan Mai (Raja) Idris Alooma (1571-1603) meskipun kala itu masih banyak penduduk Nigeria yang menjalankan ritual keagamaan tradisional mereka. Dimasa itu muslim di Nigeria sudah menggunakan peradilan Islam, mendirikan masjid membangun penginapan di Mekah bagi jemaah haji mereka dan tentu saja penyelenggaraan ibadah haji.

Perang antar suku sempat terjadi di abad ke 19 antara suku Fulani Muslim melawan Kerajaan Hausa di Nigeria Utara, berahir dengan kemenangan dan terbentuknya emporium Fulani dengan ibukotanya di Sokoto. Wajar bila kini suku Hausa dan Fulani merupakan suku Islam terbesar di Nigeria. Disusul oleh Suku Yoruba.

Kini, meski Islam bukan satu satunya agama di Nigeria namun pengaruhnya cukup besar. Kehidupan beragama berjalan dengan baik termasuk penyelanggaraan peribadatan sehari hari hingga ke pengurusan penyelenggaran ibadah Haji, dan tidak terlalu aneh bila kegiatan kenegaraan di Nigeria pun dibuka dan ditutup dengan berdoa secara Islam sejak era 1990-an. Bahasa Arab turut mempengaruhi bahasa Nigeria termasuk penamaan hari yang kental dengan pengaruh bahasa Arab.

Nigeria secara kasar terbagi dua menjadi wilayah Islam di utara dan Kristen di Selatan, namun kerukunan di negara ini cukup baik meski sengketa dan perselisihan hingga kudeta dan pergantian kekuasaan tak henti mendera negara tersebut. Dan satu kelompok Islam yang menamakan dirinya Jamā'atu Ahlis Sunnah Lādda'awatih wal-Jihad)  atau lebih dikenal dalam bahasa Hausa sebagai Boko Haram didirikan oleh Muhammad Yusuf sejak tahun 2001 lalu melancarkan gerakan jihad untuk menegakkan syari’ah Islam di Nigeria hingga hari ini.***

Islam di Guinea


Masjid Agung Conarky di Ibukota Guinea (foto dari wikipedia)

Dimanakah letak Republik Guinea ?

Republik Guinea adalah sebuah negara di pantai barat benua Afrika bekas jajahan Prancis dengan nama resmi the Republic of Guinea, dalam bahasa Prancis disebut République de Guinée. Sebelum merdeka dikenal dengan nama French Guinea atau Guinée française, sejak merdeka hingga saat ini seringkali disebut sebagai Guinea-Conakry untuk membedakan dengan negara tetangganya yang sama sama bernama Guenea yakni Guinea-Bissau dan the Republic of Equatorial Guinea.

Negara berpenduduk 10,057,975 jiwa dengan luas wilayah 246,000 kilometer persegi ini membentuk seperti bulan sabit diantara negara negara tetangganya. Hampir keseluruhan wilayahnya membentang di daratan Afrika hanya bagian baratnya saja yang menghadap ke samudera Atlantik. Conarki, ibukota negara ini merupakan salah satu kota yang menghadap ke Samudera Atlantik.


Guinea berbatasan dengan Samudera Atlantik di sisi barat, disebelah utara dengan Guinea-Bissau, Senegal, dan Mali, disebelah selatan bertetangga dengan Sierra Leone, Liberia, dan Pantai Gading (Côte d'Ivoire). Sungai Gambia yang membelah negara Senegal dan Gambia serta Sungai Niger yang mengalir hingga ke Siera Leone, berasal dari pegunungan pegungan Guinea.

Islam di Guinea

Penduduk Guinea Mayoritas beragama Islam, menjadikan negara ini sebagai salah satu negara berpenduduk muslim mayoritas di dunia. Penduduk di negara ini terdiri dari 24 (dua puluh empat) etnis dan suku terbesarnya dalah suku Fula (40%), Mandingo (30%), dan suku terbesar ketiganya adalah suku Susu (20%), nama suku yang terdengar aneh untuk orang Melayu, karena sama dengan nama minuman.

Merujuk kepada data statistik  tahun 2005 yang lalu, pemeluk Islam di Gyana mencapai 85% dari total penduduk negeri tersebut. Sebagian besar muslim Guineaa merupakan muslim Suni bermazhab Maliki dan aliran sufi Qodiri dan Tijanu. Guinea merupakan bekas negara jajahan Francis sejak 1891 namun pengarus Perancis di negara ini sangat lemah.

Guinea merdeka dari Prancis tahun 1958, Ahmed Sékou Touré, seorang muslim yang beraliran Marxist naik menjadi presiden pertama Guinea namun sama sekali tidak berpihak kepada Islam. Baru ketika populatirasnya merosot tajam di tahun 1970-an, dia mulai merapat ke berbagai institusi Islam untuk melegatimasi kekuasaannya. Touré's wafat di tahun 1984 dan jalinan kerjasama antara komunitas Islam yang merupakan mayoritas di negara tersebut terus terjalin hingga hari ini.

Masjid Agung Conarky

Di kota Conarky, Ibukota Guinea berdiri sebuah masjid agung bernama The Conakry Grand Mosque, Grande mosquée de Conakry, Mosquée Fayçal atau Masjid Agung Conarky yang merupakan masjid terbesar di Afrika Barat. Masjid ini berdiri di pusat kota Conarky bersebelahan dengan Rumah Sakit Donka Hospital di sisi timur Conakry Botanical Garden.

Masjid Agung Conarky dibangun semasa pemerintahan Ahmed Sékou Touré, dengan dana hibah dari Raja Fahd, Raja Saudi Arabia. Diresmikan dan dibukan untuk umum tahun 1982 sebagai masjid terbesar ke empat di benua Afrika dan terbesar di Afrika barat, mampu menampung 2500 (dua ribu lima ratus) jemaah di lantai atas untuk jemaah wanita dan 10,000 (sepuluh ribu) jemaah pria di lantai dasar, serta masih ada area di esplanade yang dapat menampung hingga 12,500 (dua belas ribu lima ratus) jemaah. Di taman masjid ini juga berdiri bangunan mausoleum (makam) bagi pahlawan nasional Guinea yakni Samori Ture, Sékou Touré (mantan presiden pertama) dan Alfa Yaya.

Sayangnya, masjid megah ini kurang mendapatkan perawatan yang memadai dari pemerintah Guinea. Meskipun sempat mendapatkan dana hibah sebesar 20 juta Found Guinea dari pemerintah Saudi Arabia di tahun 2003 lalu. Lebih mirisnya lagi masjid ini sempat menjadi saksi pembantaian terhadap para demonstran tanggal 2 Oktober 2009 yang menjadi sejarah kelam negara itu di masa merdeka.

2 Oktober 2009 terjadi demonstrasi besar besaran di negara tersebut oleh sekitar 50 ribu masa menentang pemerintahan Junta militer yang naik tahta setelah melakukan kudeta militer tahun 2008. Namun aksi demonstrasi yang memang dilarang oleh junta militer tersebut disambut dengan berondongan gas air mata dari aparat keamanan dan tak sampai disitu berondongan peluru tajam menewaskan 58 jiwa di area esplanade Masjid Agung Conarky ini. sementara lainnya tewas di stadion utama negara tersebut.***

Source : dari berbagai sumber


Baca juga